Nanas Pasir Kelud, Potensi Agro Kabupaten Kediri Yang Mulai Dilirik
Kediri, JP – Jawa Timur adalah penghasil buah-buahan atau agrobisnis yang lengkap, salahsatunya nanas buah. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk kesekian kalinya kembali memamerkan nanas Pasir Kelud (PK-1) kepada setiap tamu yang datang ke Jawa Timur.
Kali ini, nanas asal Kabupaten Kediri tersebut dipamerkan dalam kegiatan penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II di Kantor BPSDM Jawa Timur, pekan lalu.
“Ini saya akan pamerkan kepada bapak ibu sekalian, ada komandannya, pemilik dari area ini pak Bupati Kediri (Hanindhito Himawan Pramana), hampir setiap tamu saya kenalkan,” katanya.
Khofifah yang sedari awal mengetahui dan merasakan varietas nanas PK-1 itu memang mengakui kelebihan nanas yang dikembangkan di lereng Gunung Kelud itu. Selain rasanya yang manis, untuk menikmati buah itu cukup mudah. “Ini nanas yang tidak perlu dikupas cukup dibelah-belah saja,” terangnya.
Pun begitu, untuk saat ini mendapatkan nanas kualitas unggul itu diakui tidak mudah karena pengembangannya yang belum masif. Untuk itu, Khofifah mengusulkan adanya pinjaman KUR Yarnen (bayar saat panen) bagi petani nanas.
Hal itu lantaran masa panen nanas varietas unggul itu yang sampai menunggu 18 bulan. Dengan KUR Yarnen itu, para petani diharap akan lebih banyak lagi yang mengembangkan untuk menanam nanas tersebut.
“Kalau tidak disiapkan secara masif, marketnya tidak sampai Surabaya, apalagi Jakarta,” urainya.
Lebih lanjut Khofifah menyampaikan, selain nanas Pasir Kelud itu, buah-buah unggulan dari berbagai daerah di Jawa Timur sengaja dijadikan display di setiap kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur supaya dapat diketahui setiap tamu yang hadir.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito sebelumnya menyebutkan, dari beberapa jenis nanas yang ada, nanas PK-1 yang dikembangkan di Kecamatan Ngancar itu merupakan nanas unggulan di Kabupaten Kediri.
“Kita akan kembangkan mulai dari pembenihan sampai pengembangan kawasan budidaya nanas pasir kelud ini (PK-1),” urai Mas Dhito.
Pengembangan nanas PK-1 banyak terkendala dalam pembenihan. Sebab, jenis nanas ini jarang muncul tunas baru di sekitar batang sebagaimana yang biasa muncul di jenis nanas lain.
“Untuk mencukupi kebutuhan, kini telah dilakukan inovasi dalam pembenihan,” tuturnya.
Inovasi yang dilakukan yakni melalui stek batang dimana cara ini belum ada di tempat lain dan di Indonesia baru ada di Kabupaten Kediri. Selain stek batang, dilakukan pula pengembangan dengan kultur jaringan. (sat)