PLN Sebut Mampu Kurangi 32 Juta Metric Ton Emisi Karbon

Jakarta, JP – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perusahaan berhasil mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca sepanjang tahun 2022 ini.

“Dengan bangga kami sampaikan bahwa tahun ini perusahaan sukses mereduksi 32 juta metrik ton emisi CO2 atau melampaui target NDC kita,” ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (11/11).

Dalam mencapai hal itu, PLN menggunakan pendekatan holistik, yakni menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan (EBT), beriringan dengan mengolah hasil gas buang menjadi energi listrik, penggunaan teknologi pembangkit batu bara yang lebih efisien, dan menerapkan cofiring biomassa.Langkah strategis PLN lainnya ialah menghapus perencanaan 13 gigawatt pembangkit batu bara tahun lalu guna menghindarkan perseroan dari 1,8 miliar metrik ton emisi CO2 dalam kurun 25 tahun.

Baca Juga  29 Bank Bergabung dalam Layanan BI-Fast

“Demi menghindarkan 1,8 miliar metrik ton selama 25 tahun ke depan, tahun lalu kita hapus perencanaan 13 gigawatt pembangkit batu bara. Kita lakukan yang terbaik dan bergerak sejauh yang kita bisa,” kata Darmawan.

Meski begitu, Darmawan tak menampik upaya perusahaan itu masih belum cukup sehingga pihaknya harus menambah ruang yang lebih besar bagi porsi pembangkit energi terbarukan. Pasalnya, hingga kini PLN terus mendongkrak pemanfaatan EBT berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak.

Setiap potensi energi terbarukan, ucapnya, terus dimaksimalkan oleh PLN, salah satunya dengan mendongkrak kapasitas teknologi guna mengakomodir fluktuasi supply-demand pada sistem baru tersebut. “Setiap potensi EBT yang ada akan kami maksimalkan dan kami manfaatkan secara agresif dengan meningkatkan kapasitas teknologi,” sambung dia.

Baca Juga  BankJatim Sabet Dua Penghargaan Sekaligus dalam CNN Awards 2024

Di sisi lain guna mencapai target net zero emission (NZE) tahun 2060 mendatang, PLN secara aktif melakukan pendekatan holistik melalui delapan inisiatif yang dijalankan, mulai dari pensiun dini pembangkit fosil, piloting project cofiring hidrogen dan amonia, hinga menambah pembangkit EBT.

Tak sampai situ, inisiatif lainnya ialah soal layanan energi hijau, cofiring biomassa, inisiasi carbon capture storage, peluncuran smart grid control system, dan membangun ekosistem kendaraan listrik. “Perlu strategi dan kolaborasi bersama baik dari teknologi, inovasi, hingga investasi karena pemanasan global adalah tantangan bersama. Paradigma kita harus berubah, satu-satunya jalan keluar adalah berkolaborasi,” pungkasnya. (rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *