Tag: #pupuk kaltim

  • Pupuk Kaltim Sukses Penuhi Target Produksi 2024

    Pupuk Kaltim Sukses Penuhi Target Produksi 2024

    JATIMPEDIA, Bontang – Menutup tahun 2024, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali mencatatkan pencapaian luar biasa dalam memenuhi kebutuhan pupuk nasional, sejalan dengan target pemerintah dalam Asta Cita untuk mewujudkan swasembada pangan.

    Menandai keberhasilan ini, Pupuk Kaltim kembali mengadakan acara pengantongan terakhir di area gudang Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur.

    Hingga 22 Desember 2024, PupukKaltim berhasil mencapai total produksi pupuk urea sebesar 3.321.969 ton, pupuk NPK sebesar 282.183 ton, amoniak sebesar 2.691.912 ton, dan amoniak DDJ sebesar 763.477 ton.

    Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, dalam keterangan persnya, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh insan perusahaan dalam memastikan stabilitas produksi.

    “Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh karyawan dan insan Pupuk Kaltim, mengingat keberhasilan ini tidak akan tercapai tanpa kerja keras, dedikasi serta komitmen kita semua,” kata Soesilo dalam siaran persnya, Kamis 26 Desember 2024.

    Melihat ke tahun 2025, pihaknya optimistis untuk melanjutkan momentum positif ini dengan semangat inovasi dan transformasi digital.

    “Tahun 2025 adalah momentum untuk melanjutkan perjalanan dengan lebih semangat. Tidak hanya pada peningkatan produksi, tetapi juga transformasi digital dan inovasi teknologi,” ujar Soesilo.

    Dengan visi tersebut, Pupuk Kaltim berharap terus menjadi yang terdepan dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, negara, dan lingkungan.

    “Tahun 2025 adalah momentum untuk melanjutkan perjalanan dengan lebih semangat. Tidak hanya pada peningkatan produksi, tetapi juga transformasi digital dan inovasi teknologi,” imbuhnya.

    Pihaknya telah memastikan ketersediaan 286.771 ton pupuk subsidi untuk masa tanam akhir tahun 2024 hingga Maret 2025.

    Stok pupuk subsidi yang tersedia terdiri dari 216.055 ton pupuk urea, 55.932 ton pupuk NPK Phonska, dan 14.784 ton NPK Formula Khusus.

    Selain itu, BUMN pupuk ini juga menyediakan 305.470 ton pupuk urea non-subsidi dan 15.521 ton NPK non-subsidi. Seluruh stok ini didistribusikan ke seluruh wilayah tanggung jawab PKT, yakni seluruh Kalimantan dan Sulawesi. (raf)

  • Pupuk Kaltim Kucurkan USD 1 Miliar Bangun Pabrik di Fakfak

    Pupuk Kaltim Kucurkan USD 1 Miliar Bangun Pabrik di Fakfak

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) merealisasikan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat.

    Pabrik memproduksi amonia dan urea, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pupuk di kawasan timur Indonesia serta memperkuat pasokan pupuk nasional secara keseluruhan.

    Pembangunan pabrik pupuk menjadi upaya perseroan mendukung target swasembada pangan dan mewujudkan ketahanan pangan. Selain itu juga menjadi upaya strategis dalam mendukung program pemerintah baru yang akan membangun kawasan food estate di Papua.

    Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo mengungkapkan bahwa proyek ini memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mendukung produktivitas pertanian Indonesia, ketika nanti beroperasi penuh. “Proyek ini akan meningkatkan pasokan pupuk urea hingga 1,15 juta ton dan amonia 825 ribu ton per tahun. Dengan nilai investasi lebih dari USD 1 miliar, kapasitas produksi ini mampu memenuhi hingga 80 persen kebutuhan pupuk nasional, yang setara dengan 4,5 hingga 5 juta ton,” ujar Soesilo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/10).

    Kehadiran pabrik amonia dan urea di Fakfak juga diharapkan dapat mendukung upaya swasembada pangan yang menjadi salah satu visi dalam Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Soesilo menyebut, proyek ini juga sejalan dengan program lumbung pangan nasional yang direncanakan akan dipindahkan ke Merauke, Papua.

    “Dengan lokasi pabrik yang strategis, berdekatan dengan Merauke, biaya distribusi logistik dapat ditekan, memberikan efisiensi dalam penyediaan pupuk untuk program tersebut,” tambah Soesilo.

    Pemberdayaan Masyarakat Lokal dan Ekonomi Daerah Keterlibatan masyarakat lokal dan masyarakat adat selalu menjadi prioritas Pupuk Kaltim sejak awal rencana pembangunan pabrik digagas. Karena kehadiran kawasan industri ini memang sejak awal diproyeksikan dapat memberi kontribusi positif pada peningkatan ekonomi Indonesia Timur serta pemberdayaan masyarakat setempat.

    Pada tataran masyarakat adat, Pupuk Kaltim telah melakukan serangkaian upacara adat untuk memastikan seluruh proses persiapan yang dilakukan tetap dalam koridor melindungi hak masyarakat hukum adat. Pada waktu yang bersamaan, Pupuk Kaltim juga telah melakukan berbagai inisiasi pemberdayaan masyarakat demi meningkatkan ekonomi lokal.

    Salah satunya dengan menggagas berdirinya program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) di Fakfak sejak 2023. Pupuk Kaltim bersinergi dengan Institut Pertanian Bogor University (IPB University) untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat Fakfak di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan. Sebanyak 48 lulusan pertama dari SPR Fakfak juga telah diwisuda pada Juni 2024 lalu dan siap mengamalkan ilmunya di kehidupan bermasyarakat.

    “Kami berkomitmen agar manfaat dari investasi besar ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan infrastruktur, dan berbagai program pemberdayaan komunitas,” lanjut Soesilo.

    Investasi pembangunan kawasan industri pupuk yang direncanakan akan berdiri di lahan seluas 500 hektare (Ha) ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Papua Barat. Kawasan ini akan menjadi pusat industri yang dapat mendukung berbagai sektor ekonomi lain, seperti logistik, perdagangan, dan layanan jasa di wilayah tersebut.

    Dengan berbagai inisiatif pemberdayaan dan dukungan infrastruktur yang dilakukan, Pupuk Kaltim berupaya untuk terus mendorong pengembangan ekonomi daerah dan memastikan kesejahteraan masyarakat lokal sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

    “Pengembangan kawasan industri ini bukan hanya tentang membangun pabrik, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Fakfak dan sekitarnya. Kami ingin memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosial dari proyek ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Soesilo. (raf)

  • Pupuk Indonesia Terjunkan 100 Karyawan Untuk Bantu Petani

    Pupuk Indonesia Terjunkan 100 Karyawan Untuk Bantu Petani

    JATIMPEDIA, Jakarta – Sebagai BUMN, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus berkomitmen pada tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang berfokus pada creating shared value (CSV). Kali ini, perusahaan melihat pentingnya keterlibatan karyawan internal untuk turut memastikan dampak dari program yang optimal, tidak hanya bagi masyarakat, lingkungan, melainkan juga perusahaan.

    Melalui program Ajang Kolaborasi Seluruh Insan (AKSI) yang dilakukan di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebanyak 100 karyawan Pupuk Indonesia grup yang tersebar di berbagai bidang mulai dari pemasaran, SDM, riset, hingga anggaran, terlibat langsung untuk menciptakan ekosistem pertanian berkelanjutan, lewat kolaborasi berbasis kompetensi.

    “Hal ini sejalan dengan arahan dari Kementerian BUMN untuk memperhatikan dan memberikan manfaat bagi lingkungan, terutama terkait dengan pendidikan dan peningkatan kompetensi masyarakat setempat,” tambah dia.

    Lebih lanjut, pemilihan Desa Dieng Kulon sebagai lokasi sasaran inisiatif AKSI ini didasari oleh potensi pertanian lokal, dengan luas lahan pertanian komoditas kentang mencapai 163.000 hektar, 23 usaha pertanian pangan, 593 usaha hortikultura, 99 usaha peternakan, 34 usaha kehutanan, 4 usaha perkebunan dan 1 usaha perikanan.

    Selain itu, jumlah populasi usia produktif yang mencapai lebih dari 2.000 penduduk pun dapat menjadi penggerak bagi perekonomian lokal jika mampu berdaya secara optimal. Oleh karena itu, program AKSI yang tersebar dalam 4 fokus yaitu pertanian, pendidikan, lingkungan, dan sosial diharapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi komunitas sekitar.(raf)

  • Konvensi Inovasi Pupuk Indonesia Ciptakan Benefit Rp 1,8 Triliun

    Konvensi Inovasi Pupuk Indonesia Ciptakan Benefit Rp 1,8 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menyatakan bahwa upaya perseroan untuk menggencarkan penerapan inovasi melalui konvensi inovasi tahunan Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) menciptakan benefit sebesar Rp 1,8 triliun.

    “Selama tiga tahun penyelenggaraannya (PIQI), kontribusi benefit tercatat sebesar Rp1,8 triliun, sebuah jumlah yang signifikan. Ini menandakan budaya inovasi sudah benar-benar melekat di Pupuk Indonesia,” kata Rahmad Pribadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Ia menyatakan bahwa inovasi pada industri pupuk sangat krusial, mengingat peran strategis Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

    Terdapat berbagai karya inovasi dari perusahaan induk maupun anggota holding BUMN pupuk nasional yang terbukti berhasil memberikan kinerja operasional yang positif.

    Misalnya, upaya Pupuk Sriwidjaja Palembang yang memodifikasi unit daya hidrolik sehingga mempercepat waktu perbaikan aktuator hidrolik yang merupakan komponen vital untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin pada pabrik pupuk urea.

    Sebelum ada inovasi ini, proses perbaikan aktuator hidrolik memakan waktu 336 jam dan dilakukan oleh pihak ketiga. Setelah inovasi, perbaikan dapat dilakukan secara mandiri dan hanya memakan waktu 16 jam, sehingga meningkatkan keandalan operasional, efisiensi, serta optimalisasi produksi.

    Sementara Pupuk Kaltim berinovasi mendorong efisiensi energi dengan mengoptimalkan rasio batubara pada boiler, sehingga memberikan dampak positif pada efisiensi anggaran perusahaan.

    Terdapat pula pengembangan produk pupuk berbasis fosfat Phosgreen dari Petrokimia Gresik yang memiliki rasio bahan baku yang dimodifikasi untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif dengan kualitas tetap terjaga, sehingga meningkatkan keterjangkauan harga pupuk non-subsidi di tingkat petani.

    Sedangkan Pupuk Indonesia telah berhasil mengembangkan i-Pubers, yakni aplikasi digital terintegrasi di tingkat kios untuk menurunkan nilai koreksi sekaligus mempercepat proses penagihan subsidi pupuk.

    Aplikasi tersebut telah digunakan oleh lebih dari 27 ribu kios dan memudahkan petani dalam menebus pupuk bersubsidi.

    Rahmad menyatakan bahwa penyelenggaraan konvensi yang juga merupakan lomba inovasi antara anggota holding BUMN pupuk tersebut turut mendorong adanya knowledge transfer antarperusahaan.

    “Proses agregasi dan kompetisi ini dilakukan agar ada transfer knowledge antara anak perusahaan sehingga penemuan di satu anak perusahaan bisa diterapkan di tempat lain dalam ekosistem Pupuk Indonesia Grup,” imbuhnya.

    PIQI 2024 mengusung tema “Green Growth” dan diikuti oleh 6.531 karyawan Pupuk Indonesia Group dengan memamerkan 4.684 karya inovasi yang terbagi dalam 3 kategori, yakni Growth, Digital, dan Sustainability. (raf)

  • Unair-Pupuk Kaltim Latih Petani Madiun Buat Kompos

    Unair-Pupuk Kaltim Latih Petani Madiun Buat Kompos

    JATIMPEDIA, Madiun – Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya (Unair) menggandeng PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memberikan pelatihan membuat kompos untuk petani di Desa Bongsopotro, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 4.

    Perwakilan PT Pupuk Kaltim Ajar Subandono dalam keterangannya di Madiun, Jawa Timur, Rabu mengatakan pelatihan pembuatan kompos untuk membantu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menanggulangi masalah kelangkaan pupuk.

    Selain itu, lanjutnya, program kerja yang diusulkan oleh mahasiswa KKN Unair juga sejalan dengan tujuan BUMN itu dan program pemerintah untuk go organic atau mengurangi penggunaan bahan kimia untuk pertanian.

    “Pelatihan seperti ini penting karena mayoritas tanah di wilayah Indonesia itu jenuh akan kandungan kimiawi. Program ini juga sebagai bentuk tanggung jawab mengembalikan unsur hara yang telah digunakan selama bertahun-tahun,” ujar Ajar.

    Ia juga memberikan apresiasi pada kelompok mahasiswa KKN-BBK 4 Unair karena kegiatan itu merupakan kali pertama pihaknya bekerja sama dengan institut pendidikan untuk melaksanakan sosialisasi dan praktik pemupukan.

    “Meskipun tidak menekuni bidang pertanian, saya mengucapkan terima kasih pada teman-teman dari Unair yang semangat mendampingi kami selama kegiatan berlangsung,” katanya.

    Koordinator Pengabadian Masyarakat Unair yang memimpin kegiatan KKN-BBK 4 Pratiwi Soesilawati mengatakan program pelatihan itu menjadi sebuah inovasi untuk menanggulangi permasalahan kebutuhan pupuk.

    “Sebuah terobosan besar, mahasiswa mampu membuka kerja sama dengan salah satu produsen pupuk terbesar di Asia. Pengolahan pupuk alami ini diharapkan menjadi wacana baru untuk menjamin kecukupan pupuk petani di Kabupaten Madiun, khususnya Desa Bongsopotro,” kata Pratiwi.

    Ia berharap kerja sama tersebut menjadi program berkelanjutan yang membawa dampak baik bagi banyak pihak. Tidak hanya bermanfaat untuk Unair, tetapi juga untuk PT Pupuk Kaltim dan kelompok tani desa setempat.

    Ia menambahkan pelaksanaan KKN-BBK Unair dimaksudkan sebagai wahana mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengaplikasikan keilmuan akademis, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam praktek lapangan.

    Selain Kecamatan Saradan, KKN mahasiswa Unair secara keseluruhan juga dilaksanakan di Kecamatan Gemarang dan Wungu selama 25 hari pada 2 – 27 Juli 2024. (sat)

  • Kontrak Habis, Pupuk Indonesia Tetap Salurkan Pupuk Bersubsidi

    Kontrak Habis, Pupuk Indonesia Tetap Salurkan Pupuk Bersubsidi

    JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi memastikan pihaknya tetap akan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani meski kontrak pertama senilai Rp26,7 triliun akan habis di Juli 2024.

    “Jadi, komitmen kami bersama dengan pemerintah sambil proses anggarannya itu diselesaikan, Pupuk Indonesia akan terus menyalurkan pupuk,” kata Rahmad di sela-sela pembagian sembako dan uang saku kepada 520 pengayuh becak di SOR Tri Dharma Petrokimia Gresik, Jumat (19/7).

    Pupuk Indonesia mendapat tugas dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian agar menyalurkan pupuk subsidi dengan total sebesar 9,55 juta ton atau senilai Rp54 triliun di tahun 2024.

    Namun, dari tugas tersebut Pupuk Indonesia baru melakukan kontrak pertama dengan volume 4,7 juta ton dengan nilai kontrak Rp26,7 triliun. Kontrak tersebut akan habis di Juli ini.

    Rahmad mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sudah melaporkan hal itu kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Pupuk Indonesia saat ini ini juga sedang menggarap administrasi untuk kontrak lanjutan.

    Ia menegaskan bahwa meskipun kontrak lanjutan belum ada, tetapi Pupuk Indonesia sebagai BUMN tidak akan membiarkan petani kesulitan sehingga penyaluran masih akan terus berlanjut. Hal itu juga sesuai arahan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

    “Saya tahu persis Menteri Pertanian all out langsung di hari yang sama saya laporkan, menelpon Presiden (Joko Widodo), menelpon Menteri Keuangan dan sudah disepakati. Dan kesepakatan-kesepakatan tingkat menteri itu kemudian kami juga sudah diinstruksikan untuk tidak berhenti menyalurkan (pupuk subsidi),” jelasnya.

    Dia menyebutkan, sekitar 150 kabupaten akan habis alokasi pupuk subsidinya pada Juli ini. Pupuk Indonesia berkomitmen akan tetap menyalurkan sesuai dengan Permentan atau alokasi yang sudah disepakati melalui Pokja Pupuk yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian.

    “Jadi itu acuannya, bahwa hitungan kontrak antara PI (Pupuk Indonesia) dengan pemerintah kita selesaikan, tapi petani tidak boleh dirugikan,” tegasnya.

    Menurut dia, jika secara normatif maka Pupuk Indonesia bisa saja hanya menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan kontrak. Tapi karena keadaan darurat, genting, di mana Indonesia membutuhkan produksi pertanian yang tidak boleh terganggu, maka distribusi pupuk akan terus dilakukan.

    “Kami pun sepakat dengan pemerintah, kontraknya urusan kami dengan pemerintah. Tapi sudah ada kebijakan Pak Presiden (Jokowi) dengan alokasi itu, itu jadi acuannya. Mudah-mudahan tentunya pasti ada proses bagaimana kalau kita menagih subsidi. Tapi kami meyakini pemerintah juga akan all out, tidak akan membiarkan petani akan kesulitan,” katanya.

    Pemerintah telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi secara nasional naik menjadi 9,55 juta ton atau meningkat dua kali lipat dari yang sebelumnya 4,7 juta ton.

    Penambahan alokasi subsidi pupuk ini tertuang pada Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 Tahun 2024 dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 01 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Permentan Nomor 10 Tahun 2022.

    “Jadi bukan alokasi yang 9,55 juta ton yang habis, tapi kontrak yang berdasarkan alokasi pertama, itu yang volumenya sudah habis. Tapi kan kita tidak boleh mengorbankan administratif karena hal yang lebih substantif. Subtantifnya adalah kita harus mendorong produktivitas pertanian,” kata Rahmad.(eka)

  • Pupuk Indonesia Akan Kembangkan Soda Ash

    Pupuk Indonesia Akan Kembangkan Soda Ash

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) akan mengembangkan soda ash dan clean ammonia dalam rangka menerapkan ekonomi sirkuler (circular economy) yang ramah lingkungan.

    “Ke depannya seperti apa? Efisiensi dan optimasi pabrik pupuk tentu akan tetap kita lakukan sebagai prioritas. Kemudian kita juga akan mengembangkan circular economy yakni memproduksi soda ash. Soda ash ini sampai sekarang Indonesia masih mengimpor sekitar 1 juta ton per tahun. Bahan baku dari soda ash ini adalah CO2 salah satunya, jadi waktu pabrik kita membuat amonia yang menghasilkan emisi CO2 itu kita serap emisinya untuk menjadi bahan baku bagi soda ash,” ujar Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, pihaknya melakukan daur ulang (recycle) emisi CO2 tersebut untuk menjadi bahan baku produk soda ash. Dengan demikian, hal ini dapat mensubstitusi impor soda ash Indonesia sekitar 1 juta ton per tahun.

    “Kita membangun dua pabrik, satu di Bontang, Kalimantan Timur dan satu lagi di Gresik, Jawa Timur. Sehingga nanti dengan adanya dua pabrik ini maka kita akan menyerap cukup banyak emisi CO2 yang kita hasilkan,” katanya.

    Selain soda ash, pihaknya  juga akan mengembangkan clean ammonia. Clean ammonia sendiri terdiri dari green ammonia dan blue ammonia.

    Untuk yang green ammonia, Pupuk Indonesia akan melakukan elektrolisa air menjadi hidrogen kemudian dikonversi menjadi ammonia. Ke depannya kalau skala ekonominya sudah masuk maka Pupuk Indonesia tidak membutuhkan gas lagi dan hanya memerlukan air serta tenaga listrik dari energi baru terbarukan seperti panas bumi atau hidropower.

    “Skala ekonomi ini yang sekarang teknologinya masih belum masuk kalau kita bandingkan dengan menggunakan gas atau energi fosil. Tapi kita memiliki keyakinan bahwa teknologi akan berkembang sehingga akan ada satu titik keseimbangan di mana keekonomiannya bisa masuk,” kata Jamsaton Nababan.

    Pupuk Indonesia akan melaksanakan pengembangan green ammonia di Aceh, dan hasilnya yakni green ammonia dapat diekspor atau digunakan bagi kebutuhan di dalam negeri.

    Selanjutnya Pupuk Indonesia juga akan mengembangkan blue ammonia di mana untuk blue ammonia ini nanti emisi CO2 akan dimasukkan ke reservoir kosong.

    Dalam pengembangan blue ammonia ini, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Chevron di Kalimantan untuk mencari reservoir yang kosong. Kemudian di Jawa Barat, Pupuk Indonesia juga bekerja sama dengan Mitsubishi dan Pertamina.

    “Jadi kita sudah mempersiapkan diri masuk ke dalam ekonomi sirkuler,” kata Jamsaton Nababan. (raf)

  • Penyaluran Pupuk Bersubsidi Ternyata Baru Terserap 29 Persen

    Penyaluran Pupuk Bersubsidi Ternyata Baru Terserap 29 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Penyaluran pupuk bersubsidi diakui masih rendah. Banyak petani yang belum menebus jatah pupuk subsidinya. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan realisasi pupuk subsidi per 15 Juni 2024 sebanyak 2,8 juta ton dari total alokasi 9,5 juta ton atau sekitar 29%. Ia pun membeberkan sejumlah alasan di balik capaian penyaluran pupuk bersubsidi tersebut.

    “Pertama, 58% petani yang terdaftar di e-RDKK hingga Mei 2024 itu belum menebus pupuk bersubsidi,” kata Rahmad dalam Rapat dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI membahas persoalan pupuk bersubsidi, Rabu (19/6/2024).

    Ia mengatakan petani yang belum menebus itu merasa alokasi yang diberikan terlalu kecil, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mengambil ke kios menjadi dirasakan lebih mahal. Sehingga pihaknya saat ini tengah melakukan pembaharuan data dan peningkatan sosialisasi melalui program yang dijalankan seperti PI menyapa dan Tebus Bersama.

    “Kedua mengenai regulasi daerah yang cukup menghambat,” kata Rahmad.

    Menurutnya ada Surat Keputusan (SK) dari Bupati dan Gubernur yang belum keluar. Namun meski sudah keluar pun masih ada yang membatasi untuk petani menebus pupuk subsidi.

    “Itu dibagi per bulan atau per musim tanam. Alhamdullilah sekarang ada Permentan 01/2024 yang mem-bypass itu, tapi ada juga kebijakan yang menghambat misalnya pak luar mewajibkan punya bukti kepemilikan tanah,” katanya.

    Kemudian permasalahan yang alokasi pupuk subsidi mandek adalah tingkat kehati-hatian kios penyalur yang tinggi menghindari potensi koreksi salur dari Tim Verifikasi dan Validasi yang menjadi beban kios. Ia mengatakan Januari-Maret ini ada koreksi sebesar Rp 15,6 miliar.

    Penyebab lain, ujar dia, terkait perubahan musim tanam yang saat ini harus dilakukan penyesuaian penyaluran pupuk subsidi.

    Rahmad mengatakan saat ini sudah ad 5 program di Pupuk Indonesia untuk mengakselerasi serapan pupuk subsidi, sehingga diharapkan akhir tahun bisa mendekati 9,5 juta ton.

    “Dengan catatan e-RDKK pupuk organik baru selesai tadi malam, kita sudah kontrak dengan para penyedia, sekarang kita akan segera memproduksi dan mengirim ke gudang lini 3. Sehingga kami estimasi Agustus pupuk organik ini bisa disalurkan,” katanya. (raf)

  • Pupuk Indonesia Catat Pendapatan dan Penghematan Rp 1,3 Triliun Melalui Inovasi Karyawan

    Pupuk Indonesia Catat Pendapatan dan Penghematan Rp 1,3 Triliun Melalui Inovasi Karyawan

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil mencatat pendapatan dan penghematan sebesar Rp1,3 triliun dari kontribusi inovasi karyawan.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan bahwa nilai Rp1,3 triliun merupakan kontribusi inovasi yang terdiri atas Rp1,2 triliun berasal dari peningkatan efisiensi atau penghematan dan Rp0,1 triliun berasal dari peningkatan revenue.

    “Alhamdulillah, di tahun 2024 ini berdasarkan buku 2023 kami menduduki posisi nomor tujuh terbesar dunia di industri fertilizer. Tentu, ini tidak lepas dari inovasi yang mempunyai direct impact pada profitability,” ujar Rahmad melalui keterangan di Jakarta, Kamis.

    Rahmad menyampaikan ratusan inovasi yang hadir pada PIIA Summit 2024 ini dihasilkan oleh 700 karyawan atau inovator, yang terdiri atas karyawan organik, nonorganik dan karyawan magang. Inklusivitas ini menjadi bukti bahwa inovasi sudah menjadi habit di lingkungan Pupuk Indonesia.

    “Inovasi tidak selalu big bang, tapi bisa juga trial and error yang tentunya membutuhkan persistensi. Tanpa persistensi inovasi ini tidak akan pernah bisa terimplementasi dan tidak akan pernah bisa memberikan direct impact pada laporan keuangan,” kata Rahmad.

    Lebih lanjut, Pupuk Indonesia menunjukkan keduanya. Rahmad menyebut  pihaknya pernah melakukan big bang innovation melalui sentralisasi. Pihaknya juga terus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya instrumental.

    “Paling membanggakan adalah persistensi, karena dari tahun ke tahun saya melihat jumlah peserta dan jumlah inovasinya selalu meningkat,” ucapnya.

    Dalam rangka menjaga budaya inovasi, pihaknya bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology-Industrial Liaison Program (MIT-ILP). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan serta memperkuat sebagai pemain utama industri pupuk di tingkat global.

    Ketahanan pangan global saat ini dihadapkan oleh tantangan perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan stagnasi produktivitas pertanian.

    Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan bahwa kolaborasi dengan MIT-ILP diharapkan dapat meningkatkan peran perusahaan dalam ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan transformasi bisnis.

    PIIA merupakan ajang inovasi, berbagi pengetahuan dan pemberian apresiasi kepada insan Pupuk Indonesia yang telah berkontribusi atas inovasi. Konvensi ini diikuti oleh seluruh direktorat yang ada di Pupuk Indonesia dengan unsur penilaian fokus pada tiga aspek.

    Aspek pertama yaitu growth yang mana inovasi tersebut harus mampu menunjukkan adanya value creation dari inovasi yang dilakukan. Kemudian, aspek digital atau adanya unsur teknologi digital dalam inovasinya.

    Terakhir adalah sustainability atau adanya manfaat inovasi jangka panjang yang dihasilkan untuk generasi berikutnya.

    Adapun inovasi yang berhasil menjadi Grand Champion dalam konvensi inovasi ini diraih oleh Gugus Inovasi Rekan-iPubers.

    Inovasi ini berhasil memperbaiki tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi melalui pengembangan dan implementasi aplikasi digital terintegrasi di kios-kios Pupuk Indonesia yang jumlahnya mencapai 27.000 kios dan tersebar di seluruh Indonesia.

    Inovasi berbasis digital ini berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) ini berhasil memberikan kemudahan bagi petani terdaftar untuk menebus pupuk bersubsidi.

    “Paling penting ajang ini bukan ajang menang-menangan, tapi kolaborasi. Dalam bisnis ada namanya CQ (collaboration quotient), kemampuan kita untuk bisa duduk mendiskusikan sesuatu dengan orang yang mempunyai cara berpikir berbeda. Nah, ini ajang yang paling tepat,” kata Rahmad.

    Rahmad berharap persistensi dalam ekosistem inovasi Pupuk Indonesia dapat dijaga, sehingga dapat mendukung perusahaan sebagai penopang ketahanan pangan nasional dan penopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.  (raf)

  • BNI Fasilitasi Pembiayaan Ritel Mitra Pupuk Indonesia

    BNI Fasilitasi Pembiayaan Ritel Mitra Pupuk Indonesia

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan fasilitas pembiayaan kepada distributor ritel mitra Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia.

    Menurut perseroan, langkah strategis ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor dengan potensi besar untuk berkembang di Indonesia.

    “Dengan pemberian fasilitas pembiayaan distributor financing dan retail financing kepada mitra PIHC, BNI telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengakselerasi pertumbuhan UMKM di sektor pertanian,” kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta pada Jumat.

    Sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia, Okki mengatakan bahwa BNI memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberian berbagai layanan finansial kepada UMKM.

    Menurutnya, fokus BNI tidak hanya terpaku pada sektor-sektor yang sudah mapan melainkan juga pada sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk berkembang seperti sektor pertanian.

    Sementara itu, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh menilai bahwa pemberian fasilitas pembiayaan berupa distributor financing dan retail financing kepada mitra PIHC merupakan bentuk konkret dari komitmen BNI untuk mendukung pengembangan UMKM di sektor pertanian.

    “Melalui fasilitas ini, PIHC dapat memperluas jangkauan distribusi produknya, meningkatkan efisiensi operasional, serta mendukung pertumbuhan UMKM di sekitarnya,” kata Tri.

    Selain kemudahan akses permodalan, pihaknya turut menyediakan ekosistem finansial digital bagi distributor mitra melalui Financial Supply Chain Management (FSCM) BNI yang dapat digunakan untuk segala kebutuhan transaksi operasional dan pembayaran berbagai kewajiban.

    Perseroan mencatat, langkah tersebut bukan sekadar transaksi finansial tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

    Sebelumnya pada 13 Mei lalu, BNI berpartisipasi dalam acara “Reward Benefit Model Retail Management Tahun 2023 Pupuk Indonesia” di Surabaya, Jawa Timur. Dalam acara tersebut, BNI memperkenalkan produk dan dukungannya bagi ekosistem bisnis PIHC dan distributor.

    Acara “Reward Benefit Model Retail Management 2023” turut dihadiri oleh distributor ritel dari seluruh anak perusahaan PIHC, termasuk PT Petrokimia Gresik (PKG), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI), PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), dan PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC).

    Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan kerja sama pengembangan bisnis ritel toko Pe-i (Pupuk Indonesia) dengan BNI.

    Penandatanganan kerja sama diwakili oleh Wholesale Transaction Product & Partnership Division Head BNI I Gede Widya Anantayoga serta SVP Strategi Penjualan dan Pelayanan Pelanggan PT Pupuk Indonesia Holding Company Deni Dwiguna.(raf)