Tag: #BBCA

  • Februari 2025, Laba Bersih BCA Naik 8,4 Persen

    Februari 2025, Laba Bersih BCA Naik 8,4 Persen

    JATIMPEDIA,  Jakarta  – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA membukukan laba bersih periode berjalan bank only tumbuh 8,43% year on year (yoy) pada Februari 2025. Beberapa faktor menyokong perkembangan laba dalam dua bulan di awal tahun ini.

    Mengacu laporan keuangan BBCA pada Minggu (16/3/2025), perolehan laba setidaknya didukung kinerja positif dari sisi produksi kredit, keberhasilan menekan beban bunga, hingga dukungan pendapatan komisi/fee.

    Sebagai gambaran, penyaluran kredit dan pembiayaan dari bank berlogo cengkeh ini tumbuh tinggi di level 13,98% yoy menyentuh Rp 900,65 triliun pada Februari 2025. Adapun pada periode sama tahun sebelumnya, kredit dibukukan sebesar Rp 790,19 triliun.

    Kecepatan produksi kredit itu juga yang selanjutnya mengalir ke pendapatan bunga BCA. Perolehan pendapatan bunga sampai dalam dua bulan mencapai Rp 14,86 triliun atau meningkat 5,03% yoy.

    Di samping itu, BBCA berhasil memangkas beban bunga 1,57% yoy menjadi Rp 1,99 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) berhasil dikerek naik 6,13% yoy menjadi Rp 12,87 triliun.

    Rapor hijau juga dicatatkan BCA dari sisi pendapatan komisi/fee yang tumbuh 6,68% (yoy) menjadi Rp 2,98 triliun. Sedangkan pos beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) terpantau meningkat 8,27% yoy menjadi Rp 604,79 triliun.

    Dengan demikian, BBCA melaporkan laba operasional naik 8,61% yoy menjadi Rp 11,09 triliun. Selanjutnya dicetak sebagai laba bersih periode berjalan bank only bertumbuh 8,43% yoy menjadi Rp 8,97 triliun pada Februari 2025.

    BCA sampai dengan Februari 2025 juga mencatat total aset mencapai Rp 1.427,41 triliun atau meningkat 4,30% yoy. Hal ini sejalan dengan kinerja penyaluran kredit dan peningkatan pada surat berharga yang dimiliki.

    Sedangkan liabilitas bergerak 3,33% yoy menjadi Rp 1.164,91 triliun. Adapun ekuitas meningkat 8,83% yoy menjadi Rp 262,49 triliun, selaras dengan laba bersih yang dihasilkan. Dengan kinerja tersebut, BCA mencatat return on asset (ROA) 0,63% dan return on equity (ROE) 3,42%.,

    Di sisi lain, kinerja pendanaan BBCA kurang bergairah. Dana pihak ketiga (DPK) cuma tumbuh 3,89% yoy menjadi Rp 1.117,67 triliun hingga Februari 2025. Namun, perkembangan DPK bertumpu pada dana murah berupa giro dan tabungan.

    Penghimpunan dana dari giro tumbuh 6,22% yoy menjadi Rp 352,91 triliun. Sedangkan penghimpunan dana masyarakat melalui instrumen tabungan naik 5,63% yoy menjadi Rp 568,59 triliun. Sisanya deposito -4,42% yoy menjadi Rp 196,16 triliun.

    Dengan komposisi tersebut, penghimpunan dana murah BCA masih tumbuh 5,85% yoy menjadi Rp 921,50 triliun. Menjadikan rasio current account saving account (CASA) kian tangguh dari posisi 80,92% menjadi 82,45%. (cin)

  • Hingga Mei 2024, Laba Bersih BCA Tembus Rp 21,63 Triliun

    Hingga Mei 2024, Laba Bersih BCA Tembus Rp 21,63 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA membukukan laba bersih periode berjalan (individu) sebesar Rp 21,63 triliun atau bertumbuh 11,65% year on year (yoy) pada Mei 2024. Laba konsisten bertumbuh dalam kisaran double digit dalam kurun tiga bukan belakangan.

    Perolehan laba BCA ditopang kinerja penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh di atas rata-rata perbankan nasional, beban bunga yang terkontrol meski dihadapkan era suku bunga tinggi, serta keberhasilan perusahaan dalam menekan beban operasional lainnya.

    Mengacu laporan keuangan BCA pada Mei 2024, total kredit dan pembiayaan yang diberikan mencapai Rp 826,72 triliun atau masih tumbuh dalam kisaran tinggi yaitu 15,92%. Pada periode sama tahun sebelumnya, kredit BCA tercatat sebesar Rp 713,19 triliun.

    Tren kredit perseroan sebenarnya tumbuh melambat jika dibandingkan dua bulan sebelumnya atau pada Maret-April 2024 yang sempat melesat secara yoy masing-masing sebesar 17,00% dan 16,52%. Namun demikian, kredit Mei 2024 yang naik 15,92% masih di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional yang sebesar 12,15%, sesuai laporan Bank Indonesia (BI).

    Peningkatan kapasitas fungsi intermediasi itu juga yang mendongkrak pendapatan bunga perseroan 7,51% menjadi Rp 35,88 triliun. Emiten berkode saham BBCA tersebut juga mencatat beban bunga sebesar Rp 4,88 triliun atau naik 11,81%, seiring bayang-bayang biaya dana tinggi.

    Keberhasilan BBCA tersebut didukung oleh kemampuan dalam menghimpun dana murah (current account saving account/CASA) mencapai Rp 895,31 triliun, kendati tercatat hanya tumbuh 5,40% (yoy). Tren CASA Ini juga mendorong total dana pihak ketiga (DPK) ikut terkerek 5,13% menjadi Rp 1.094,31 triliun.

    Dari kinerja pendanaan itu, rasio CASA dari BBCA tetap bergerak menguat 21 basis poin (bps) dari 81,61% menjadi 81,82% pada Mei 2024. BCA cukup konservatif dalam mengelola sisi pendanaannya.(raf)

  • BCA Raup Laba Rp48,6 Triliun di 2023, Tumbuh 19 Persen

    BCA Raup Laba Rp48,6 Triliun di 2023, Tumbuh 19 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba sebesar Rp48,6 triliun di sepanjang 2023. Laba BBCA tumbuh 19,4% secara tahunan dibandingkan periode tahun lalu.

    Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.

    “BCA mampu melewati tahun 2023 dengan kinerja solid. Meskipun terdapat tantangan berupa tekanan inflasi global serta peningkatan tensi geopolitik, kami melihat perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil. Selaras dengan komitmen BCA untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia, Kamis (25/1/2024).

    Sepanjang 2023, BCA mencatat pertumbuhan total kredit 13,9% secara tahunan (YoY), atau di atas rata-rata industri. Selaras dengan peningkatan kredit, rasio loan to deposit (LDR) meningkat ke 70%, dibandingkan posisi terendah saat pandemi sebesar 62%.

    Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15,0% YoY mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% YoY mencapai Rp126,8 triliun. Sejak menembus level Rp100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus bertumbuh mencapai Rp107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16% YoY.

    Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis. Seiring dengan kesuksesan dua kali BCA Expo, new booking KPR dan KKB naik masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat, dalam tiga tahun terakhir.

    Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7% YoY menjadi Rp121,8 triliun, dan KKB naik 20,8% YoY mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023. Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7% YoY menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8% YoY menjadi Rp198,8 triliun.

    Secara total, kredit BCA naik 13,9% YoY menjadi Rp810,4 triliun. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6% YoY menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan 9%, dan berkontribusi 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

    Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun. Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332% YoY. (raf)