Sekda Gresik Tunjukkan Potensi Benteng Lodewijk

Gresik, JP – Situs sejarah Benteng Lodewijk menjadi salah satu tujuan Ekspedisi Maritim pertama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) bersama Media Tempo Group.

Didampingi Sekretaris Daerah Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman, ekspedisi yang dilakukan di Mengare Kecamatan Bungah tersebut, menjadi lahan menguak sejarah dan potensi alami Benteng Lodewijk, Sabtu (1/10).

Menurut Sekda Washil, dulunya benteng tersebut diketahui tidak hanya sebagai tempat perlindungan, tapi juga sebagai jalur perdagangan rempah. Meskipun sekarang secara bentuk dan aset sudah banyak yang hilang, kedepannya akan diberdayakan kembali menjadi objek wisata edukasi.

“Jadi posisi sekarang masih belum optimal masalah akses, kedepannya nanti pemerintah akan membantu mengoptimalkan terkait dengan konsep penanaman mangrove dan wisata edukasi, yang nantinya lewat Pramuka,” kata Sekda Washil.

Baca Juga  Arus Mudik Lebaran 2024: 11 Juta Pemudik Jabodetabek Menyusuri Tol Trans Jawa

“Harapannya nanti dengan pihak provinsi dan nasional akan berfokus pada pemeliharaan aset penting dan mencari solusi atas abrasi yang sering terjadi.” tambahnya.

Dalam ekspedisi yang digelar tersebut, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono bersama 20 anggotanya, tidak hanya didampingi Sekda Gresik, Ketua Harian Saka Bahari Kwarcab Gresik Ach. Sulthon M. juga turut serta sebagai pemandu ekspedisi, serta Camat Bungah Munir beserta Forkopimcam.

Menurut informasi yang beredar, ekspedisi ini bertujuan untuk mendokumentasikan sejarah dan potensi di situs sejarah yang berkaitan dengan kemaritiman.

Menggandeng media, output ekspedisi ini direncanakan akan menjadi sebuah video dokumenter sebagai upaya baru dalam mengedukasi dunia maritim secara pop pada masyarakat jaman sekarang.

Baca Juga  Pionir Perlindungan Perempuan dan Anak Pasca Perceraian, Bupati Gresik Terima Penghargaan dari MA

Untuk itu, maka ekspedisi ini direncanakan akan menyambangi situs bersejarah di beberapa kota seperti Cirebon, Tegal, Semarang, Juwana, Rembang, Gresik, Surabaya, Pacitan, Jogja, Cilacap, Pangandaran dan Banten hingga 17 Oktober 2022.

Saat memandu ekspedisi, Ketua Harian Saka Bahari Gresik Sulthon M. mengungkapkan, Benteng Lodewijk juga memiliki bermacam keunikan tersendiri. Untuk itu ia juga menginginkan langkah pemeliharaan kedepannya

“Benteng ini unik karena memiliki tumbuhan bambu, dimana bambu tidak bisa hidup tanpa ada air tawar, nah ini menjadi unik karena tenyata pulau kecil yang dikelilingi laut memiliki sumber mata air tawar,” ucap Sulthon.

“Kalau dilihat, sebenarnya situs ini sudah benar-benar habis, maka apakah ini akan kita biarkan saja untuk menjadi cerita atau kita perbaiki, nah ini yang biasanya kita angkat dan suarakan ke kabupaten.” imbuhnya.

Baca Juga  450 Bus Shalawat Mulai Beroperasi Layani Jamaah Haji Indonesia ke Masjidil Haram

Merespon hal tersebut, Kadispenal Julius Widjojono berkata akan membantu dalam menindaklanjutinya, minimal lewat publikasi media dan dialog dengan instansi terkait.

“Nanti akan dimuat dalam media yang sekarang bersama kami, jadi bisa mendapatkan perhatian yang lebih besar dari berbagai pihak dan instansi terkait, semoga nantinya dapat menjadi jalan dalam merevitalisasi benteng ini,” ucapnya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *