Pupuk Kaltim Kucurkan USD 1 Miliar Bangun Pabrik di Fakfak

JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) merealisasikan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat.

Pabrik memproduksi amonia dan urea, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pupuk di kawasan timur Indonesia serta memperkuat pasokan pupuk nasional secara keseluruhan.

Pembangunan pabrik pupuk menjadi upaya perseroan mendukung target swasembada pangan dan mewujudkan ketahanan pangan. Selain itu juga menjadi upaya strategis dalam mendukung program pemerintah baru yang akan membangun kawasan food estate di Papua.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo mengungkapkan bahwa proyek ini memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mendukung produktivitas pertanian Indonesia, ketika nanti beroperasi penuh. “Proyek ini akan meningkatkan pasokan pupuk urea hingga 1,15 juta ton dan amonia 825 ribu ton per tahun. Dengan nilai investasi lebih dari USD 1 miliar, kapasitas produksi ini mampu memenuhi hingga 80 persen kebutuhan pupuk nasional, yang setara dengan 4,5 hingga 5 juta ton,” ujar Soesilo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/10).

Baca Juga  Kinerja Pelindo Regional 3 di Semester I-2024 Lampaui Target

Kehadiran pabrik amonia dan urea di Fakfak juga diharapkan dapat mendukung upaya swasembada pangan yang menjadi salah satu visi dalam Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Soesilo menyebut, proyek ini juga sejalan dengan program lumbung pangan nasional yang direncanakan akan dipindahkan ke Merauke, Papua.

“Dengan lokasi pabrik yang strategis, berdekatan dengan Merauke, biaya distribusi logistik dapat ditekan, memberikan efisiensi dalam penyediaan pupuk untuk program tersebut,” tambah Soesilo.

Pemberdayaan Masyarakat Lokal dan Ekonomi Daerah Keterlibatan masyarakat lokal dan masyarakat adat selalu menjadi prioritas Pupuk Kaltim sejak awal rencana pembangunan pabrik digagas. Karena kehadiran kawasan industri ini memang sejak awal diproyeksikan dapat memberi kontribusi positif pada peningkatan ekonomi Indonesia Timur serta pemberdayaan masyarakat setempat.

Baca Juga  Mulai Januari 2025, Penyaluran Subsidi Pupuk Langsung ke Petani

Pada tataran masyarakat adat, Pupuk Kaltim telah melakukan serangkaian upacara adat untuk memastikan seluruh proses persiapan yang dilakukan tetap dalam koridor melindungi hak masyarakat hukum adat. Pada waktu yang bersamaan, Pupuk Kaltim juga telah melakukan berbagai inisiasi pemberdayaan masyarakat demi meningkatkan ekonomi lokal.

Salah satunya dengan menggagas berdirinya program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) di Fakfak sejak 2023. Pupuk Kaltim bersinergi dengan Institut Pertanian Bogor University (IPB University) untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat Fakfak di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan. Sebanyak 48 lulusan pertama dari SPR Fakfak juga telah diwisuda pada Juni 2024 lalu dan siap mengamalkan ilmunya di kehidupan bermasyarakat.

“Kami berkomitmen agar manfaat dari investasi besar ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan infrastruktur, dan berbagai program pemberdayaan komunitas,” lanjut Soesilo.

Baca Juga  Pebisnis Properti Minta Insentif PPN DTP Diperpanjang

Investasi pembangunan kawasan industri pupuk yang direncanakan akan berdiri di lahan seluas 500 hektare (Ha) ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Papua Barat. Kawasan ini akan menjadi pusat industri yang dapat mendukung berbagai sektor ekonomi lain, seperti logistik, perdagangan, dan layanan jasa di wilayah tersebut.

Dengan berbagai inisiatif pemberdayaan dan dukungan infrastruktur yang dilakukan, Pupuk Kaltim berupaya untuk terus mendorong pengembangan ekonomi daerah dan memastikan kesejahteraan masyarakat lokal sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

“Pengembangan kawasan industri ini bukan hanya tentang membangun pabrik, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Fakfak dan sekitarnya. Kami ingin memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosial dari proyek ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Soesilo. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *