Tag: #arsip jatim

  • Khofifah Ajak Pustakawan Percepat Perubahan Ekosistem Digital

    Khofifah Ajak Pustakawan Percepat Perubahan Ekosistem Digital

    Surabaya, JP – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para pustakawan melakukan percepatan perubahan ekosistem digital di semua sektor. Ini penting, karena ekosistem digital saat ini merupakan sebuah keharusan bahkan di bulan November ini di bidang audio visual khususnya pertelevisian kita sudah masuk pada televisi digital.

    “Saya ingin mengajak kita mempersambungkan proses literasi ekonomi, literasi digital, literasi finance bagi para pustakawan. Apalagi, predisi Jack MA tahun 2030, 80% ekonomi dunia backbone-nya UMKM. Dan 99% UMKM dunia akan masuk dunia online dan 85 % e- commerce,” ungkap Gubernur Khofifah saat membuka Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di Vasa Hotel, Surabaya, Selasa (1/11).

    “Namun, tidak cukup secara online karena 85% UMKM akan membangun kluster melalui e-commerce, maka komunitas yang memungkinkan memberikan penguatan pada ekosistem digital salah satunya pustakawan menjadi sangat penting update berbagai dinamika ini. Dimana, ini sejalan dengan tema kongres XV IPI kali ini yaitu ‘Peran Pustakawan Dalam Ekosistem Digital Nasional’,” lanjutnya.

    Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) ini sendiri diikuti oleh 600 orang peserta yang merupakan pustakawan dari seluruh Indonesia.

    Menurut Gubernur Khofifah, untuk menjadi bagian yang ikut membangun literasi digital pada proses UMKM, maka sekarang pelaku usaha sudah mulai bergerak berjualan secara online lebih masif. Untuk itu, perlu dilakukan perluasan persepsi masyarakat terhadap pasar. Membuka perspektif masyarakat tentang pasar dunia itu menjadi bagian yang harus diintegrasikan dengan faktor penguat lainnya.

    “Maka tugas pustakawan hari ini dan yang akan datang bagaimana memunculkan sosok game changer (pengubah permainan) seperti Steve Jobs, Ellon Musk dan Mark Zuckerberg dalam skala lokal, regional, nasional bahkan global,” kata Khofifah.

    Khofifah menambahkan, tugas pustakawan dalam menyongsong ekosistem digital tidaklah sederhana. Sebab, berdasarkan data Digital Civility Index (DCI), pengguna internet di Indonesia berada pada peringkat ke-29 atas tingkat ketidak sopanan berselancar pada media digital.

    Karenanya, lanjut Khofifah penting dilakukan koreksi dan evaluasi bersama. Pasalnya dalam data pengguna internet tersebut disebutkan bahwa ada penambahan penyumbang ketidak sopanan tertinggi pada kelompok usia dewasa. Dari data-data tersebut diketahui bahwa ada kesopansantunan yang harus terus dijaga bersama.

    “Dalam hal kesopansantunan bersosial media, maka tugas pustakawan tidak sederhana. Bukan hanya mengedukasi supaya gemar membaca, tapi mengedukasi untuk melakukan interaksi digital secara sopan,” tegas Khofifah.

    Lebih lanjut menurut Khofifah ketidak santunan dalam bersosial media , hoaks, character assasination jika tidak dikendalikan bisa mengganggu persatuan, kesatuan, dan persaudaraan. Untuk itu, dalam kondisi ini pustakawan punya peran sangat signifikan untuk membangun kearifan dalam bertutur, dalam merespon dan mengedukasi masyarakat dengan penuh kesantuan.

    Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando menyampaikan bahwa perpustakaan kedepannya harus melakukan transformasi digital. Salah satunya, bagaimana ekonomi mikro bisa di edukasi dengan mengantarkan kepada pasar internasional melalui online atau bahkan startup.

    “Para pelaku usaha mikro bisa dimungkinan untuk membuka usaha dengan buku-buku ilmu terapan,” ujarnya

    Selain itu, dirinya berharap perpustakaan kedepan juga harus menjadi konten kreator (influencer). Bahkan di akhir tahun ini, dirinya menargetkan lahirnya 3 juta konten kreator dari para pustakawan se-Indonesia.

    Dirinya kemudian memaparkan bahwa kongres ini sengaja digelar di Jawa Timur untuk bisa menjadi panutan yang bisa ditiru dengan deretan prestasi dibingan perpustakaan dan kearsipan.

    “Kami memilih Jawa Timur pertama karena memang komitmennya Ibu Gubernur terhadap perpustakaan luar biasa. Maka teman-teman dari daerah datang disini bukan hanya menghadiri kongres dan seminar ilmiah, tapi mereka akan lanjutkan dengan studi tiru pada beberapa keberhasilan di Jawa Timur untuk pengembangan perpustakaan,” tandasnya. (eka)

  • Ponpes Wali Barokah Wakili Kota Kediri Ikuti Pembekalan Pengelolaan Perpustakaan Jawa Timur

    Ponpes Wali Barokah Wakili Kota Kediri Ikuti Pembekalan Pengelolaan Perpustakaan Jawa Timur

    Surabaya, JP – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) secara berkala melakukan pembinaan dan pemahaman dalam pengelolaan perpustakaan ponpes dengan standar yang benar pada perpustakaan yang berada di dalam Pondok Pesantren. Acara itu dilaksanakan di Hotel Platinum Surabaya, pada Selasa (21/06), diikuti sebanyak 60 Pondok Pesantren Salafiyyah yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur.

    Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi menjelaskan, maksud dilaksanakan pembinaan kali ini yakni untuk memberikan informasi, gambaran awal dan wawasan seputar penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan khusus.
    “Berdasarkan ketentuan undang-undang 43 tahun 2007 tentang perpustakaan bahwa setiap instansi atau lembaga wajib menyelenggarakan perpustakaan dan saat ini kita lakukan pembinaan di lingkup pondok pesantren dengan tujuan supaya pengelolaan perpustakaan yang dilakukan sesuai standar nasional perpustakaan yang berlaku” ujarnya.
    Ia berharap, melalui pembinaan perpustakaan khusus kali ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang sama dalam mengelola perpustakaan sesuai standar yang benar di seluruh pondok pesantren di Jawa Timur.
    “Penyelenggaraan perpustakaan dimaksud paling sedikit memenuhi syarat sesuai standar yang ditentukan oleh Perpustakaan Nasional RI, yakni memiliki koleksi buku perpustakaan, tenaga perpustakaan, sarana dan prasarana, sumber pendanaan, serta wajib melaporkan ke perpustakaan nasional,” ujarnya.
    Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya, Asisten Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Jatim Sjaichul Ghulam, mengajak kepada seluruh peserta yang hadir agar memahami dalam pengelolaan perpustakaan khusus yang ada di setiap ponpes. Pemahaman tersebut dinilai sangat penting. Pasalnya, tenaga yang mengelola memiliki kemampuan spesifik terkait bidang subyek perpustakaan.
    “Koleksi yang dimiliki yang dilayankan perpustakaan itu terbatas pada subyek yang menjadi minat tertentu dari pemustakanya. Termasuk juga pemakainya berasal dari komunitas atau kalangan tertentu juga,” katanya.
    Unsur-unsur tersebut dinilai Sjaichul Ghulam dapat berpengaruh pada jenis perpustakaan khususnya. Sehingga, peran perpustakaan khusus nanti dapat mendukung visi dan misi organisasi induknya dalam mencapai tujuannya.
    “Saat ini, jumlah perpustakaan khusus yang ada di Jawa Timur sebanyak 5.953 perpustakaan khusus,” jelasnya.
    Jumlah tersebut terdiri dari 3.842 Perpustakaan Masjid, 149 perpustakaan Pura/Wihara, 387 perpustakaan gereja Katolik/Kristen, 1.046 perpustakaan Ponpes, dan 529 instansi.
    “Kami berharap adanya kegiatan pembinaan ini bapak ibu dapat merubah cara pandang tentang pentingnya keberadaan perpustakaan pada pondok pesantren seperti yang diamanatkan undang-undang 43 tahun 2007 tentang perpustakaan,” ungkapnya.
    H. Sabela Rosyada, perwakilan dari Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri mengungkapkan bahwa ia sangat berterima kasih dan mengapresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah menyelenggarakan acara yang digelar di Surabaya. Menurutnya, kegiatan itu akan berdampak positif bagi Pondok Pesantren di wilayah Provinsi Jawa Timur.
    “Terima Kasih Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dengan acara seperti ini akan membantu Pondok Pesantren di wilayah Jawa Timur dalam menata dan mengelola perpustakaannya di masing – masing wilayahnya dengan memenuhi standar yang ditentukan oleh Perpustakaan Nasional RI, termasuk dapat membangun pengetahuan agama secara luas kepada para santri, sehingga dapat menjadikan Pondok Pesantren di Jawa Timur semakin berkembang lebih baik lagi,” urainya. (puji)