MAP Perkuat Bisnis di Sektor Instalasi Gas Medik dan Listrik
JATIMPEDIA, Surabaya – PT Multi Atmajaya Persada (MAP) berkomitmen untuk memperkuat sayap bisnisnya di sektor instalasi gas medik dan instalasi listrik di seluruh Indonesia. Agar layanan kian maksimal, maka MAP membuka kantor barunya di daerah Kutisari Surabaya.
Owner MAP Muhammad Iqbal mengungkapkan bahwa pembukaan kantor baru tersebut adalah sebuah pencapaian yang luar biasa karena ia memulai bisnis tanpa sepeserpun modal yang harus dikeluarkan.
“Ini adalah pencapaian saya yang luar biasa, karena telah memiliki kantor sendiri dari yang awalnya hanya di ruang tamu, setelah itu menyewa dan sekarang sudah bisa memiliki gedung tiga lantai hak milik sendiri. Saya bersyukur tidak ada habisnya kepada Allah karena rejeki yang telah diberikan. Ini adalah bukti nyata usaha dan kerja keras yang telah kami lakukan,” ungkap Iqbal saat pembukaan kantor baru, Surabaya, Jumat (14/6/2024) malam.
Ia kemudian bercerita bahwa dulu ia adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Karena disakiti pemimpinnya, maka ia memutuskan untuk keluar dan membuka usaha sendiri di bidang instalasi gas medik. Di tahun 2019, ia mendirikan CV Duta Mandiri Medika.
“Karena pimpinan saya hanya melihat jelek saya saja. Akhirnya saya buktikan bahwa saya mampu. Saya mulai dari nol. Saya jual sendiri, saya kirim dan kerjakan sendiri, saya hitung sendiri, saya tagih sendiri, semua saya lakukan sendiri. Intinya sampai di titik saat ini, yang pasti saya tidak ada investasi apa-apa,” tandasnya.
Karena bertepatan dengan terjadinya pandemi Covid-19, maka usahanya langsung melesat. Bahkan di tahun itu juga omsetnya telah melampaui batas yang telah ditentukan pemerintah sebagai CV sehingga ia harus membuat Perseroan Terbatas (PT) Multi Atmajaya Persada (MAP).
Sampai sekarang, lanjutnya, CV Duta Mandiri Medika tetap beroperasi tetapi dikhususkan untuk pekerjaan maintenance dan kontrak servis. Sementara bisnis MAP diperluas karena MAP sebagai general kontraktor untuk pekerjaan mekanikal elektrikal. Yang awalnya hanya mengerjakan instalasi gas medik, maka diperluas ke instalasi listrik sehingga konsumen tidak hanya di sektor medis seperti rumah sakit tetapi ada yang non medis seperti perhotelan dan kampus.
“Beberapa waktu yang lalu kami juga telah mengerjakan instalasi listrik non medis seperti perhotelan dan kampus. Bahkan kami sudah mengerjakan instalasi di salah satu perbankan di Surabaya, yaitu Bank Bukopin,” katanya.
Dengan bergantinya status dari CV ke PT, maka perseroan juga telah mampu mengerjakan pekerjaan yang lebih besar.jika sebelumnya hanya bisa mengerjakan pekerjaan skala 1 lantai hingga 3 lantai, maka saat ini sudah meningkat hingga puluhan lantai.
Ia optimis, kinerja usahanya akan kian naik seiring dengan makin besarnya permintaan pasar medis dan non medis. “Kalau saya melihat perkembangan dunia medis saat ini memang bukan main-main lagi. Contoh yang saya kerjakan di Sumenep Madura ada sekitar 5 gedung adalah rumah sakit standar Singapura. Saya juga telah mengerjakan instalasi Rumah Sakit Bali Mandara di Bali yang juga standar Singapura,”terang Iqbal.
Ia mengaku, ada banyak rumah sakit yang saat ini telah bermitra langsung dengan pihaknya, mulai dari Rumah Sakit di Jawa Timur, Halmahera Utara, Timika, Manokwari dan terjauh di Buton Sulawesi dan pulau Sanger Manado. “Ini adalah pencapaian karena kami memulai hanya bermodal kepercayaan, komitmen, tanpa ada niat membohongi orang,” ujarnya.
Adapun beberapa rumah sakit di Surabaya dan Sidoarjo yang telah bermitra dengannya diantaranya adalah RS Jiwa Menur, RSUD Sidoarjo, RS Manyar Medical Center, Klinik Mata Mulyosari dan RS Ibu dan Anak Kendangsari jalan Merr. Sementara di Bali ada RS Ibu dan Anak Bali Royal Hospital dan RS Ibu dan Anak Puri Bunda. “Dan insyaallah kami akan dipercaya untuk melayani rumah sakit ibu dan anak yang menjadi cabang kedua RS tersebut,” tambahnya.
Saat ini, pihaknya juga telah memasukkan penawaran ke berbagai rumah sakit, baik rumah sakit yang tengah dibangun atau pun rumah sakit lama. Ada sekitar 178 rumah sakit yang telah dilakukan penawaran. Harapannya bisa berhasil 10% dari total penawaran tersebut.
“Khusus untuk pembangunan, kami telah menawarkan di RS Bangkalan, Pamekasan, Jember, Tuban, Blitar Wlingi. Kompetisi memang ketat karena banyak perusahaan instalasi gas yang bermunculan. Tetapi potensinya juga makin besar karena perkembangan pangsa pasarnya mencapai 10-15% per tahun dan setiap tahun ada anggaran dari pemerintah,” pungkas pria asal Bugis Bone tersebut. (eka)