Petrokimia Gresik Dorong Peran Insinyur untuk Wujudkan Hilirisasi Industri dan Swasembada Pangan Menyongsong Indonesia Emas 2045

JATIMPEDIA, Gresik – Petrokimia Gresik, bagian dari holding Pupuk Indonesia, mendorong insinyur Indonesia untuk berperan aktif dalam upaya hilirisasi industri dan swasembada pangan guna menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kabupaten Gresik di Gresik, Jawa Timur.

Menurut Dwi Satriyo, hilirisasi dan swasembada pangan merupakan fokus utama Presiden Prabowo Subianto dalam membangun masa depan Indonesia yang berkelanjutan. “Saya berharap para insinyur dapat terus berkolaborasi dengan Petrokimia Gresik untuk mempercepat program hilirisasi industri dan swasembada pangan. Insinyur memiliki peran kunci dalam inovasi industri pertanian yang berwawasan hijau,” ujarnya dalam seminar bertajuk Transformasi Menuju Pembangunan Hijau: Ketahanan Pangan, Industri Hijau, dan Dekarbonisasi.

Dwi Satriyo menekankan bahwa hilirisasi industri memiliki peran strategis dalam meningkatkan nilai tambah komoditas nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia. Salah satu contoh strategi hilirisasi Petrokimia Gresik adalah pemanfaatan produk samping berupa gipsum dari Pabrik Asam Fosfat. Gipsum tersebut, yang tidak tergolong sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), diolah menjadi produk bernilai tambah seperti pupuk ZA dan Petro-Cas, yang mendukung peningkatan produktivitas tebu dan memperbaiki kualitas tanah.

Baca Juga  Petrokimia Gresik Raih Dua Penghargaan RINTEK atas Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan

Selain itu, Petrokimia Gresik juga mengembangkan gipsum menjadi Neutralized Crude Gypsum (NCG) dan Purified Gypsum. NCG dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bata ringan dan plasterboard, sementara Purified Gypsum digunakan untuk mendukung industri semen nasional. “Hilirisasi gipsum ini tidak hanya mempercepat swasembada pangan tetapi juga mendukung kemajuan industri nasional dan kualitas lingkungan,” kata Dwi Satriyo.

Sebagai inovasi terbaru, Petrokimia Gresik kini mengembangkan Urea granul menjadi Urea nano untuk program Petrokimia Gresik Smart Precision Farming (Petro Spring), yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian melalui metode presisi modern. Dengan inovasi ini, diharapkan produktivitas pertanian nasional terus meningkat seiring perkembangan teknologi.

“Dukungan para insinyur telah memungkinkan terciptanya berbagai inovasi di Petrokimia Gresik. Saya berharap kontribusi mereka terus meningkat untuk kemajuan pertanian dan kemandirian industri, menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutup Dwi Satriyo.

Baca Juga  Kolaborasi Petrokimia Gresik, Kementerian ESDM, dan Lembaga Pendidikan Dorong Konversi Motor Listrik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *