Jatim Hawane Mbediding, Ini Penyebabnya

JATIMPEDIA, Surabaya – Sepekan terakhir ini, udara pagi hari terasa lebih dingin, padahal musim kemarau. Fenomena ini dikenal sebagai mbediding. Fenomena musiman ini terjadi pada bulan-bulan tertentu.

Mbediding biasanya terjadi di daerah pegunungan. Namun, tidak menutup kemungkinan fenomena ini juga dirasakan masyarakat di dataran rendah.

Istilah mbediding diambil dari bahasa Jawa. Kata itu digunakan untuk mendefinisikan perbedaan suhu mencolok yang umum terjadi di awal hingga puncak musim kemarau.

Pasalnya, cuaca pada malam atau pagi hari saat periode tersebut akan terasa sangat dingin. Sedangkan, terik sinar matahari menyengat di siang hari.

Waktu Terjadinya Mbediding

Fenomena mbediding merupakan hal normal karena memang proses fisisnya berkaitan dengan kondisi atmosfer saat musim kemarau seperti dikutip dari laman resmi BMKG.

Baca Juga  Khofifah Nikmati Manisnya Golden Melon Hasil Panen Green House Masjid Al-Akbar

Mbediding disebut fenomena musiman karena selalu terjadi saat menjelang pergantian musim. Fenomena ini muncul sekitar 3-4 bulan, tepatnya pada Juni hingga Agustus. Fenomena ini cukup terasa pada bulan Juli, di mana saat ini angin timuran atau monsun Australia yang kering mengalir melewati wilayah-wilayah Indonesia.

Bulan Juli juga merupakan puncak musim dingin Australia sehingga udara dinginnya mengintrusi masuk wilayah Jawa Bagian Selatan hingga Bali, NTT, dan NTB.

Udara kemudian mencapai suhu terdingin pada bulan Agustus yang juga merupakan puncak musim kemarau. Saat fenomena ini terjadi akan terasa lebih dingin tapi cuaca panas.

Penyebab Mbediding

Dilansir laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo, mbediding terjadi saat wilayah Australia mengalami musim dingin. Sehingga, angin yang berasal dari daratan itu atau dikenal sebagai monsun Australia bergerak menuju dataran Asia melewati wilayah Indonesia.

Baca Juga  BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan, Sejumlah Bangunan di Bawean Dilaporkan Rusak

Angin muson yang disebut juga angin musim terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara daratan dan lautan. Selain itu, tutupan awan yang cenderung sedikit juga menyumbang faktor dari udara dingin. Sebab, udara panas tidak dipantulkan kembali ke bumi.

Terlebih, posisi matahari terhadap bumi sedang berada di posisi terjauh di sebelah utara garis khatulistiwa. Posisi matahari itu dapat dipetakan menjadi empat bagian, yakni 23,5 derajat LU (21 Juni), khatulistiwa (23 September), 23,5 derajat LS (22 Desember), dan khatulistiwa (21 Maret).

Oleh karena itu, posisi matahari menyebabkan belahan bumi utara menjadi panas dan belahan bumi selatan lebih dingin. Letak Pulau Jawa yangberada di sebelah garis selatan khatulistiwa membuat pulau ini menjadi lebih dingin daripada umumnya.

Baca Juga  Bea Cukai dan Pemkab Pasuruan Musnahkan Jutaan Batang Rokok Ilegal

Cara Menjaga Kesehatan Saat Mbediding

Perbedaan suhu yang mencolok memang acapkali mengundang berbagai penyakit. Perpindahan cuaca dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh seseorang.

Perlu persiapan fisik untuk mencegah tubuh terserang beragam penyakit, seperti diare, infeksi saluran pernapasan, flu, hingga muntaber.

Sementara persiapan lingkungan tak kalah penting untuk menghindari kekeringan. Adapun berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi mbediding.

Menjaga asupan dan pola makan sehat sempurna agar pencernaan lebih sehat. Memperbanyak konsumsi air putih untuk meningkatkan cairan tubuh. Memperhatikan pola tidur agar tidak kelelahan. Mengonsumsi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh. Mengenakan pakaian sesuai cuaca di luar. (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *