Utang Luar Negeri RI Turun jadi Rp6.912,83 Triliun

JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2024 sebesar USD424,1 miliar (Rp6.912,83 triliun. Secara tahunan tumbuh 5,4 persen, lebih rendah dibandingkan Oktober 2024 yang tumbuh sebesar 7,7 persen.

Penurunan ULN disebabkan karena perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan ULN swasta. Jumlah ULN pemerintah tercatat sebesar USD203 miliar, sedangkan ULN swasta tercatat sebesar USD194,6 miliar.

“ULN Pemerintah pada November 2024 secara tahunan tumbuh 5,4 persen, lebih rendah dibandingkan Oktober yang tumbuh 8,6 persen. Perkembangannya dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara internasional dan penarikan pinjaman luar negeri,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga  88 Persen Jamaah Haji Debarkasi Surabaya Sudah Tiba

Penarikan pinjaman luar negeri, tambah Denny, digunakan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah. Penggunaan ULN Pemerintah tetap diarahkan untuk mendukung belanja prioritas  untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Belanja prioritas antara lain untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, belanja administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Selain itu untuk belanja jasa pendidikan, konstruksi, jasa keuangan dan asuransi.

Sementara ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan 1,6 persen, kontraksinya lebih dalam dibandingkan bulan Oktober sebesar 1,4 persen. Kontraksi didorong ULN perusahaan bukan lembaga keuangan yang terkontraksi 1,7 persen.

ULN sektor swasta terbesar dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, pertambangan dan penggalian. ULN swasta maupun ULN pemerintah didominasi oleh utang jangka panjang, dengan pangsa mencapai 84,7 persen.

Baca Juga  SIG Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Rembang Melalui Program Semen Gresik Sahabat Petani

“BI menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 30,5 persen. Peran ULN akan dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dengan menimalkan risiko agar tidak mengganggu stabilitas perekonomian,” ujar Denny.  (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *