Serba Serbi

SGN Kenalkan Varietas Tebu Unggul SGN-01

JATIMPEDIA, Lumajang  – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melalui Pusat Penelitian Tebu Jengkol, Manajemen KSO Kebun Dhoho, memperkenalkan varietas unggul tebu SGN-01. Varietas ini merupakan hasil program pemuliaan yang telah dirakit sejak 2013.

Diharapkan varietas ini mampu menggantikan varietas Bululawang, yang selama lebih dari dua dekade mendominasi pertanaman tebu di wilayah kerja PT SGN namun yang kini mulai rentan terhadap serangan penyakit dan mengalami penurunan produktivitas.

“Peluncuran varietas baru ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan industri gula nasional.” Tutur Mentan RI dalam sambutannya.

Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., menyampaikan bahwa peluncuran SGN-01 menjadi momentum penting dalam roadmap swasembada gula nasional yang ditargetkan tercapai pada tahun 2028.

Baca Juga  Dirut SGN: Kunci Utama Penguatan Ekosistem Tebu Rakyat adalah Kesejahteraan Petani

“SGN-01 bukan hanya varietas baru, tapi simbol harapan. Dengan produktivitas yang mencapai 120 ton per hektar dan rendemen gula di atas 10%, kita optimis dapat mengurangi ketergantungan impor secara signifikan”, ujar Mentan RI.

Berdasarkan uji multilokasi selama tiga musim tanam, SGN-01 menunjukkan kinerja agronomis menjanjikan. Pada tanaman pertama (PC), tercatat produktivitas sebesar 1.385 ± 135 kuintal per hektar dengan rendemen 9,19 ± 1,10 persen dan hablur 127,28 ± 20,74 kuintal per hektar.

Pada tanaman keprasan (RC), produktivitas mencapai 1.085 ± 200 kuintal per hektar dengan rendemen 8,89 ± 0,95 persen dan hablur 97,42 ± 25,18 kuintal per hektar.

“SGN 01 ini dirancang sebagai varietas masak tengah lambat dengan potensi produktivitas tinggi dan keunggulan agronomis lainnya,” ujar Direktur Utama PT SGN.

Baca Juga  Gubernur Khofifah Lepas Puluhan Tukik di Pulau Tabuhan Banyuwangi

Analisis usaha tani menggunakan metode anggaran partial menunjukkan nilai keekonomian yang menguntungkan.

Penggunaan SGN-01 pada tanaman pertama memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp45,3 juta per hektar dengan B/C ratio 1,23. Sementara pada tanaman keprasan I dan II, tambahan keuntungan masing-masing sebesar Rp21,8 juta (B/C 1,11) dan Rp28,5 juta (B/C 1,17) per hektar.

Perwakilan Pusat Penelitian Tebu PT SGN menyampaikan bahwa untuk menjawab potensi kebutuhan benih yang tinggi, laboratorium kultur jaringan PT SGN telah menyiapkan program perbanyakan benih. Pada Musim Tanam periode 2025/2026, sumber benih awal seluas ±2,386 ha akan menghasilkan ±14,316 ha tanaman baru.

Adapun untuk Musim Tanam Th. 2026/2027, penangkaran benih (KBN) seluas ±0,846 ha ditargetkan menghasilkan ±182,736 ha tanaman baru.

Baca Juga  Komisaris SGN Apresiasi Sinergi Petani dan PG Capai Swasembada Gula Nasional

SGN-01 juga dinilai adaptif terhadap tipe iklim C3, baik di lahan bertekstur berat jenis Aluvial maupun lahan ringan jenis Regosol. Dengan karakter ini, varietas ini memiliki prospek untuk dikembangkan secara lebih luas, tak hanya di Jawa Timur tetapi juga di wilayah-wilayah lain dengan agroekologi serupa.

Peluncuran varietas unggul SGN-01 menjadi momentum penting dalam transformasi sektor pergulaan Indonesia, menuju kemandirian produksi dan penguatan ketahanan pangan nasional. Dengan hadirnya SGN-01, Indonesia mengambil langkah besar untuk memperkuat fondasi industri gula nasional menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan berdaulat. (eka)