AKR Corporindo Optimis JIIPE Bisa Cetak Cuan Rp 20 Triliun
JATIMPEDIA, Jakarta – PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) ungkap terdapat potensi pendapatan sebesar Rp18 triliun hingga Rp20 triliun dari sisa 780 hektare lahan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE).
Head of Investor Relations AKRA Ignatius Teguh Prayoga menyampaikan potensi tersebut baru bisa dikonversi sebagai pendapatan saat seluruh lahan diakuisisi selama 7 tahun sampai dengan 8 tahun kedepan.
“Inventory tanah yang dijual ke industri memiliki potensi indikatif sekitar Rp18 triliun sampai dengan Rp20 triliun dalam revenue level di 7 tahun sampai dengan 8 tahun ke depan,” kata Ignatius saat public expose live, Jumat, 30 Agustus.
Ignatius menyampaikan penjualan tanah di JIIPE saat ini menjadi salah satu pendorong kinerja bisnis baru bagi perseroan di masa depan. Lantaran beroperasinya smelter katoda tembaga Manyar milik PT Freeport Indonesia (PTFI) ikut menarik perhatian tenant-tenant baru di industri hilirisasi mineral saat ini.
Adapun saat ini, perseroan mencatat telah ada 17 tenant yang beroperasi di JIIPE dengan total investasi kumulatif sebesar 4,6 miliar dolar AS. Oleh sebab itu Ignatius menyampaikan pada tahun ini JIIPE masih menargetkan penjualan tanah sebesar 115 hektare (ha) sampai dengan 120 ha.
Menurut Ignatius target penjualan lahan di kawasan industri tersebut relatif tinggi seiring dengan peningkatan penjualan selama periode 2022 dan 2023. Dimana pada saat itu, tanah yang berhasil dijual masing-masing sebesar 44,5 ha dan 91 ha.
“Saat ini KEK JIIPE menjadi tuan rumah untuk Freeport dan industri metal dan turunan lainnya yang juga dilengkapi dengan jaringan listrik dan gas kelas dunia,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur & Corporate Secretary AKRA, Suresh Vembu menyampaikan perseroan optimis kinerja kedepannya akan tumbuh sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional dan global. Selain program hilirisasi, fenomena pergeseran rantai pasok dengan relokasi produksi dari negara Cina ke Kawasan Asia Tenggara akan menjadi angin segar bagi perkembangan KEK di Indonesia.
“Dimana kebijakan KEK dan statusnya sebagai KEK terbaik, akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan Industri,” jelasnya.
Suresh menyampaikan KEK JIIPE Gresik terus dimaksimalkan potensinya, tidak hanya monetisasi lahan, tetapi juga bisnis lain seperti penyediaan Listrik, air, gas, dan energi ramah lingkungan & terbarukan.
“Dengan beroperasinya Smelter Terbesar di Dunia milik Freeport di JIIPE, Ekosistem Industri berbasis produk tembaga dan turunannya akan berkembang dan siap diserap oleh beberapa tenant-tenant besar di JIIPE,” ujarnya.