Pasar Kebun Saroka Hadirkan Nuansa Tradisional Madura
JATIMPEDIA, Sumenep – Masyarakat Desa Saroka, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura menghidupkan kembali suasana tempo dulu melalui hadirnya Pasar Kebun berkonsep tradisional, yang justru sukses memikat hati masyarakat lintas generasi.
Pasar Kebun ini bukan sekadar tempat jual-beli, tetapi menjadi ruang nostalgia bagi masyarakat yang rindu suasana pasar zaman dulu—dengan jejeran lapak bambu, aneka makanan khas desa, hingga atraksi budaya yang menggambarkan kekayaan lokal Madura.
Kepala Desa Saroka, yang menjadi motor penggerak inisiatif ini, Adifatur Rahman menyebut bahwa ide tersebut berasal dari sejumlah Koperasi Wanita (Kopwan) di desa yang berinisiatif membangkitkan ekonomi masyarakat dengan sentuhan lokal.
“Awalnya banyak yang meragukan konsep ini. Siapa sangka pasar yang kembali ke nuansa tradisional justru menarik banyak perhatian. Masyarakat merasa terhibur, sekaligus bisa mengenang masa kecil mereka,” ujar Kepala Desa Saroka, Minggu (20/7/2025).
Ia menegaskan bahwa keberadaan Pasar Kebun telah mampu menjadi sumber pendapatan baru, terutama bagi perempuan desa yang tergabung dalam koperasi. Mereka menjual berbagai produk olahan seperti jenang, apem, klepon, hingga hasil kebun lokal yang semuanya disajikan tanpa bahan pengawet.
“Inilah bentuk kemandirian ekonomi desa. Kami ingin memberdayakan perempuan dan keluarga, supaya tetap produktif, tapi tetap menjaga nilai-nilai budaya,” tambahnya.
Ke depan, pihak desa juga berencana menyinergikan kegiatan pasar tradisional ini dengan program edukasi dan pelatihan bagi generasi muda, agar mengenal kembali akar budaya Madura melalui pendekatan ekonomi kreatif.
Keberadaan Koperasi Wanita (Kopwan) di Desa Saroka, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, kini menjadi sorotan publik. Mereka tak hanya mampu membangkitkan perekonomian masyarakat, tapi juga menghidupkan kembali budaya lokal lewat Pasar Kebun yang sarat nilai-nilai tradisional.
Dengan mengusung konsep pasar rakyat bernuansa jadul, para anggota Kopwan berhasil menciptakan ekosistem baru di tengah kehidupan desa. Setiap akhir pekan, Pasar Kebun ramai dikunjungi warga, bahkan dari luar kecamatan yang penasaran ingin merasakan atmosfer tempo dulu.
“Pasar ini bukan hanya soal jual beli, tapi tentang perjumpaan, memori masa kecil, dan rasa bangga akan budaya sendiri,” ungkap Kepala Desa Saroka Adifatur Rahman.
Ia mengakui bahwa langkah ini berawal dari keraguan. Namun keyakinan yang kuat dan kerja sama yang solid antar warga, khususnya para ibu, menjadi kunci keberhasilan gerakan ini.
“Semula konsep tradisional diragukan, namun dengan tekad kuat, sekarang mampu mendongkrak ekonomi anggotanya,” tuturnya.
Program-program berbasis komunitas ini menurutnya akan terus dikembangkan. Tak hanya dalam bentuk pasar, tetapi juga akan diperluas dalam bidang layanan publik. Ia mencontohkan inovasi pelayanan pajak kendaraan bermotor di balai desa, hingga bantuan peternakan yang dikembangkan melalui kelompok-kelompok tani wanita. (sat)