PLTU Berkapasitas 15 GW Bakal Dipensiunkan
Jakarta, JP – Pemerintah Indonesia dan Asian Development Bank (ADB) meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform atau Mekanisme Transisi Energi. Pembangkit Listrik Tenaga Uang (PLTU) dengan total kapasitas 15 gigawatt (GW) pun dipensiunkan ini.
ETM diluncurkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan ADB dalam rangkaian B20 Summit di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Sri Mulyani menjelaskan, inisiatif pendanaan ETM ini telah berjalan secara efektif sejak COP 26 di Glasgow tahun lalu. Saat ini, pendanaan akan ditujukan untuk program pensiun dini atau penghentian masa operasional PLTU lebih awal.
“Setelah penilaian teknis dan diskusi dengan banyak pemangku kepentingan, Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi 15 GW pembangkit listrik tenaga batu bara untuk pensiun dini. 15 GW benar-benar ukuran yang besar,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, saat Grand Launching Indonesia ETM Country Platform.
Kerangka kerja tersebut akan memobilisasi pendanaan dan dukungan dari mitra internasional termasuk multilateral, bilateral, filantropi, sektor swasta untuk membuat transisi energi yang adil dan terjangkau di Indonesia.
Dia mengungkapkan, sejauh ini ETM telah meraup US$500 juta berbentuk dana concessional. Pendanaan ini ditargetkan dapat mencapai lebih dari US$4 miliar untuk mempercepat penghentian 2 GW PLTU dalam waktu dekat. “Ini akan mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon dioksida pada tahun 2030 atau 160 juta ton pada tahun 2040. Jadi ini benar-benar pencapaian yang signifikan,” imbuh Sri Mulyani.
Pemerintah juga menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai titik fokus untuk ETM Country Platform tersebut. PT SMI akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan Indonesia Investment Authority (INA) untuk bekerja sama dengan lembaga multilateral.
Dalam kesempatan tersebut, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan PT SMI dengan 14 mitra internasional, termasuk organisasi filantropi seperti Bloomberg Philanthropies and Climate Works Foundation, mitra pembiayaan yakni ADB, World Bank, Islamic Development Bank (ISDB), HSBC, Standard Chartered, dan Japan Bank.
Selain itu, terdapat mitra di bidang pengetahuan dan teknologi, seperti ID USAID, Global Green Growth Institute, UNDP, Rocky Mountain Institute, dan lain sebagainya.
“ETM memfasilitasi kami untuk mempersiapkan rencana investasi untuk mempercepat transisi dari energi berbasis batubara. Ini adalah salah satu dana multilateral terbesar di dunia untuk aksi iklim di negara berkembang,” tandas Sri Mulyani. (rin)