WVI Belajar Lingkungan Berkelanjutan di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo

JATIMPEDIA, Sidoarjo –   Organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) mengunjungi Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Jawa Timur untuk belajar tentang perubahan perilaku dan juga gerakan lingkungan berlanjutan.

Salah satu perwakilan Wahana Visi Indonesia Mita Sirait dalam keterangannya di Sidoarjo, Minggu mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk menggali praktik baik dalam strategi perubahan perilaku masyarakat, edukasi lingkungan berbasis komunitas, dan pengelolaan sampah berkelanjutan yang telah dikembangkan oleh warga Kampung Edukasi Sampah.

Ia mengatakan, WVI adalah organisasi kemanusiaan yang berfokus pada kesejahteraan anak dan pemberdayaan komunitas yang merupakan bagian dari jaringan global World Vision International yang hadir di lebih dari 100 negara.

“Di Indonesia, WVI aktif dalam berbagai program pengembangan masyarakat, termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, dan penguatan kapasitas komunitas akar rumput,” ujarnya.

Baca Juga  Galaxy S24 Series Punya Circle to Search Hingga AI Editing Tools yang Bikin Kamu Auto Jadi Fashion Content Creator Ikonik

Ia mengatakan, Kampung Edukasi Sampah menjadi ruang belajar terbuka yang menggabungkan unsur edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan budaya gotong royong dalam pengelolaan sampah. Dalam kunjungan tersebut, tim WVI melihat langsung praktik pemilahan sampah dari rumah, manajemen bank sampah yang dikelola warga, serta keterlibatan anak-anak dan pemuda sebagai agen perubahan.

‘Kami sangat terinspirasi dengan apa yang dilakukan Kampung Edukasi Sampah. Budaya peduli lingkungan yang dibangun di sini terasa hidup dan tumbuh dari kesadaran warga sendiri. Ini adalah contoh nyata transformasi sosial dari bawah yang berdampak luas,” ujarnya.

Inisiator dan pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah Edi Priyanto memaparkan latar belakang dibentuknya kampung ini yang berawal dari keresahan terhadap kondisi lingkungan yang kian tercemar dan masyarakat yang kian apatis.

Baca Juga  Pelindo Petikemas Setor Kewajiban Kepada Negara Rp1,94 Triliun

“Awalnya, masalah yang kami hadapi sama dengan banyak tempat lain. Lingkungan yang kurang diperhatikan, kebiasaan acuh tak acuh pada tetangga maupun kondisi lingkungan, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah warga semakin individualis dan egois. Sikap kapitalistik membuat banyak orang hanya peduli pada dirinya sendiri, kehilangan kepedulian terhadap lingkungan dan sesama,” katanya.

Kampung Edukasi Sampah kini telah menjadi rujukan pembelajaran bagi berbagai institusi, sekolah, kampus, komunitas, hingga mitra pembangunan. Setiap tahun setidaknya dikunjungi sekitar empat ribu pengunjung dengan lebih dari 12 perguruan tinggi telah melakukan kunjungan dan kolaborasi, menjadikan kampung ini sebagai bukti nyata bahwa perubahan bisa dilakukan dari akar rumput.(ind)

Baca Juga  Long Weekend, Penumpang KA Daop 8 Naik 28 Persen