Tag: #BankIndonesia

  • Triwulan I-2025, Realisasi Belanja Fiskal Jatim Capai Rp 28,43 Triliun

    Triwulan I-2025, Realisasi Belanja Fiskal Jatim Capai Rp 28,43 Triliun

    JATIMPEDIA, Surabaya –  Realisasi Pendapatan APBD Jawa Timur hingga triwulan I/2025 meningkat, didorong oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 38 kabupaten/kota. Total pendapatan fiskal Provinsi Jawa Timur mencapai Rp 27,39 triliun.

    Jumlah itu meningkat sebesar 8,77 persen (yoy) dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 25,19 triliun.

    Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur Ibrahim.

    “Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara konsisten mengoptimalkan PAD dari sektor pajak maupun non-pajak,” ungkap Ibrahim.

    Ia melanjutkan, strategi peningkatan penerimaan pajak meliputi penguatan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Timur.

    Dalam rangka penyiapan opsen pajak, perluasan digitalisasi pembayaran, intensifikasi sosialisasi kepatuhan pajak, pemberian relaksasi pembebasan denda pajak terutama pada akhir tahun.

    “Serta pemanfaatan teknologi untuk memetakan potensi pajak baru,” ujarnya.

    Selain itu, lanjut Ibrahim, optimalisasi pendapatan non-pajak, juga terus dilakukan melalui peningkatan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

    “Kinerja belanja pemerintah menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan penerapan berbagai strategi untuk mengakselerasi realisasi belanja daerah,” sambung Ibrahim.

    Realisasi belanja fiskal di Jawa Timur hingga triwulan I/2025 tercatat sebesar Rp 28,43 triliun.

    Jumlah itu termoderasi dibandingkan realisasi triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 29,29 triliun.

    “Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh normalisasi belanja pemerintah pasca tahun politik untuk pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024,” bebernya.

    Namun demikian, lanjut Ibrahim, kontribusi belanja pemerintah terhadap aktivitas ekonomi pada triwulan laporan tetap terjaga.

    Utamanya pada realisasi belanja pegawai dalam rangka pembayaran gaji Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Kinerja ASN pada Maret lalu.

    Lebih lanjut Ibrahim menjelaskan, pertumbuhan belanja modal dibandingkan periode yang sama tahun lalu seiring dengan realisasi belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan untuk mendukung program swasembada pangan pemerintah.

    Sementara itu, lanjut Ibrahim, kondisi ketenagakerjaan Jawa Timur pada Februari meningkat dibandingkan Februari 2024 dan Agustus 2024.

    Hal ini tecermin dari penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) disertai peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2025 dibandingkan Februari 2024.

    “Penurunan TPT dibandingkan Februari 2024 seiring dengan pertumbuhan positif dan terjaganya ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2025. Sementara itu, penurunan TPT dibandingkan Agustus 2024 sejalan dengan peningkatan tenaga kerja informal pada sektor perdagangan,” jelasnya.

    Menurutnya, pada triwulan I/2025, kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur terpantau meningkat.

    Perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur tecermin dari peningkatan penyerapan tenaga kerja berdasarkan hasil Survei Kondisi Dunia Usaha – (SKDU) Bank Indonesia Jawa Timur pada triwulan laporan. (cin)

     

  • Hingga Juni 2025, Cadangan Devisa Capai 152,6 Miliar Dolar AS

    Hingga Juni 2025, Cadangan Devisa Capai 152,6 Miliar Dolar AS

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Cadangan Devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 mencapai 152,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar 152,5 miliar dolar AS.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan bahwa kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

    “Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Ramdan dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

    Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

    Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

    “Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Ramdan.(cin)

     

  • Gubernur BI : Proyeksi Ekonomi 2026 Pertimbangkan Kinerja Ekspor

    Gubernur BI : Proyeksi Ekonomi 2026 Pertimbangkan Kinerja Ekspor

    JATIMPEDIA, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2026 di kisaran 4,7-5,5 persen mempertimbangkan risiko pelambatan ekonomi global yang berdampak pada turunnya kinerja ekspor barang dan jasa.

    Meski proyeksi bank sentral lebih konservatif dibandingkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), BI meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mengarah pada titik tengah di angka 5,1 persen, bahkan mencapai 5,2 persen seperti baseline Kemenkeu, dengan berbagai syarat.

    “Kami memandang bahwa pertumbuhan akan bisa diangkat ke tingkat yang lebih tinggi dalam kisaran perkiraan tersebut, sejumlah langkah perlu ditempuh termasuk juga implementasi program Asta Cita yang digariskan pemerintah,” kata Perry dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis malam.

    Langkah pertama, perlunya kebijakan untuk semakin mendorong kinerja ekspor sebagai pertumbuhan ekonomi. Hal ini, ujar Perry, dapat ditempuh baik melalui perundingan tarif dengan Amerika Serikat (AS) maupun peningkatan dan perluasan kerja sama perdagangan dengan mitra dagang utama termasuk Tiongkok, ASEAN dan India.

    Kedua, mengakselerasi implementasi kebijakan reformasi struktural untuk meningkatkan investasi dan produktivitas bagi pertumbuhan ekonomi.

    “Sejumlah kebijakan dimaksud termasuk perbaikan iklim investasi dan iklim usaha, akselerasi hilirisasi pertambangan, pertanian dan sumber daya alam lainnya, serta peningkatan pendidikan, kewirausahaan serta riset dan inovasi,” kata Perry.

    Ketiga, kebijakan untuk meningkatkan permintaan domestik baik dari konsumsi maupun investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Hal ini dapat ditempuh melalui stimulus kebijakan fiskal, program sosial, Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, maupun alokasi anggaran untuk belanja modal dan program prioritas lainnya.

    Terakhir atau keempat, mengakselerasi digitalisasi ekonomi keuangan untuk mendorong efisiensi dan produktivitas pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan inklusi ekonomi bagi kesejahteraan rakyat.

    Perry juga menyampaikan komitmen Bank Indonesia untuk bersinergi dengan pemerintah tidak hanya menjaga stabilitas dan ketahanan ekonomi kita dari dampak global tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

    “Bank Indonesia all out untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena satu, kita turunkan suku bunga dua kali, kami akan turunkan lagi. Likuiditas kami tambah, beli SBN Rp130 triliun, insentif likuiditas kami tambah bahkan sudah Rp80 triliun, dan digitalisasi sistem pembayaran. Kami lakukan itu supaya pertumbuhannya bisa mengarah tidak hanya titik tengah 5,1 persen, kalau bisa ke 5,2 persen,” kata Perry.

    BI, Kemenkeu dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan pandangan yang berbeda mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam pembahasan asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2026.

    BI memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 4,7-5,5 persen pada 2026. Sementara proyeksi Kemenkeu yakni kisaran 5,2-5,8 persen dan Kementerian PPN/Bappenas 5,8-6,3 persen untuk tahun depan.(cin)

     

  • Mei 2025, Neraca Perdagangan Alami Surplus 4,30 Miliar Dolar AS

    Mei 2025, Neraca Perdagangan Alami Surplus 4,30 Miliar Dolar AS

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2025 positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Selasa (1/7), neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2025 mencatat surplus sebesar 4,30 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meningkat dibandingkan dengan surplus pada April 2025 sebesar 0,16 miliar dolar AS.

    “Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Ke depan, ujar Ramdan, Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

    Adapun surplus perdagangan pada Mei 2025 yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.

    Neraca perdagangan nonmigas pada Mei 2025 mencatat surplus sebesar 5,83 miliar dolar AS, seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar 23,50 miliar dolar AS.

    Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam seperti lemak dan minyak hewani/nabati, logam mulia dan perhiasan/permata, serta ekspor produk manufaktur seperti besi dan baja.

    Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

    Defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi sebesar 1,53 miliar dolar AS pada Mei 2025 sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas. (cin)

  • BI : Hingga 25 Juni 2025, Modal Asing Masuk Bersih Rp2,83 Triliun

    BI : Hingga 25 Juni 2025, Modal Asing Masuk Bersih Rp2,83 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik sebesar Rp2,83 triliun pada pekan keempat bulan ini, yakni periode transaksi 23-25 Juni 2025.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melalui keterangannya di Jakarta, Kamis, merinci bahwa jumlah tersebut terdiri dari modal asing masuk bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp1,29 triliun dan Rp3,68 triliun.

    Namun, terdapat modal asing keluar bersih di pasar saham sebesar Rp2,14 triliun. Dengan demikian, modal asing masuk bersih menjadi Rp2,83 triliun.

    Sejak awal tahun ini hingga 25 Juni 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,05 triliun dan Rp35,87 triliun. Sedangkan modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp40,80 triliun.

    Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun tercatat turun dari 81,06 basis point (bps) per 20 Juni 2025 menjadi 78,05 bps per 25 Juni 2025.

    Nilai tukar rupiah dibuka menguat di level Rp16.270 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (26/6), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Rabu (25/6) di level Rp16.285 per dolar AS.

    Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 97,68 pada akhir perdagangan Rabu (25/6).

    DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

    Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke level 6,63 persen pada Kamis (26/6) pagi, dari sebelumnya 6,67 persen pada akhir perdagangan Rabu (25/6).

    Sementara imbal hasil US Treasury Note 10 tahun turun ke level 4,291 persen pada akhir perdagangan Rabu (25/6).

    “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tutup Ramdan. (cin)

  • BI :  Pengguna QRIS Tembus 47,8 Juta dan Merchant 648.034

    BI : Pengguna QRIS Tembus 47,8 Juta dan Merchant 648.034

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS Tap mencapai 47,8 pengguna per Juni 2025.

    Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengatakan, sejak diluncurkan pada 14 Maret lalu kini QRIS Tap banyak digunakan oleh masyarakat.

    Layanan pembayaran digital berbasis Near Field Communication (NFC) ini memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi karena mereka cukup menempelkan ponsel ke mesin pemindai saat membayar.

    “Saat ini sudah mencapai 47,8 juta pengguna yang sudah memiliki fitur QRIS Tap,” ujarnya, dikutip Sabtu (21/6/2025).

    Pertumbuhan jumlah merchant yang menggunakan QRIS Tap juga bertambah.

    Ketika baru diujicoba, merchant yang menggunakan QRIS Tap baru 646 merchant. Kemudian saat diluncurkan pada pertengahan Maret, jumlahnya bertambah 3,6 kali lipat menjadi 2.353 merchant.

    “Saat ini posisi 6 Juni belum genap dua bulan, itu sudah meningkat 275 kali. Jadi saat ini jumlah merchantnya itu yang bisa menerima QRIS Tap, sudah mencapai 648.034 merchant,” ungkapnya.

    Oleh karenanya, ke depannya BI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait layanan pembayaran digital ini.

    “Kita akan memperkuat awareness daripada masyarakat paham bahwa, oh ada fitur baru yang namanya QRIS Tap. Dan juga itu sudah tersedia di aplikasi yang kita miliki dan juga di kanal pembayaran,” ucap Fili.

    Selain itu, BI juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para merchant serta memperluas penggunaan QRIS Tap di seluruh wilayah Indonesia.

    “Termasuk juga kita memperlengkapi ada training for trainer untuk 46 KPwDN (Kantor Perwakilan BI Dalam Negeri) kita sehingga nanti di daerah pun juga serentak bisa dilakukan. Dan kita juga akan terus melakukan transportasinya juga akan terus diperluas yang bisa menerima QRIS Tap,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, inovasi QRIS Tap menjadi salah satu inisiatif pengembangan teknologi sistem pembayaran seperti yang tercantum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030.

    Saat ini QRIS Tap sudah bisa digunakan untuk pembayaran tiket transportasi umum seperti MRT Jakarta, KRL, Damri, Royaltrans, hingga Transjakarta.

    Selanjutnya, QRIS Tap akan bisa digunakan di LRT Jabodebek dan angkutan umum daerah seperti Trans Metro Pasundan Bandung dan Trans Sarbagita Bali.

    Selain itu, QRIS Tap juga bisa digunakan di ritel, UMKM, layanan parkir, dan rumah sakit seperti RSUD Tarakan, RSCM Kencana, dan RSPAD Gatot Subroto Paviliun Kartika. (raf)

  • BI Pertahankan Suku Bunga BI-Rate di Level 5,5 Persen

    BI Pertahankan Suku Bunga BI-Rate di Level 5,5 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta  Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni 2025 yang diselenggarakan pada Selasa (17/6/2025) dan Rabu (18/6/2025) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) tetap berada pada level 5,5 persen.

  • Didukung BI, Hasil Pertanian Kelompok Tani Sumber Makmur Lamongan Meningkat

    Didukung BI, Hasil Pertanian Kelompok Tani Sumber Makmur Lamongan Meningkat

    JATIMPEDIA, Lamongan – Kelompok Tani Sumber Makmur 1 Desa Miru, Kecamatan Sekaran, Lamongan, berhasil mencapai peningkatan signifikan dalam produktivitas dan kesejahteraan petani berkat kerja sama strategis dengan Bank Indonesia.

    Program ini terbukti mampu menekan biaya produksi, meningkatkan jumlah produktivitas beras sehat dari 7 ton menjadi 10 ton per hektar, serta menambah nilai jual beras yang dihasilkan.

    Keberhasilan ini disampaikan oleh Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, saat mendampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, dalam Program BI Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren pada Sabtu (14/6) di Griyo Tani Desa Miru.

    Wabup Dirham menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama pentahelix yang melibatkan Pemerintah Desa, Bank Indonesia, Kelompok Tani, Universitas Brawijaya, dan media. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam mendukung kemajuan pertanian di Desa Miru.

    “Pertanian ini menyumbang PDRB terbesar di Lamongan, tentunya pengembangan sektor pertanian khususnya padi dan tanaman organik menjadi hal yang sangat penting, di mana selain sisi ekonomi meningkat, kesejahteraan petani juga semakin meningkat. Ini harus kita support dan pertahankan, juga kita kembangkan,” ujar Wabup Dirham.

    Ia juga menyoroti peran penting Sumber Daya Manusia (SDM) tani yang memiliki semangat dan kemauan belajar, didukung oleh berbagai pihak. Hal ini memungkinkan adanya inovasi pertanian hingga penerapan digital farming dengan penggunaan drip irrigation untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

    Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, menjelaskan bahwa Kelompok Tani Sumber Makmur 1 dipilih karena Bank Indonesia melihat potensi besar, terutama potensi SDM dengan minat belajar yang tinggi dan sangat bisa dikembangkan. (sat)

  • Sepekan Terakhir Modal Asing Keluar Sebesar Rp4,48 Triliun

    Sepekan Terakhir Modal Asing Keluar Sebesar Rp4,48 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran keluar modal asing dalam minggu ini yang dilaporkan Jumat (6/6/2025). Berdasarkan data transaksi tanggal 2-4 Juni 2025, terjadi jual bersih oleh investor asing sebesar Rp4,48 triliun.

    Rinciannya, jual bersih di pasar saham mencapai Rp3,98 triliun dan pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp5,69 triliun. Sementara, pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih terjadi beli bersih sebesar Rp5,19 triliun.

    Sepanjang tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 4 Juni 2025, BI mencatat jual bersih oleh investor asing. Jual beli bersih di pasar saham mencapai Rp46,67 triliun dan di pasar SRBI Rp19,34 triliun.

    Di pasar SBN, BI mencatat beli neto sebesar Rp46,70 triliun sepanjang Januari hingga 4 Juni 2025.  Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun, pada 5 Juni turun ke 6,78 persen dari sebelumnya 6,81 persen.

    Aliran keluar masuk modal asing serta imbal hasil SBN tersebut memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, pengaruh faktor eksternal seperti data ekonomi AS yang dirilis semalam serta perkembangan geopolitik juga memberikan dampaknya.

    Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pada Kamis (5/6/2025) kemarin berada di posisi Rp16.284 per dolar AS. Rupiah menguat 0,06 persen atau 10 poin terhadap mata uang dolar. (cin)

  • Hingga April, BI Catat Transaksi QRIS Naik 154,86 Persen

    Hingga April, BI Catat Transaksi QRIS Naik 154,86 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melonjak 154,86 persen secara tahunan (yoy) pada April 2025.

    “Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 154,86 persen (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu.

    Secara keseluruhan per April 2025, transaksi pembayaran digital tercatat mencapai 3,79 miliar transaksi atau tumbuh 31,50 persen (yoy) didukung peningkatan seluruh komponen.

    Dari komponen tersebut, volume transaksi aplikasi mobile dan internet terus tumbuh masing-masing sebesar 33,14 persen (yoy) dan 8,65 persen (yoy).

    Kemudian dari sisi infrastruktur, BI mencatat volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 335,34 juta transaksi atau tumbuh 42,91 persen (yoy), dengan nilai mencapai Rp849,51 triliun.

    “Volume transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS turun sebesar 2,91 persen (yoy) menjadi 724,03 ribu transaksi dengan nilai Rp15.293,92 triliun. Sementara dari sisi pengelolaan uang rupiah, uang kartal yang diedarkan (UYD) tumbuh 7,28 persen (yoy) menjadi Rp1.135,22 triliun pada April 2025,” jelas Perry.

    Ke depan, Perry mengatakan bahwa BI akan terus memperluas kerja sama sistem pembayaran antarnegara, termasuk kerja sama QRIS dengan sejumlah negara dan interkoneksi BI-FAST dalam inisiatif Nexus dengan beberapa negara.

    Saat ini layanan QRIS sudah bisa digunakan di tiga negara, yakni Malaysia, Thailand, dan Singapura. (cin)