Kementan Sebut Produksi Beras Tahun Ini Surplus Diatas Kebutuhan Konsumsi 30,9 Juta Ton
JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan produksi beras tahun 2024 dipastikan surplus di atas kebutuhan konsumsi 30,90 juta ton, karena dilakukan gerakan percepatan tanam.
“Kita menargetkan produksi beras pangan lebih dekat dengan waktu tiga bulan bisa dipanen,” katanya saat meninjau pompanisasi Kelompok Tani Sukabungah Kabupaten Lebak, Senin.
Kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia 30.90 juta ton dan dipastikan tahun 2024 bisa melebihi di atas kebutuhan konsumsi itu.
Untuk mencapai surplus produksi beras pangan itu ditargetkan selama tiga bulan panen, karena kebijakan Menteri Pertanian Amran untuk memenuhi ketersediaan beras nasional.
Karena itu, mereka petani dengan jangka pendek jarak 14 hari dari panen ke tanam bisa dilakukan di sentra – sentra produksi pangan, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah,Jawa Barat, termasuk Banten.
Bahkan, daerah itu masuk kategori peringkat produsen padi terbesar di Indonesia.
Selama ini,tren gerakan percepatan tanam tahun ke tahun meningkat dan pada Mei 2024 bisa tercapai target tanam 1,2 juta sampai 1,4 juta dan panen pada bulan Agustus mendatang.
Kementan menargetkan tiga bulan panen dan 14 hari melakukan percepatan tanam dan terbukti kelompok tani Sukabungah seluas 150 hektare dengan IP 100 yang mengandalkan musim hujan,namun melalui pompanisasi diharapkan bisa tiga kali tanam.
“Kami sudah menyediakan bantuan paket pompanisasi untuk mendukung gerakan percepatan tanam sehingga petani yang awalnya Indeks Pertanaman (IP) satu kali menjadi tiga kali tanam,Bahkan, di Pandeglang sudah ada petani yang melakukan IP empat kali tanam,”katanya menjelaskan.
Menurut dia, mereka petani bisa menggunakan benih varietas unggul dengan usia 80-90 hari setelah tanam bisa dipanen di antaranya benih Buana, Pajajaran, Infari 13 dan Infari 19 juga banyak lagi.
Panen tiga bulan itu,kata dia, mereka petani kembali melaksanakan gerakan tanam dengan didukung pompanisasi untuk memenuhi ketersediaan air.
“Kami bangga petani Sukabungah ini secara mandiri dengan biaya pompa Rp35 juta dengan kedalaman 60 meter bisa mengaliri lima hektare,”katanya menjelaskan. (raf)