Sate Kelinci Telaga Sarangan, Sudah Ada Sejak 1930-an

Magetan,JP – Bagi penggemar sate kelinci, kawasan wisata Telaga Sarangan merupakan tempat yang cocok untuk melampiaskan hobi menikmati daging empuk kelinci. Dengan hawa yang dingin ditambah pemandangan healing yang menakjubkan, sepertinya tidak cukup menikmati seporsi sate kelinci di sekitar Telaga Sarangan, Magetan.

Di lokasi wisata seluas 30 hektar di lerenga Gunung Lawu ini, hampir di semua lokasi dipenuhi penjual sate kelinci.
Pedagang sate kelinci pun dengan mudahnya ditemui di Telaga Sarangan. Harganya pun masih ramah dikantong, Rp 18 ribu untuk 10 tusuk sate kelinci beserta lontonnya.
Jika jeli, dagingnya sate kelinci lebih lembut daripada sate ayam. Aromanya tidak sekhas sate kambing. Untuk sambalnya, memang sama dengan sate ayam. Bumbu kacang, ada pedas dan manisnya.
Dalam catatan sejarah pedagang sate kelinci di Telaga Sarangan sudah sejak tahun 1930. Fakta tersebut terungkap dari foto yang dipajang di Gedung Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Magetan. Dalam jejak sejarahnya, terlihat dua pedagang sate kelinci.
Salah satunya menggunakan pikulan untuk berdagang sate. Sementara satu pedagang ibu ibu dengan 2 buah meja yang juga berjualan makanan.  Latar belakang foto tersebut juga masih sederhana. Telaga Sarangan tidak sebagus saat ini.
Dalam foto itu, Telaga Sarangan masih sangat sederhana dan belum memiliki tanggul keliling. Telaga Sarangan juga belum memiliki jalan lingkar di sekeliling telaga karena kedua pedagang terlihat berjualan dibibir telaga.
Arsiparis Muda Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Magetan, Sri Rahayu mengaku foto arsip yang dimiliki Pemkab Magetan merupakan foto yang diambil dari Arsip Nasional Republik Indonesia Jawa Timur.
“Dari data yang kita miliki dari ANRI, KIT Jawa Timur foto tersebut diambil tahun 1930,” pungkasnya.
Lalu bagaimana dengan para pedagang sate kelinci saat ini. Menurut Riadi (47), pedagang sate yang mangkal di deretan warung Telaga Sarangan,  dirinya telah berjualan mulai sejak usianya masih 18 tahun. Dia menjual dari harga sate kelinci percobaan 10 tusuknya adalah Rp 500, yang kemudian naik menjadi Rp 750, Rp 1.000, Rp 1.250, hingga sekarang Rp 15 ribu perpors.i
Menurutnya, mencari daging kelinci di Kabupaten Magetan tak sulit. Karena di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan ada pusat peternakan kelinci.  Satu hari, Riadi mengaku bisa menghabiskan 8 ekor kelinci. Dengan rincian 1 ekor kelinci mendapat 100 tusuk. (puji)
en Magetan.
Baca Juga  Honda Monkey Hadir Semakin Unik dan Ikonik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *