SKK Migas : Industri Hulu Migas Masih Relevan dengan Kebutuhan Energi Global
JATIMPEDIA, Makassar – SKK Migas mencatat sektor hulu migas terus menunjukkan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional. Salah satunya adalah melalui peningkatan penerimaan negara yang pada tahun ini mencapai Rp5,045 triliun, serta peningkatan suplai gas ke pasar domestik.
Kepala Divisi Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menyebutkan, industri hulu migas juga memainkan peran penting dalam mendukung program prioritas nasional (Asta Cita), khususnya dalam penguatan ketahanan energi dan pemerataan pembangunan antarwilayah.
Di sisi eksplorasi, tren saat ini menunjukkan bahwa potensi gas mendominasi penemuan baru, seperti di wilayah Andaman. Proyek strategis nasional (PSN) yang berfokus pada gas pun terus dikebut, antara lain melalui proyek Jangkrik, Train 3 Tangguh, dan Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang sudah mulai onstream.
Dikatakam, saat ini cadangan minyak nasional mencapai 4,31 Billion Barel Oil (BBO) dan Gas 51 l, 98 triliun kaki kubik (TCF). Potensi itu tersebar di 156 Wilayah Kerja dan 103 wilayah eksplorasi,.
Ditambahkan, capaian investasi tahun 2023 sebesar 13,7 miliar dolar AS, setara 206 triliun, naik 13 % dibandingkan tahun sebelumnya. “Tahun ini kami sampaikan akan ada temuan besar sumur eksplorasi dan tertinggi di Asia Tenggara, salah satunya adalah di Andaman,” terang Hudi D Suryodipuro.
Ditegaskan, pentingnya peran media dalam mendukung industri hulu migas di tengah tantangan global dan transisi energi yang sedang berlangsung. Hal tersebut disampaikan dalam acara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Regional 4 Subholding Upstream (SHU) Pertamina.
Hudi mengatakan bahwa industri migas tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari penyediaan energi hingga menopang berbagai sektor ekonomi. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara industri hulu migas dan media menjadi sangat vital untuk menyampaikan informasi yang akurat, edukatif, dan konstruktif kepada masyarakat.
“Alhamdulillah, selama bertahun-tahun di Regional 4 Pertamina SHU sudah terjalin komunikasi yang baik dengan media. Kolaborasi ini penting untuk membangun pemahaman publik mengenai peran strategis migas,” ujar Hudi.
Hudi juga menyoroti dampak dinamika global terhadap industri migas, mulai dari konflik Ukraina-Rusia, perubahan iklim, hingga geopolitik dan tren investasi global menuju energi bersih. Pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan kurang dari 3 persen juga menjadi tantangan tersendiri, meski Indonesia masih mampu mencatatkan pertumbuhan di kisaran 5 persen.
Dalam konteks global, Indonesia berada di peringkat ke-16 dunia dalam PDB, namun diproyeksikan dapat meningkat ke posisi 5 besar pada tahun 2030. Kondisi ini mencerminkan peningkatan kebutuhan energi di masa depan.
“Kita belum sepenuhnya lepas dari energi fosil. Masih banyak kesempatan bagi industri migas untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri,” pungkas Hudi D. Suryodipuro.
Dengan dukungan sinergis antara SKK Migas, KKKS, media, dan seluruh pemangku kepentingan, industri hulu migas diharapkan dapat terus bertransformasi dan berkontribusi secara maksimal dalam masa transisi energi menuju sistem yang lebih berkelanjutan.
Di tempat yang sama Manager Corporate Relations (ComRel) CID PEPC, Rahmat Drajat, memimpin acara bertajuk “Acceleration Energy for Business Sustainable” yang dihadiri oleh 104 media dari berbagai wilayah. Acara ini bertujuan mempercepat transformasi energi berkelanjutan dalam dunia bisnis.
Salah satu momen penting dalam acara tersebut adalah paparan dari seorang local hero asal Papua, yang berbagi inspirasi dan inovasi terkait pengembangan energi terbarukan di daerahnya. Paparan ini menjadi bukti nyata bagaimana semangat dan kreativitas lokal dapat mendukung visi bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Acara juga menyoroti kinerja Regional 4 SHU yang mencakup wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Dengan cakupan wilayah yang luas, Regional 4 berperan strategis dalam mengimplementasikan program-program energi berkelanjutan dan memperkuat sinergi antar daerah.
Rahmat Drajat berharap melalui kolaborasi dan dukungan media yang kuat, upaya percepatan energi untuk bisnis yang berkelanjutan dapat berjalan lebih efektif dan membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. (cin)