Indosat Tawarkan Sukuk dan Obligasi Rp 2,5 Triliun
Jakarta, JP – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi IV Indosat Tahap I Tahun 2022 senilai Rp 1,75 triliun dan Sukuk Ijarah IV Indosat Tahap I Tahun 2022 sebesar Rp 750 miliar.
Aksi korporasi itu merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan IV Indosat senilai Rp 15 triliun, yang terdiri atas Obligasi Berkelanjutan IV Indosat sebesar Rp 10,5 triliun dan Sukuk Ijarah IV Indosat sebesar Rp 4,5 triliun.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menyatakan, penerbitan obligasi dan sukuk ijarah merupakan bagian dari rencana jangka panjang ISAT untuk memperbesar dan mendiversifikasi sumber pendanaannya guna mendukung pengembangan bisnis perseroan.
“Kami ingin memaksimalkan aset-aset Indosat dan Tri. Apalagi pada saat yang sama, Indonesia juga memiliki banyak kesempatan. Karena itu, kami ingin berinvestasi untuk terus tumbuh. Di balik itu, kami juga berkomitmen untuk mengedepankan pengalaman para pelanggan,” kata Vikram kepada media, Kamis (15/9/2022).
Dia menyebut, sekitar Rp 1,06 triliun yang dihimpun dari penawaran obligasi akan digunakan perseroan untuk melunasi seluruh pinjaman dalam mata uang Rupiah yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap II tahun 2017 seri C sebesar Rp 498 miliar, Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Indosat Tahap II tahun 2017 Seri C sebesar Rp 14 miliar, dan melunasi pinjaman PT Bank BTPN Tbk senilai Rp 550 miliar.
Sedangkan dana yang tersisa akan digunakan untuk membayar sebagian biaya hak penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio 900 MHz dan 1800 MHz untuk periode tahun 2022-2023 kepada Pemerintah.
Sementara seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum sukuk ijarah setelah dikurangi biaya emisi akan dimanfaatkan perseroan untuk melunasi seluruh pinjaman dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk berupa Revolving Loan I sebesar Rp 750 miliar.
ISAT memperoleh peringkat idAAA (Triple A) untuk obligasi dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) untuk sukuk ijarah dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Proses book building akan dilakukan mulai 14 September hingga 27 September 2022. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diterima pada 17 Oktober 2022, dan obligasi serta sukuk ijarah akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Oktober 2022.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek utama adalah PT BCA Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM). Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan menjadi wali amanat penerbitan surat utang tersebut. (raf)