Warga Vietnam Doyan Salak Bali, Perkilonya Rp 157 Ribu

JATIMPEDIA, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Vietnam terus memperkuat kerja sama di bidang pertanian. Selain mendukung upaya Indonesia dalam pengembangan pertanian padi di lahan rawa, Pemerintah Vietnam berharap Indonesia bisa memasok salak bali ke negara itu. Jenis salak tersebut sangat digemari masyarakat Vietnam, bahkan dihargai Rp 157 ribu per kilogram (kg).

Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Vietnam Le Minh Hoan menyampaikan permohonan kepada Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman untuk memperoleh pasokan buah-buahan dari Indonesia, khususnya salak bali yang sangat digemari masyarakat Vietnam dan prospek pasarnya masih sangat tinggi. Saat ini, harga salak bali dari Indonesia di Vietnam dijual 250 ribu Dong Vietnam per kg atau setara Rp 157 ribu per kg.

Pada 2023, total nilai perdagangan komoditas pertanian antara Indonesia dan Vietnam mencapai US$ 1,93 miliar. Indonesia memperoleh banyak keuntungan dari ekspor produk perkebunan (sawit, karet, kakao, nilam), hortikultura (buah-buahan tropis), dan sarang burung walet.

Demikian disampaikan Menteri Pertanian Vietnam saat pertemuan dengan Menteri Amran dengan dihadiri pejabat tinggi Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa Republik Sosialis Vietnam (MARD) di Kantor Pusat MARD di Hanoi, Vietnam, Minggu (19/05/2024). Pertemuan itu menyepakati kerja sama teknologi lahan rawa yang sedang digalakkan di RI. Pada akhir pertemuan, Menteri Pertanian RI dan Vietnam meneken Memorandum of Understanding on Agriculture Cooperation (MoU).

Sebagai tindak lanjut, kedua menteri sepakat membentuk Kelompok Kerja Pertanian (Working Group on Agriculture) yang beranggotakan perwakilan pejabat teknis kedua negara. “Tugas kelompok kerja itu mengidentifikasi rencana kerja konkret (concrete plan of actions) pembangunan pertanian yang menguntungkan kedua negara serta membahas penyelesaian berbagai hambatan akses pasar komoditas pertanian dan mobilisasi investasi pertanian kedua negara,” kata Menteri Amran dalam keterangan yang dikutip Senin (20/05/2024).

Baca Juga  Pj Gubernur Lepas 5.000 Peserta Soma Night Run

Indonesia dan Vietnam sepakat memperkuat kerja sama pengembangan pertanian padi di lahan rawa, khususnya varietas bibit untuk lahan rawa dengan produktivitas tinggi serta teknologi mekanisasi dan pertanian presisi. Hal itu demi memacu produktivitas dan indeks pertanaman (IP) padi di lahan rawa. Kedua negara juga sepakat mengembangkan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable agriculture).

Menteri Amran menyatakan, RI dan Vietnam dua negara besar yang sama-sama memiliki potensi pertanian luar biasa. Di Indonesia, pemerintah terus mereformasi pertanian tradisional ke modern yang lebih efisien serta mampu menekan biaya hingga 50%. “Teknologi dan mekanisasi yang presisi adalah poin yang juga kami sampaikan untuk meningkatkan produktivitas dan IP padi di lahan rawa,” jelas dia.

Indonesia telah berupaya mengelola sektor pertanian yang lebih maju, salah satu fokus utamanya memperkuat program ketahanan pangan untuk komoditas beras, jagung, dan kedelai melalui penyediaan input berkualitas bagi petani. RI juga terus mengembangkan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca Juga  Pj. Gubernur Adhy Ajak Wisatawan Nikmati Keindahan Puncak B29 Lumajang

“Indonesia bercita-cita menjadi pemasok pangan bagi kebutuhan masyarakat global,” kata dia. Indonesia berhasil mewujudkan swasembada tiga tahun berturut-turut. Saat itu, kebutuhan dalam negeri melimpah sehingga menjadi salah satu kekuatan pangan di Asean. Kini, pemerintah juga tengah mempercepat perluasan areal tanam dan pompanisasi. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *