Tag: #ojk

  • Ratusan ASN Probolinggo Ikuti ToT Literasi Keuangan OJK

    JATIMPEDIA,  Probolinggo  – Sebanyak 250 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Probolinggo mengikuti Training of Trainers (ToT) literasi keuangan dan pasar modal yang digelar OJK Malang bekerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Jumat (11/7/2025).

    Bertempat di Puri Manggala Bakti Kota Probolinggo, kegiatan ini mengusung tema “Save Smart, Live Better”, sejalan dengan program tematik TPAKD tahun 2025: Akselerasi Pemanfaatan Produk dan Layanan Pasar Modal.

    Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, dalam sambutannya mengingatkan para ASN agar berhati-hati terhadap investasi ilegal.

    “Daripada gaji hilang karena investasi bodong, lebih baik investasikan di instrumen legal yang diawasi lembaga berwenang,” ujarnya.

    Farid juga mengapresiasi pertumbuhan penyaluran kredit di Kota Probolinggo yang tercatat sebesar 41,22 persen (yoy) per April 2025. Menurutnya, angka tersebut mencerminkan geliat positif aktivitas ekonomi daerah.

    Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, yang turut hadir, mengingatkan bahwa jabatan struktural sering kali menjadi sasaran empuk investasi bodong.

    “Karena itu, ASN harus bijak memilih produk investasi dan mampu menjadi agen literasi keuangan bagi perangkat di bawahnya,” pesannya.

    Peserta ToT juga mendapatkan materi perencanaan keuangan menjelang pensiun dari Certified Financial Planner, edukasi keuangan dari OJK, serta pengenalan produk investasi pasar modal dari Mirae Asset Sekuritas.

    ToT ini menjadi bagian dari rangkaian Bulan Literasi Keuangan 2025 yang diharapkan mampu mendorong ASN mengelola keuangan pribadi dengan bijak serta membentuk budaya investasi sehat di lingkungan birokrasi. (sat)

  • Juni 2025, Pembiayaan Korporasi Bank Mega Syariah Tumbuh 30,24 Persen

    Juni 2025, Pembiayaan Korporasi Bank Mega Syariah Tumbuh 30,24 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Mega Syariah mencatat penyaluran pembiayaan korporasi hingga Juni 2025 mencapai lebih dari Rp4,4 triliun atau tumbuh lebih dari 30,24 persen secara tahunan (year on year/yoy).

    Jumlah tersebut mencapai lebih dari 46,29 persen dari total pembiayaan Bank Mega Syariah yang sebesar Rp9,5 triliun.

    Corporate & Business Banking Division Head Bank Mega Syariah Guritno dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa penyaluran pembiayaan pada segmen korporasi tetap memberikan kontribusi maksimal terhadap bisnis bank.

    Catatan positif ini juga didukung oleh strategi bank dalam memperluas segmen business-to-business-to-consumer (B2B2C).

     

    “Kami melihat peluang besar pada pembiayaan sektor industri infrastruktur, pembangkit listrik, agribisnis, mineral, energi dan hilirisasi industri melalui structured finance atas kebutuhan investasi dan modal kerja bagi konglomerasi besar dan institusi yang kredibel, baik BUMN maupun swasta,” kata Guritno.

    Ia menambahkan, kehadiran syndication desk di Bank Mega Syariah akan memperkuat pertumbuhan portofolio pembiayaan melalui pembiayaan sindikasi untuk bersinergi dengan bank dan institusi keuangan lain.

    Untuk menjaga kualitas pembiayaan, imbuh Guritno, Bank Mega Syariah senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dengan strategi penerapan manajemen risiko yang selektif dan prudent.

    Hal ini dilakukan dengan berfokus pada perusahaan yang mempunyai profil risiko rendah namun mempunyai kapasitas keuangan dan daya tahan yang kuat, terutama di kondisi perekonomian yang penuh tantangan seperti saat ini.

    “Kami fokus pada sektor-sektor dan nasabah yang memiliki risiko rendah namun berpotensi memberikan margin yang optimal, sehingga pertumbuhan bisnis tetap selaras dengan prinsip kehati-hatian,” kata Guritno.

     

    Selain itu, ia menambahkan bahwa pengembangan portofolio nasabah eksisting yang berkinerja baik juga terus dilakukan serta monitoring kualitas pembiayaan guna menjaga kualitas portofolio secara berkelanjutan.

    Guritno melihat prospek penyaluran pembiayaan untuk segmen korporasi pada tahun ini masih akan menjadi primadona bagi perbankan, terutama pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur dan hilirisasi yang menjadi pendorong pertumbuhan portofolio pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini selaras dengan tren industri perbankan.

    Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2025, kredit korporasi secara nasional tumbuh 11,92 persen (yoy).

    Melihat tren tersebut, Bank Mega Syariah pun optimistis penyaluran pembiayaan korporasi dapat mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan capaian 2024. (cin)

  • Program Cicil Gadai Emas BSI Tumbuh 92,5 Persen

    Program Cicil Gadai Emas BSI Tumbuh 92,5 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan pertumbuhan bisnis cicil emas dan gadai emas sebesar 92,52 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 16,43 triliun per Mei 2025.

    Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna merinci, komponen cicil emas BSI naik 175,13 persen YoY menjadi Rp 8,89 triliun, sementara gadai emas juga meningkat 42,18 persen YoY ke angka Rp 7,54 triliun.

    “Sedangkan BSI Emas melalui Byond by BSI mencapai Rp 1,11 triliun atau tumbuh 21,55 persen,” kata Anton dalam keterangannya, Kamis (10/7/2025).

    Baca Juga: Perkuat Ekosistem dan Dukung Percepatan Transformasi Industri Indonesia Timur lewat Manufacturing Surabaya 2025

    Menurutnya, peningkatan tersebut terjadi seiring tren masyarakat yang mulai membeli emas sebagai salah satu pilihan investasi untuk kebutuhan masa mendatang.

    Selain itu, harga logam mulia itu juga disebutnya meningkat signifikan 24,8 persen sepanjang tahun berjalan.

    Hal ini tecermin dari emas keluaran Antam yang dibanderol Rp 1.902.000 per gram, Kamis (10/7/2025).

    Anton lantas menjelaskan bahwa perseroan belum lama ini menggelar BSI International Expo 2025 sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi masyarakat untuk memiliki emas.

    Dalam pergelaran yang berlangsung pada 26-29 Juni 2025 itu, antusiasme masyarakat untuk cicil emas mencapai Rp 11,2 miliar dan BSI Emas mencapai Rp 6,2 miliar.

    “Untuk itu, perseroan akan terus menyasar segmen potensial produk emas, salah satunya adalah nasabah pegawai berpenghasilan tetap khususnya yang menerima pembayaran gaji melalui rekening BSI,” tuturnya.

    Sebelumnya, BSI juga mencatat bahwa pendapatan dari bisnis emas turut menopang peningkatan pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI) perseroan pada kuartal I/2025 lalu.

    Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyastika Ananta menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pendapatan komisi BSI meningkat sebesar 39,3 persen menjadi Rp 1,7 triliun.

    Komposisi rasio fee based juga naik dari 16,91 persen YoY menjadi 20,35 persen per Maret.

    “Ini turut menopang laba bersih perseroan tumbuh 10 persen menjadi Rp 1,88 triliun pada kuartal I/2025,” katanya. (cin)

  • 71,82 Juta Rekening Bank Umum Jatim Dijamin LPS

    71,82 Juta Rekening Bank Umum Jatim Dijamin LPS

    JATIMPEDIA, Surabaya – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan cakupan penjaminan terhadap rekening perbankan umum di Jawa Timur sebanyak 71,82 juta rekening.

    “Untuk Jawa Timur LPS sudah menjamin 71,82 juta rekening,” kata Kepala Kantor Perwakilan LPS II Surabaya Bambang S Hidayat di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.

    Kalau secara nasional untuk rekening di bank umum LPS telah menjamin 626,76 juta rekening.

    Kemudian, untuk jumlah rekening Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) di Jawa Timur yang telah dijamin oleh LPS sebanyak 2,58 juta rekening. Sedangkan skala nasional LPS telah menjamin 15,71 juta rekening BPR/BPRS.

     

    “LPS senantiasa menjaga kepercayaan terhadap industri perbankan melalui kecukupan penjaminan simpanan,” ujar dia.

    Penjaminan ini, dikatakannya sebagai bentuk perlindungan yang diberikan LPS kepada pemilik rekening, apabila sewaktu-waktu perusahaan perbankan mengalami permasalahan.

     

    “Yang perlu saya katakan adalah apabila ada informasi terkait suatu bank yang bermasalah, prinsip pertama tidak perlu panik, karena bagaimanapun juga di situ ada fungsi dan peran LPS,” ujarnya.

    Dia juga menjelaskan bahwa LPS memiliki komitmen dalam mempercepat pembayaran klaim simpanan nasabah bank yang dilikuidasi dari semula 14 hari menjadi 5 hari kerja.

    “Rata-rata dari tahun ke tahun pembayaran klaim peminjaman simpanan semakin cepat,” ucapnya.

    Selain itu, Bambang menyatakan jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), LPS berwenang melakukan penanganan terhadap bank berstatus Bank Dalam Resolusi (BDR).

     

    “LPS dapat melakukan penjajakan kepada bank yang berminat untuk mengambil alih seluruh, atau sebagian aset dan kewajiban bank serta penjajakan kepada calon investor, dimana sebelumnya LPS tidak memiliki kewenangan ini,” katanya.

    Sebagai implementasi atas kewenangan tersebut, LPS kemudian melakukan berbagai upaya penyehatan bank antara lain dengan menggandeng calon investor untuk menjadi investor.

    Melalui undang-undang itu juga, fungsi LPS sebagai otoritas resolusi bank bukan sekedar menjadi paybox dan loss minimizer, tetapi telah meningkat menjadi fungsi risk minimizer.

    “Di mana kewenangan LPS juga telah dilengkapi dengan fungsi surveilans dan early involvement dengan tetap berkolaborasi bersama otoritas pengawas perbankan,” ucapnya. (cin)

  • Triwulan I-2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Sebesar Rp89,9 Triliun

    Triwulan I-2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Sebesar Rp89,9 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI mencatatkan portfolio pembiayaan hijau (green financing) mencapai Rp89,9 triliun pada triwulan I 2025.

    Angka tersebut meningkat 8,18 persen secara tahunan (yoy), seiring dengan transformasi hijau yang semakin menjadi fokus industri perbankan nasional.

    “Apabila dirinci, portofolio pembiayaan hijau BRI mencakup beragam sektor strategis, termasuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan senilai Rp61,16 triliun, produk ramah lingkungan Rp7,80 triliun, energi terbarukan Rp6,47 triliun, serta transportasi hijau senilai Rp3,55 triliun, bangunan hijau, dan proyek lingkungan lainnya,” jelas Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Hery mengatakan, secara keseluruhan BRI telah menjadi bank dengan portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) terbesar di Indonesia dengan nominal mencapai Rp796 triliun hingga akhir triwulan I 2025. Pembiayaan ini mencakup pembiayaan hijau, pembiayaan UMKM, serta investasi di ESG-based Corporate Bonds.

    Jumlah tersebut setara dengan 64,16 persen dari total portofolio pembiayaan dan investasi obligasi korporasi (corporate bonds) BRI.

    Hery mengungkapkan BRI akan terus memperkuat komitmen terhadap prinsip ESG melalui peningkatan pembiayaan hijau yang inklusif.

    “Pertumbuhan portofolio Green Financing BRI mencerminkan upaya nyata perseroan dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air,” ujarnya.

    Sebagai bagian dari agenda Environmental, Social, and Governance (ESG), Perseroan secara konsisten menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor yang berdampak positif terhadap lingkungan, seperti energi terbarukan, pertanian ramah lingkungan, pengelolaan air dan limbah, serta efisiensi energi.

    Di sisi lain, BRI juga terus memperkuat tata kelola keberlanjutan di internal perusahaan sebagai bentuk adaptasi terhadap tuntutan global akan praktik keuangan yang bertanggung jawab.

    Kemudian dari sisi pendanaan, BRI mencatat total pendanaan wholesale sebesar Rp111,79 triliun pada triwulan I 2025, dengan 39,66 persen di antaranya berasal dari instrumen berbasis ESG.

    Komposisi ini mencakup penerbitan Green Bond dalam tiga fase dengan total Rp13,5 triliun, serta sustainability-linked loan senilai 1 miliar dolar AS yang menjadi peluncuran pertama di sektor keuangan Asia untuk mendukung peningkatan komposisi pembiayaan mikro.

    Sebagai bagian dari strategi adaptif dalam manajemen portofolio, BRI juga menerbitkan inclusivity-based securities seperti Medium Term Notes dan Subordinated Bonds yang dialokasikan untuk UMKM, korporasi ultra mikro, serta individu berpenghasilan rendah.

    “Dengan integrasi prinsip ESG dalam seluruh rantai nilai pembiayaan dan pendanaan, BRI terus memperkuat perannya sebagai bank dengan misi keberlanjutan yang menyeluruh,” tutup Hery.(cin)

     

  • Hingga Mei 2025, Pembiayaan Hijau BNI Capai Rp13,37 Triliun

    Hingga Mei 2025, Pembiayaan Hijau BNI Capai Rp13,37 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung agenda transisi energi di Indonesia. Hingga Mei 2025, portofolio pembiayaan hijau perseroan tercatat sebesar Rp13,37 triliun, atau setara dengan 18,19% dari total portofolio kredit hijau BNI. Angka ini tumbuh 2,9% secara year-to-date (YtD).

    Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, pertumbuhan pembiayaan hijau tersebut didorong oleh ekspansi BNI pada proyek-proyek energi bersih, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dan biogas.

    “Sebagai bagian dari strategi berkelanjutan BNI untuk mengelola eksposur terhadap sektor dengan intensitas karbon tinggi, kami terus mengurangi porsi pembiayaan untuk sektor migas dan batubara. Sebaliknya, pembiayaan untuk sektor energi terbarukan terus kami tingkatkan,” ujar Okki dalam keterangan tertulisnya.

    Okki menambahkan, ke depan BNI melihat potensi pembiayaan di sektor green energy sangat menjanjikan. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan global dan nasional terhadap energi yang lebih bersih dan efisien, serta dukungan dari kebijakan pemerintah seperti peta jalan Net Zero Emission 2060 dan taksonomi hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Menurutnya, BNI juga mencermati meningkatnya kebutuhan pembiayaan ramah lingkungan dari para pelaku usaha, baik dari kalangan korporasi maupun pelaku UMKM.

    “BNI aktif memperkuat peran sebagai katalis dalam pengembangan pembiayaan hijau nasional. Ini kami wujudkan melalui penguatan berbagai instrumen pendanaan, seperti penerbitan green bonds, serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proses pembiayaan,” jelasnya.

    Sebagai bagian dari upaya pengelolaan risiko iklim, BNI juga telah melaksanakan uji ketahanan risiko iklim (climate risk stress testing/CRST) terhadap 50% portofolio kredit pada tahun 2024. Inisiatif ini akan diperluas hingga mencakup 100% portofolio kredit pada tahun 2025.

    “Langkah ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi risiko perubahan iklim dan memperkuat ketahanan serta daya saing ekonomi nasional di era ekonomi hijau,” pungkas Okki.

    Dengan berbagai langkah strategis ini, BNI menegaskan komitmennya untuk terus mendorong transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.(cin)

     

  • BNI Raih Dua Penghargaan di GovMedia Awards 2025

    BNI Raih Dua Penghargaan di GovMedia Awards 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengantongi dua penghargaan dalam ajang GovMedia Conference & Awards 2025 yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura.

    Penghargaan yang diraih meliputi kategori Indonesia Digital Transformation of the Year – Finance atas dukungan BNI terhadap agenda digitalisasi pemerintah melalui proyek-proyek Govtech, serta Indonesia Public Sector Initiative of the Year – Finance berkat inovasi BNI Smart Ecosystem.

    Direktur Corporate Banking BNI Agung Prabowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan apresiasi ini menjadi motivasi bagi BNI untuk terus memperkuat kolaborasi dengan instansi pemerintah, terutama dalam pemanfaatan teknologi digital.

    “Kami meyakini sinergi antara sektor perbankan dan pemerintah menjadi kunci dalam mendorong percepatan transformasi layanan publik di Indonesia,” ujarnya.

     

    GovMedia Awards merupakan ajang prestisius yang memberikan penghargaan atas inisiatif-inisiatif inovatif dari, untuk, dan bersama instansi pemerintah di kawasan Asia Pasifik. Penjurian dilakukan oleh panel independen dari firma akuntansi global ternama seperti KPMG, PwC Singapore, dan EY Consulting.

    Salah satu inovasi utama BNI yang mendapatkan pengakuan dalam ajang GovMedia Awards adalah BNI Smart Ecosystem, sebuah solusi digital terintegrasi untuk sektor kesehatan, pendidikan, dan kawasan.

    Solusi tersebut menggabungkan layanan keuangan, teknologi informasi, dan sistem manajemen berbasis digital untuk mendorong efisiensi dan transparansi layanan publik

    Agung menambahkan capaian positif BNI dalam aspek digitalisasi melalui layanan BNIdirect. Pada kuartal I-2025, nilai transaksi melalui BNIdirect melonjak 33,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp2.374 triliun.

    Jumlah transaksi meningkat 16,4 persen (yoy) menjadi 337 juta transaksi, dengan pertumbuhan jumlah pengguna mencapai 188.000 akun.

     

    “Dengan pencapaian ini, BNI kian mengukuhkan posisinya sebagai mitra strategis pemerintah dan pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur keuangan digital yang inklusif, efisien, dan berdampak langsung pada peningkatan layanan publik,” tutur Agung. (cin)

  • Transformasi Bank BRI Tarik Minat Investor Global

    Transformasi Bank BRI Tarik Minat Investor Global

    JATIMPEDIA, Jakarta – Transformasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mampu menarik minat investor global, tecermin dari keputusan JPMorgan Chase & Co, yang secara signifikan menambah porsi kepemilikannya di saham BBRI sepanjang kuartal II 2025.

    Berdasarkan data Bloomberg, JPMorgan membeli 117,42 juta saham BRI selama April hingga Juni 2025, menjadikan total kepemilikan mereka mencapai 1,54 miliar saham.

    Aksi beli ini mencerminkan pembalikan arah strategi JPMorgan yang sebelumnya menjual lebih dari 500 juta saham BRI pada kuartal I tahun ini.

    Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menilai langkah JPMorgan menambah saham BBRI mencerminkan market trust terhadap arah transformasi dan fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat.

     

    “Meskipun, saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” kata Reza.

    Optimisme pasar terhadap BRI juga didukung oleh konsensus analis.

    Mengutip Bloomberg, sebanyak 31 analis merekomendasikan beli, 5 tahan, dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan sebesar Rp4.703,61.

    Hal ini memberikan potensi imbal hasil sebesar 27,1 persen dari harga pada awal bulan ini, Selasa (1/7/2025).

    Sementara itu, Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan pihaknya tetap fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan SDM.

     

    Meski kinerja saham masih terkoreksi, dengan harga per 1 Juli 2025 ditutup di level Rp3.700 per lembar, namun aksi JPMorgan diyakini menunjukkan bahwa investor institusional melihat sesuatu yang lebih mendasar, yaitu fondasi kuat dan strategi transformasi jangka panjang BRI.

    Transformasi BRI pun dikatakan sejalan dengan koridor pembangunan nasional Astacita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sekaligus menunjukkan keseriusan BRI dalam menjalankan mandat sebagai bank milik negara dan rakyat Indonesia. (cin)

  • PNM Terbitkan ‘Orange Bonds’ Pertama di Indonesia

    PNM Terbitkan ‘Orange Bonds’ Pertama di Indonesia

    JATIMPEDIA,  Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali mencatat tonggak bersejarah dalam industri keuangan nasional.  Perusahaan milik negara ini resmi menerbitkan Orange Bonds (instrumen pembiayaan) pertama di Indonesia yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.

    Obligasi senilai total Rp6 triliun dan sukuk Rp10 triliun ini diterbitkan dalam skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Instrumen ini memiliki visi sosial untuk menjangkau perempuan prasejahtera melalui program pemberdayaan ultra mikro.

    Penerbitan ini tidak hanya langkah finansial, tapi juga bentuk nyata keuangan berkelanjutan dan inklusif. Orange Bonds PNM selaras dengan UN SDGs nomor 5 tentang kesetaraan gender.

    Langkah ini juga menjawab kebutuhan pendanaan besar untuk mencapai target-target pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Saat ini kebutuhan tersebut mencapai Rp24.000 triliun hingga 2030.

    Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyebut langkah ini sebagai wujud komitmen dalam menghadirkan keuangan berdampak. “Orange Bonds menjadi alat investasi sekaligus penggerak transformasi sosial,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).

    Dijelaskan, dana hasil obligasi akan dialokasikan ke program PNM Mekaar dan PNM Mekaar Syariah. Program ini menjangkau perempuan unbankable di berbagai wilayah Indonesia.

    Pada tahap pertama, PNM menghimpun dana Rp1 triliun dari penerbitan obligasi. Seri A, B, dan C ditawarkan dengan kupon kompetitif mulai dari 6,25 persen hingga 6,85 persen per tahun.

    Untuk Sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Orange, PNM menerbitkan Rp1,75 triliun dalam tiga seri. Sukuk ini mendukung prinsip syariah dengan imbal hasil setara dengan obligasi.

    Penerbitan mendapat peringkat idAAA dan idAAAsy dari PEFINDO. Artinya, prospek keuangan PNM sangat kuat meski berada di tengah ketidakpastian global.

    PNM juga didukung oleh Impact Investment Exchange (IIX), bagian dari Orange movement global. Kolaborasi ini memperluas jangkauan investor sosial di pasar modal Indonesia.

    Distribusi efek dilakukan secara elektronik pada 8 Juli 2025 dan tercatat di BEI pada 9 Juli 2025. Bunga dibayarkan triwulanan sejak tanggal emisi.

    Arief menegaskan komitmen memperkuat peran perempuan pengusaha ultra mikro melalui digitalisasi. Selain itu, pelatihan dan penguatan ekosistem. (cin)

  • Ini Strategi Bank Mandiri Taspen Jaga Struktur Pendanaan

    Ini Strategi Bank Mandiri Taspen Jaga Struktur Pendanaan

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Mandiri Taspen menjadikan penerbitan obligasi sebagai strategi dalam memperkuat struktur pendanaannya, sekaligus dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil.

    Bank yang berfokus pada segmen pensiunan ini menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2025 senilai total Rp3 triliun, dengan tahap pertama senilai Rp1,5 triliun yang akan diterbitkan pada bulan Juli 2025. Obligasi ini merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB).

    Direktur Finance, Risk, and Operations Bank Mandiri Taspen Putu Apriyanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan penerbitan obligasi tersebut mendapatkan sambutan positif yang signifikan dari pasar, bahkan mencatat oversubscribe.

    Hal itu diyakini mencerminkan minat dan kepercayaan investor terhadap kinerja dan fundamental perusahaan.

    “Respons positif yang diterima tidak hanya mencerminkan keyakinan terhadap fundamental dan prospek Bank Mandiri Taspen, tetapi juga merupakan dukungan nyata terhadap penguatan ekosistem pensiunan nasional,” kata Putu.

    Dia menambahkan penerbitan obligasi itu tidak hanya berfungsi sebagai instrumen investasi, tetapi juga sebagai komponen kunci dari strategi pendanaan jangka panjang.

    Strategi itu dirancang untuk mendukung perluasan kredit pensiun yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka di masa pensiun.

    Putu pun menyampaikan apresiasi kepada para nasabah dan deposan. “Kontribusi para deposan dalam memperkuat struktur likuiditas turut menjadi fondasi yang memungkinkan kami menjaga stabilitas serta memperluas jangkauan layanan ke komunitas pensiunan di seluruh Indonesia,” ujarnya pula.

    Sebagai bagian dari visi strategis untuk menjadi Undisputable Leader in Senior Citizen Ecosystem, Bank Mandiri Taspen berupaya untuk menciptakan ekosistem yang holistik dan berkelanjutan.

    Ekosistem itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan finansial lansia serta memberikan mereka akses ke berbagai sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.(cin)