Serba Serbi

Mahasiswa Mancanegara Tuntaskan Program Bahasa di UMM, Jadi Duta Budaya Indonesia

JATIMPEDIA, Malang  – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar penutupan Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) bagi mahasiswa internasional penerima beasiswa Darmasiswa, KNB, SUMMIT, dan NAM. Acara closing ceremony ini menandai akhir dari perjalanan belajar bahasa dan budaya Indonesia yang telah mereka tempuh selama satu tahun terakhir.

Salah satu peserta asal Vietnam, Cici, mengungkapkan kecintaannya terhadap Indonesia. “Saya sangat bahagia bisa belajar di Indonesia. Saya menyukai para dosen, teman-teman, dan makanan di sini. Saya ingin kembali ke Indonesia suatu hari nanti,” tuturnya pada Minggu (22/6/2025).

Seremoni ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni, mulai dari tari tradisional, pembacaan puisi dan cerita rakyat, pidato dalam bahasa Indonesia, pertunjukan gamelan, hingga lagu daerah. Aksi-aksi tersebut menjadi bukti bahwa mereka bukan hanya memahami bahasa Indonesia, tetapi juga meresapi budaya bangsa.

Baca Juga  Jamaah Perempuan Bisa Masuk Makam Raudhah, Ini Caranya

Wakil Rektor V UMM, Prof. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si., menyampaikan bahwa para peserta telah menjadi duta budaya yang akan membawa cerita tentang Indonesia ke negara asal mereka. “Bahasa Indonesia mereka kuasai bukan hanya dari sisi akademik, tapi juga dari hati. Mereka membawa semangat budaya Indonesia ke dunia,” katanya.

Program BIPA UMM telah berjalan sejak 1990 dan mulai dikelola secara resmi pada 2006. Dalam program ini, para mahasiswa asing mempelajari bahasa serta budaya Indonesia secara intensif selama satu tahun. Beasiswa Darmasiswa dan KNB berasal dari pemerintah, sedangkan SUMMIT dan NAM merupakan beasiswa internal kampus.

Kepala UPT BIPA UMM, Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si., menambahkan bahwa ratusan mahasiswa asing telah mengikuti program ini. “Kami berupaya menjadikan bahasa sebagai jembatan antarnegara. BIPA bukan hanya tentang belajar bahasa, tetapi tentang menjalin hubungan global yang humanis,” ujarnya.

Baca Juga  Musim Haji Usai, Pasar Bong Surabaya Ramai Pembeli

UMM menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar pendidikan bahasa, melainkan bentuk nyata dari diplomasi budaya yang mengangkat nama Indonesia di mata dunia. Penutupan program ini menjadi awal dari penyebaran semangat Indonesia ke berbagai belahan dunia.(sat)