Tag: #Jargas PGN

  • PGN Pastikan Kelancaran Pembangunan Jargas di DIY

    PGN Pastikan Kelancaran Pembangunan Jargas di DIY

    JATIMPEDIA, Yogyakarta –  PT PGN Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), sowan ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menyampaikan kepastian kelancaran pengembangan jaringan gas bumi (jargas) di Kota Yogyakarta.

    Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan PGN sudah membangun jargas di Kabupaten Sleman, DIY, dengan investasi mandiri dan akan memperluas pembangunannya ke Kota Yogyakarta.

    “Pertemuan PGN dengan Sultan HB X adalah untuk memastikan pembangunan jargas di DIY berjalan lancar, sehingga dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

    Arief melanjutkan PGN juga memastikan bahwa pembangunan jargas akan dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kelestarian lingkungan sesuai dengan pesan dari Sultan HB X.

    “Saat ini kami sudah memiliki roadmap pembangunan jargas di DIY. Selanjutnya, kami akan berkoordinasi secara intensif dengan Pemerintah DIY. Kami ingin membangun jargas di DIY dengan tujuan baik, namun tidak merusak keindahan dan nilai heritage Yogyakarta,” jelasnya usai pertemuannya dengan Sultan HB X di Yogyakarta, DIY, Senin (15/7/2024), yang didampingi Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini.

    Menurut dia, PGN ingin menyalurkan manfaat dari penggunaan energi gas bumi bagi masyarakat DIY. Gas disalurkan melalui pipa sehingga lebih praktis, aman dan hemat tempat. Selain itu, pengguna juga tidak perlu khawatir kehabisan gas karena gas bumi tersedia 24 jam.

    “Tidak hanya untuk rumah tangga, jargas yang akan dikembangkan DIY juga diperuntukkan bagi usaha skala kecil dan skala besar. Dengan pembangunan dan penggunaan jargas yang nyata di DIY diharapkan dapat membantu mengurangi penggunaan gas bersubsidi dan menghemat APBN terkait energi impor,” sebut Arief.

    Seiring dengan proses pembangunannya, PGN terus melakukan sosialisasi mengenai jargas kepada masyarakat.

    Informasi lebih lanjut mengenai jargas maupun pendaftaran menggunakan jargas dapat melalui Kantor Perwakilan Sales Jargas di Yogyakarta atau mendaftar secara online di http://pgn.id/daftar-gaskita.

    “Kami akan menjalankan dengan baik pesan Sultan, khususnya terkait dengan sebagian kondisi tanah yang akan dilakukan jaringan gas adalah tanah lava dan memperhatikan kelestarian lingkungan dalam pembangunan jargas. Meski, jargas pun lebih ramah lingkungan dibandingkan energi fosil lainnya, karena komponen terbesarnya adalah metana yang lebih bersih, sehingga rendah emisi karbon,” jelas Arief.(raf)

  • PGN Mulai Bangun Pipa Distribusi Ruas Mangkang – KIK Kendal

    PGN Mulai Bangun Pipa Distribusi Ruas Mangkang – KIK Kendal

    Semarang, JP – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, mulai membangun pipa distribusi gas bumi dari Mangkang menuju Kawasan Industri Kendal (KIK) dengan melaksanakan kegiatan first welding atau pengelasan pertama pipa distribusi menuju KI Kendal pada Selasa, (6/12).

    Pembangunan pipa ini juga melanjutkan pemanfaatan Pipa Transmisi Cirebon – Semarang (Pipa Cisem), serta wujud nyata PGN dalam mengembangkan pemanfaatan gas bumi di daerah Semarang, Kendal, Batang, dan sekitarnya.

    Pipa distribusi dari Pipa Cisem sepanjang 8 km ini, berdiameter 8 Inch dengan kapasitas pengangkutan gas sebesar 13 MMSCFD. Sama halnya dengan penyaluran gas bumi ke KIT Batang, gas bumi untuk KI Kendal bersumber dari PEPC Jambaran Tiung Biru (PEPC JTB). Di tahap awal, gas bumi di KI Kendal berpotensi akan diserap oleh 7 pelanggan industri dengan kebutuhan kurang lebih 3,4 – 4 BBTUD.

    Seremonial dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo, Plt. Asisten Deputi Migas Pertambangan dan Petrokimia Koordinator Bidang Perekonomian Sunandar, Dirjen Migas yang diwakili Koordinator Perencanaan Pembangunan Agung Kuswardono, Gubernur Jawa yang diwakili Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, perwakilan Walikota Semarang, dan Bupati Kendal, serta Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar, Direktur Utama PT JPEN Muhammad Iqbal, dan Perwakilan Direksi PT Jasamarga.

    Wahyu Utomo mengungkapkan, KI Kendal masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) dan PSN diharapkan selesai pada semester 1 2024. Hal ini akan sejalan dengan pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi.

    “Sudah ada koordinasi yang kuat antara pipa Cisem dan pipa distribusi oleh PGN yang langsung masuk ke kawasan industri. Pembangunan infrastruktur gas ini akan menambah kemampuan daya saing di sektor industri, khususnya Jawa Tengah,” ujar Wahyu.

    Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, bahwa sumber energi gas untuk Jawa Tengah sangat besar dan pipa Cirebon – Semarang (Cisem) berpotensi untuk memenuhi kebutuhan berbagai Kawasan Industri yang sedang berkembang seperti Kendal, Wijaya Kusuma, KIT Batang, dan KI Brebes. Kebutuhan gas di kawasan industri diprediksi berkembang lebih pesat setelah pengembangan infrastruktur.

    “Pada tahun 2027 diperkirakan penyerapan KIT Batang 79 MMSCFD untuk seluruh klaster seluas 3100 ha. Skema yang akan digunakan antara lain CNG Trucking untuk konsumen yang jauh dari pipa. Kemudian, pengembangan pipa gas Gresik Semarang yang dilanjutkan pipa distribusi hingga pelanggan industri dan rumah tangga. Pipa Cisem telah dibangun Tahap 1 untuk ruas Semarang-Batang yang ditargetkan selesai tahun 2023. KI Kendal dan KIT Batang akan siap menyerap pasokan gas di Jateng,” ujar Sujarwanto dalam sambutannya.

    “Pembangunan pipa distribusi ini merupakan sinergi antara pemerintah dan BUMN untuk ketersediaan energi. Selain itu, pipa distribusi yang dibangun PGN bisa mengoptimalkan utilisasi Pipa Cisem. Tidak hanya industri, kawasan yang dilewati pipa gas masuk kriteria sebagai kota yang dapat dibangun jargas. Di Semarang cukup masif dan juga dibangun oleh PGN,” imbuh Agung Kuswardono.

    Tak hanya kawasan industri, PGN juga siap melayani kebutuhan gas di Jawa Tengah dan DIY sebesar 20 – 40 MMSCFD untuk seluruh segmen pelanggan. Secara paralel, PGN menyiapkan pembangunan infrastruktur baik pipa maupun non pipa. PGN akan mengambil opsi tercepat agar kebutuhan seluruh pelanggan dapat dilayani dengan baik.

    Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar bilang, infrastruktur dikawasan Jateng – DIY juga bisa melayani pelanggan lain selain industri, semisal UMKM atau rumah tangga. Sepanjang Mangkang sampai Tambak Aji, PGN sudah melakukan survei untuk pelanggan non industri dalam rangka optimalisasi penyerapan gas bumi untuk sektor UMKM dan pelanggan kecil sekitar 200 pelanggan, serta rumah tangga sesuai survey pasar 5000 keminatan calon pelanggan dengan kebutuhan gas bumi sekitar 2 MMSCFD.

    “Pipa distribusi menuju KI Kendal akan melengkapi infrastruktur di kawasan industri, khususnya guna memenuhi kebutuhan gas bumi yang efisien dan ramah lingkungan di kawasan pengembangan kota industri terbesar di Jawa Tengah. Tidak hanya untuk industri, PGN kedepannya akan memperluas pengembangan gas bumi untuk menyasar kebutuhan komersial rumah tangga, dan transportasi,” ujar Achmad.

    Pembangunan infrastruktur akan di mulai dari wilayah Mangkang, sekaligus untuk mengembangkan SPBG Mangkang. Kemudian secara bertahap, akan dibangun pipa distribusi yang terintegrasi dengan KI Kendal dan kawasan-kawasan industri lainnya.

    Menurut Achmad, PGN kembali mendapatkan momentum untuk menanamkan tonggak penyediaan infrastruktur penunjang bagi kawasan industri. Sekaligus menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo, di mana pemerintah Indonesia akan menjamin ketersediaan infrastruktur salah satunya adalah gas bagi KI Kendal.

    Achmad berharap, penggunaan gas bumi di KI Kendal mampu memberi efek positif yang nyata di dalam upaya mendatangkan investasi ke Indonesia. PGN akan terus melanjutkan pengembangan di Kendal, Mangkang, dan sekitarnya. Secara bertahap, akan membantu Jawa Tengah menjadi Hub gas bumi.

    Dengan dukungan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, PGN optimis bahwa infastruktur gas bumi dan jaminan pasokannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

    “Kami PGN, ingin menyediakan gas bumi dan infrastrukturnya sebagai komponen vital dalam pengembangan suatu kawasan industri. Ketika gas sudah mengalir nanti, semoga dapat menumbuhkan ekonomi Jawa Tengah melalui industri-industri baru yang berada di kawasan industri,” pungkas Achmad. (eka)

  • Pemkot Dukung Pembangunan Jargas PGN di Kota Jambi

    Pemkot Dukung Pembangunan Jargas PGN di Kota Jambi

    Jakarta, JP – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, akan mengembangkan pembangunan jargas rumah tangga di Kota Jambi. Upaya ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Jambi dimana program jargas dapat membantu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kota Jambi.

    Wakil Walikota Jambi H. Maulana melaksanakan audiensi dengan manajemen PT PGN Tbk yang diwakili oleh Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengenai pengembangan jargas di Kota Jambi pada Rabu di Kantor PGN, (2/11/2022).

    “Kami memyambut hangat untuk membicarakan tentang kerjasama dalam rangka pembangunan infrastruktur gas di Kota Jambi atau jaringan city gas. Selama ini kita sudah dapat dari program pemerintah sebelumnya sebanyak 13.000 rumah tangga. Kedepan inshaallah dengan kerjasama yang baik dengan PGN, kita akan menambah lagi jaringan gas rumah tangga dan kebutuhan gas di Kota Jambi dapat terpenuhi dengan baik,” ujar Wakil Wali Kota Jambi, H. Maulana.

    H. Maulana melanjutkan, Kota Jambi terdiri atas 11 kecamatan dan sudah dialiri jargas, diantaranya Kecamatan Jelutung, Kota Baru, Alam Barajo, Telanipura, dan Danau Sipin. Pemerintah Kota Jambi mendukung penuh untuk pembangunan jargas dan berkomitmen untuk penyediaan lahan infrastruktur, MRS, dan lain-lain.

    Kondisi di lapangan, dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Jambi, maka kebutuhan masyarakat Kota Jambi untuk rumah tangga Jambi yang semakin meningkat, tentu sangat tepat bila dilakukan pengembangan Jaringan Gas Kota (City Gas). Masyarakat Kota Jambi juga sangat antusias dengan keinginan untuk memanfaatkan gas bumi atau jaringan city gas.

    Jika ada potensi bisnis dengan BUMD, Pemerintah Kota Jambi juga dapat membantu menjembatani. Saat ini, Sibinjai Sakti sebagai salah satu BUMD sedang melakukan penjajakan skema komersial dengan PGN.

    Menurut Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar, Kota Jambi merupakan wilayah potensial untuk pengembangan jargas dimana jargas merupakan program pemerintah. Masyarakat Kota Jambi juga sudah menggunakan jargas sejak 2014 dengan program jargas APBN.

    “Artinya, untuk pembangunan jargas lanjutannya nanti sudah tidak susah lagi, karena masyarakat sudah sadar akan keuntungan, manfaat dan keunggulan dari jargas ini. Harapannya ke depan, pemerintah Kota Jambi berserta seluruh masyarakat memberikan dukungan agar kami bisa turut menyukseskan program jargas 1 juta SR di seluruh Indonesia. Di Kota Jambi, kami akan mulai masuk secepatnya,” ujar Achmad.

    Dalam waktu dekat, PGN melakukan kunjungan di Jambi dan direncanakan melakukan eksekusi pembangunan jargas pada tahun 2023. Rata-rata pemakaian gas bumi di Jambi untuk rumah tangga kurang lebih 9 – 18 M³. PGN tengah memetakan terkait suplai dan infrastruktur gasnya.

    Pemerintah menargetkan dapat membangun 1 juta Sambungan Rumah (SR) per tahun. PGN menargetkan pembangunan jargas sebanyak 400.000 Sambungan Rumah dengan skema pendanaan internal PGN. Sedangkan 600.000 SR akan dibangun menggunakan skema KPBU, skema investasi swasta atau BUMD, dan lain-lain.

    “Jargas sebagai energi berbasis gas bumi memiliki keunggulan yang lebih kompetitif dibandingkan dengan LPG non subsidi dan pemasangannya gratis seperti jargas APBN. PGN terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan sangat terbuka untuk partnership terkait pembangunan jargas. Salah satunya, PGN telah bekerja sama dengan Jaya Real Property untuk pembangunan jargas di Bintaro,” jelas Achmad.

    Achmad berharap bahwa dengan adanya jargas PGN dapat mendorong potensi pertumbuhan pada pelanggan komersil, hingga industri. Dengan demikian, pemanfaatan gas bumi di berbagai sektor dapat membantu keekonomi di masyarakat.

    Pemerintah Kota Jambi sangat mendukung adanya penambahan pengembangan jaringan gas kota di Kota Jambi. Adanya jargas dapat meringankan beban masyarakat, sehingga membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat Kota Jambi, karena menggunakan energi yang kompetitif, bersih, serta menghilangkan rasa kekhawatiran masyarakat akan kelangkaan gas

  • Pemerintah Targetkan 4 Juta Pelanggan Jargas Hingga Tahun 2025

    Pemerintah Targetkan 4 Juta Pelanggan Jargas Hingga Tahun 2025

    Batu, JP – Hingga tahun 2025, pemerintah menargetkan 4 juta pelanggan jaringan gas (jargas) dari saat ini yang mencapai sekitar 1 juta pelanggan. Khusus untuk Subholding Pertamina PT PGN Tbk. Sales Operation Region (SOR) III yang wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali dan Nusatenggara mendapatkan penugasan sekitar 400.000 pelanggan jargas.

    “Penggunaan gas bumi merupakan salah satu program strategis nasional yang ditugaskan pemerintah kepada Holding Pertamina dan holding menugaskan kepada PGN yang menjadi Sub Holding Gas. Target kami secara bertahap akan melakukan pembangunan di tahun 2022, 2023 dan 2024. Program ini sudah masuk di RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan red.) Subhoding Gas, diperkirakan 4 juta sambungan itu tercapai di 2025-2026,” ungkap General Manager PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Sales Operation Region (SOR) III Edi Armawiria saat acara Media Gathering di Malang, Rabu (2/11/2022) malam.

    Pada 2022/2023, pembangunan Jargas secara nasional ditargetkan sebesar 400.000 sambungan jargas. Dan di tahun ini, wilayah operasi PGN mulai dari SOR I, SOR II dan SOR III telah mengeluarkan rencana pembangunan jargas sebanyak 200.000 sambungan, khusus SOR III mencapai 98.000 sambungan.

    “Untuk SOR III, kami sudan memulai pembangunan di pertengahan Triwulan 4, tepatnya di bulan November hingga Desember 2022. Harapan kami di 2023 nanti kami sudah bisa menyalurkan ke masing-masing pelanggan,” terang Edi.

    Lebih lanjut dia mengungkapkan, secara umum, target pembangunan jargas di wilayah SOR III rata-rata sebanyak 100.000 sambungan jargas per tahun. Hingga tahun 2025-2026, diperkirakan ada penambahan sekitar 400.000 pelanggan sehingga total pelanggan jargas Jatim, Jateng, Bali dan Nusra saat itu akan mencapai 500.000 pelanggan.

    Edi menegaskan, pelanggan gas bumi di wilayah SOR III saat ini mencapai sekitar 150 pelanggan yang terbagi dari industri dan power sebanyak 722 pelanggan, rumah tangga non jargas dan pelangan kecil sekitar 30.000 pelanggan dan rumah tangga jargas mencapai 114.000 pelanggan dengan total konsumsi gas mencapai 135 MMCSFD.

    “Untuk pengembangan kedepan, potensi masih tetap di Jatim karena infrastruktur di Jatim lebih masaif. Ada tiga daerah di Jatim yang pada tahun ini mendapatkan alokasi anggaran pembangunan jargas, yaitu Probolinggo sebanyak 4.000 sambungan, Gresik sebanyak 4.000 sambungan, dan Lumajang juga sebanyak 4.000 sambungan,” katanya.

    Untuk pembangunan jargas di Lumajang, akan ditarik dari backbond transmisi PGN yang ada di Leces hingga 10 km ke Lumajang. Target pemerintah di akhri tahun ini pelanggan di Lumajang sudah “gas in”.

    Terkait pasokan gas yang ada di PGN, saat ini mencapai sekitar 157,14 MMSCFD yang datang dari 9 pemasok, diantaranya KEI, Medco, HCML, PHE WMO, CPP Gundih, MBGI dan di tahun ini ada HCML baru yang masuk sebesar 20 MMSCFD.

    “Yang paling besar nantinya dari Jambaran Tiung Biru yang mencapai 192 MMSCFD hingga 2046. Dari alokasi tersebut, 130 MMSCFD untuk kebutuhan PLN dan pupuk. Tetapi dimulai September kemarin masuk sekitar 30 MMSCFD itu kita prioritaskan untuk industri karena saat itu Jatim sedang sortage,” pungkasnya. (eka)

  • PGN dan Pemda Sleman Sepakati Kerjasama Bangun Jargas

    PGN dan Pemda Sleman Sepakati Kerjasama Bangun Jargas

    Surabaya, JP – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk melalui Sales and Operation Region III (SOR III) melakukan penandatanganan kerjasama pembangunan jaringan gas bumi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman di Kantor PGN SOR III, Surabaya, Rabu (26/10).

    Pada tahap awal, akan ada sekitar 5.000 Sambungan Rumah Tangga (SR) di Kabupaten Sleman yang akan menjadi prioritas, dari total target sekitar 11.000 SR di Sleman dan Yogyakarta.

    Penandatanganan dilakukan oleh General Manager, SOR III PGN, Edi Armawiria  dengan Bupati Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo, didampingi oleh Group Head, City Gas Project PGN Agung Kusbiantoro dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman Hardo Kiswoyo.

    PGN menarget perizinan, penentuan jalur, utilisasi, semua selesai pada November sehingga konstruksinya juga akan mulai dijalankan. Bersamaan juga akan diberikan sosialisasi ulang lagi ke masyarakat. Sebelumnya, PGN telah melakukan survei kemampuan atau daya beli masyarakat yang menjadi acuan dari terlaksananya program Gas Kita di Sleman dan Yogyakarta.

    Edi Armawiria mengungkapkan, kerjasama ini adalah program bersama antara PGN dengan pemerintah kabupaten Sleman untuk mewujudkan proyek strategis pemerintah, khususnya pembangunan jaringan gas bumi  untuk pelanggan Rumah Tangga, komersial, bisnis dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sleman.

    “Konsep kami di Sleman dan Yogyakarta ini berbeda dengan gas pipa yang disalurkan dari sumber pasokan yang langsung dialirkan ke pelanggan. Ini adalah program Beyond Pipeline, bahwa sumber pasokan gas kami bawa melalui moda transportasi. Kami kompres menjadi CNG atau LNG, kemudian dibawa ke Sleman. Kami akan membangun Hub di Sleman, dari sana kami akan membangun pipa distribusi untuk menyalurkan gas ke pelanggan di Sleman dan Jogja,” ungkap Edi.

    Dalam pelaksanaannya nanti, jargas di Sleman tidak menggunakan dana APBN, melainkan penugasan negara ke Badan Usaha untuk bisa menggantikan konsumsi LPG masyarakat yang cukup tinggi. Apalagi 80 persen material LPG adalah impor.

    “MoU ini merupakan support dan dukungan pemerintah Sleman untuk menyukseskan program strategis nasional. Dan tentunya menjadi program bersama dalam menjalankan program nasional yang ditugaskan Holding Migas Pertamina yang diturunkan kepada PGN,” tandas Edi.

    Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo menyatakan sangat berterimakasih dan bangga dengan terlaksananya kerjasama ini. Apalagi Sleman adalah kota pariwisata dan pendidikan. Ada banyak hotel, restoran, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di sana.

    “Sleman ini penduduknya padat, banyak mahasiswanya juga. Ada sekitar 7 Perguruan Tinggi Negeri besar dan ada puluhan Perguruan Tinggi swasta. Pastinya kebutuhan energi mereka ini sangat besar. Oleh karena itu kami sangat berterimakasih dan berharap pembangunan jargas bumi ini bisa terlaksana secepatnya,” kata Kustini.

    Pemerintah Sleman, lanjutnya, sudah melakukan sosialisasi di kecamatan Depok, Ngaglik dan Mlati. “Di sana banyak perguruan tinggi. Masyarakat akan lebih diringankan dengan membayar gas. Akan kami fasilitasi, titik mana yang diperlukan PGN, kami bantu sehingga tidak membuka lahan sendiri. Dan kegiatan ini bisa berjalan dengan baik. Perijinan kita perlancar karena ini untuk kemandirian energi nasional,” pungkasnya. (raf)

  • PGN Pantau Pembangunan Jargas Kota Cirebon

    PGN Pantau Pembangunan Jargas Kota Cirebon

    Jakarta, JP – PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN memantau langsung progress pembangunan Jaringan Gas (Jargas) di Kota Cirebon. Saat ini PGN tengah membangun jargas rumah tangga di Cirebon sebanyak 2.000 Sambungan Rumah (SR).

    Sedangkan total pelanggan jargas PGN di Cirebon saat ini mencapai 36.718 SR. Pembangunan jargas di Cirebon juga terus dilanjutkan secara bertahap sebagai bagian dari target pembangunan jargas PGN dengan skema investasi internal sebanyak 400.000 SR di seluruh Indonesia.

    Waris Sadono, Komisaris PGN, mengungkapkan kunjungan di Cirebon ini sekaligus memastikan bahwa koordinasi dengan seluruh stakeholder dilaksanakan dengan baik, sehingga akan memudahkan proses berjalannya pembangunan.

    “Untuk membangun jargas rumah tangga memang bukan pekerjaan yang mudah. Kita harus membangun kerja sama dan koordinasi dengan seluruh stakeholder, termasuk mendorong PGN meningkatkan koordinasi dengan jajaran pemerintahan di wilayah yang akan dibangun jaringan gas sehingga masyarakat bisa terlayani,” ujar Warih, (25/10).

    Tujuan utama kata Warih memperluas pembangunan jargas adalah menghadirkan kedaulatan energi untuk negara dan masyarakat. PGN berusaha untuk membantu mengurangi ketergantungan terhadap energi impor dan PGN mencukupinya dengan gas bumi sebagai produk dalam negeri.

    “Keuntungan dari penggunaan gas bumi dibandingkan energi lain adalah lebih efisien dalam biaya penggunaannya. Maka biaya konsumsi energi masyarakat yang dibayarkan pun bisa lebih efisien,” kata Warih.

    Achmad Muchtasyar, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, mengungkapkan gas untuk jargas di Cirebon menggunakan sumber gas dari Pertamina EP. Dengan sumber gas yang cukup dekat, masyarakat di Cirebon cukup agresif untuk menggunakan jargas.

    “Diharapkan sebagian warga yang sudah terpasang jargas akan segera gas in. Kami juga akan mengembangkan gas ke wilayah-wilayah di sekitar Cirebon. Tentunya setelah pengembangan ke industri, maka akan bertambah ke jaringan gas rumah tangga juga,” ujar Achmad.

    PGN kata dia bakal memperluas sosialisasi dan edukasi ke masyarakat mengenai gas bumi sebagai energi yang aman. Mengingat pada masyarakat awam, terdapat paradigma bahwa semua gas jenisnya sama.

    “Jargas lebih aman, mengingat berat jenis gas bumi lebih ringan dari udara, sehingga mudah terurai di udara. Itulah yang menjadi faktor utama dari safety bahwa gas bumi lebih aman. Terkadang gas secara awam dianggap sama semua, padahal berbeda-beda secara berat jenisnya. Untuk jargas menggunakan gas alam (C1 dan C2) yang berat jenisnya lebih ringan dari udara. Ditambah pada jargas diberikan pembau (odorant), sehingga jika terjadi kebocoran akan mudah terdeteksi,” jelas Achmad.

    Selain rumah tangga, PGN juga fokus pada pelanggan kecil atau usaha kecil, komersial dan industri. Layanan gas bumi untuk pelanggan kecil atau usaha kecil seperti katering, café dan restoran, komersial seperti hotel dan mall, serta industri seperti pabrik.

    PGN juga fokus untuk terus memperluas pembangunan jargas sebagai energi yang bersih dan rendah emisi. “Gas alam jauh lebih bersih, ditambah tahun 2060 ditargetkan untuk Nett Zero Emission (NZE). Disinilah sebetulnya peran PGN untuk mengembangkan jargas terhadap regulasi Zero Emission dan sejalan dengan komitmen dalam tema G20 yang sebentar lagi dilaksanakan. Jadi, jargas sangat mendukung untuk energi transisi,” pungkas Achmad. (raf)

  • PGN Kejar Target 400 Ribu Sambungan Jargas di Medan

    PGN Kejar Target 400 Ribu Sambungan Jargas di Medan

    Jakarta, JP – Subholding Gas Pertamina atau PGN mengejar target pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga sebanyak 400 ribu Sambungan Rumah Tangga (SR) dengan skema investasi internal. Pengembangan jargas difokuskan di wilayah yang telah tersedia jaringan gas salah satunya di Medan, Sumatera Utara.

    Rencana PGAS untuk memperluas pembangunan jargas di Sumatera Utara mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumut akan mendukung PGN dalam mengejar target pembangunan jargas di Sumatera Utara khususnya Kota Medan yang secara umum menjadi bagian pencapaian target 400 ribu Sambungan Rumah (SR) pada 2022.

    Direktur Infrastruktur dan Teknologi Perusahaan Gas Negara (PGAS) Achmad Muchtasyar mengatakan, PGN siap berkontribusi membangun jargas sebanyak 1 juta SR secara bertahap. Untuk Medan, PGN mengalokasikan jargas sebanyak 17 ribu SR. “Dari 17 ribu itu, baru 7 ribu yang terealisasi. Masih ada 10 ribu lagi dan akan kami kejar terus, mengingat di 2023 nanti akan ada alokasi lagi,” kata Achmad dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (16/10).

    Pembangunan jargas mengadopsi pemanfaatan digitalisasi pada smart meter atau unit meteran yang akan menghitung pemakaian gas bumi yang dapat langsung terhubung dengan sistem pembayaran milik perusahaan dan pada pelanggan secara otomatis.

    Menurut Achmad, keamanan juga bertambah dengan adanya layanan tambahan smart meter, karena pemakaian gas akan termonitor dan tercatat otomatis. Selain itu, jargas bumi lebih aman dengan fitur pengamanan yang lengkap dan gas bumi mudah terurai di udara.

    Smart meter akan menggantikan pencatatan meter manual petugas PGN untuk rumah tangga maupun UMKM. Hal ini dapat meminimalkan kontak fisik saat pandemi karena petugas tidak perlu datang ke rumah untuk melakukan pencatatan manual.

    PGN menggandeng partner dalam negeri untuk memproduksi smart meter, sehingga baik gas bumi pada jargas maupun infrastruktur penunjangnya merupakan produk dalam negeri. Dengan menggunakan produk dalam negeri dalam menunjang pembangunan jargas, diharapkan bisa meningkatkan pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 45%.

    “PGN akan bersinergi dengan seluruh stakeholder dan dukungan pemerintah pusat maupun daerah siap mengakselesari pemanfaatan jargas sebagai solusi pemenuhan energi yang praktis, aman, nyaman, dan modern bagi masyarakat,” tutur Achmad.

    Sementara itu, Wagub yang akrab disapa Ijeck tersebut mengatakan, hal yang paling penting adalah pemahaman masyarakat mengenai pelayanan PGN lebih murah, lebih aman dan lebih banyak keuntungannya daripada gas tabung.

    “Saya baru dengar juga malah jaringan pipa ke dalam rumah sepanjang 15 meter gratis dari PGN. Pelayanan ini saya rasa jauh lebih baik, lebih murah. Di rumah sudah pakai, kalau sudah pakai pasti masyarakat tahu bagaimana keuntungan dan kita terus sosialisasikan,”pungkas dia. (raf)

  • Tekan Impor LPG,Pemerintah Minta BUMN dan Swasta Perluas Jargas Skema KPBU

    Tekan Impor LPG,Pemerintah Minta BUMN dan Swasta Perluas Jargas Skema KPBU

    Jakarta, JP – Pemerintah mendorong peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk memperluas jaringan gas atau jargas bumi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebagai salah satu upaya untuk impor dan subsidi LPG.

    Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengatakan jargas yang telah dibangun sejak 2009 hingga 2021 dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mencapai 662.431 Sambungan Rumah (SR) di 17 provinsi dan 57 kabupaten/kota. Sedangkan total keseluruhan jaringan gas APBN ditambah non APBN mencapai 840.875 SR. Untuk jargas APBN tahun 2022 terbangun sesuai target yaitu 40.777 SR.

    “Sebagian besar jargas dibangun dengan dana APBN. Memang ini program Pemerintah di mana pipa gas dibangun dan masuk hingga ke rumah, diberikan kompor juga. Untuk gasnya diupayakan oleh Ditjen Migas dan SKK Migas. Jargas tidak membutuhkan gas dalam jumlah besar. Untuk satu kecamatan, paling dibutuhkan gas nol koma sekian MMSCFD,” kata Tutuka, Jumat (14/10).

    Menurutnya, jaringan gas bumi untuk rumah tangga merupakan salah satu program Pemerintah yang manfaatnya langsung dapat dinikmati masyarakat. Selain murah, jargas lebih bersih, aman, efisien, serta tersedia 24 jam. Jaringan gas juga merupakan salah satu upaya pemerintah menekan subsidi dan impor LPG.

    “Masyarakat sangat terbantu dengan adanya jargas. Apalagi kalau bulan Ramadhan, tidak perlu lagi harus keluar malam-malam kehabisan gas karena tersedia 24 jam. Harga gasnya juga lebih murah daripada LPG non subsidi. Kemudahan lainnya, tidak perlu lagi angkat-angkat tabung. Kalau tinggal di rumah susun kan susah juga kalau harus angkat tabung,” jelas dia.

    Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pembangunan jaringan gas. Namun dalam pelaksanaan pembangunan tersebut pemerintah memiliki keterbatasan anggaran, sebab itu dibuka peluang pembangunan jargas dengan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

    “Mulai tahun mendatang Pemerintah mulai mengembangkan jargas melalui skema KPBU,” ungkap Tutuka.

    Dengan adanya skema KPBU pemerintah akan mendorong pihak BUMN dan swasta berinvestasi dalam pembangunan jargas ini.

    “Kalau KPBU anggarannya dilelang, jadi nanti kedepan swasta mungkin juga kita buka lembaga internasional,” ucapnya.

    Dalam pembangunan jargas skema KPBU ini, Pemda diharapkan membantu dalam hal perizinan, serta penyediaan lahan jika diperlukan. “Kami sangat mengharapkan pemda untuk membantu dalam di lapangan karena ada juga masalah dengan masyarakat setempat,” kata Tutuka.

    Tutuka mengungkapkan, tahun ini sedang dilakukan pilot project di dua kota yaitu Palembang dan Batam dari 13 lokasi yang diusulkan oleh Kementerian ESDM. Melalui skema ini, diharapkan jargas dapat dibangun dengan skala besar. Untuk satu SR, dibutuhkan biaya sekitar Rp10 juta.

    “Ke depan kita harapkan dapat dibangun 1 juta SR per tahun. Tapi saat ini pilot project dulu ratusan SR,” imbuh Tutuka.

    Skema KPBU dilakukan dengan tujuan antara lain untuk mencukupi kebutuhan pendanaan yang berkesinambungan, mewujudkan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu, serta memberikan kepastian pengembalian investasi badan usaha melalui mekanisme pembayaran secara berkala oleh pemerintah.

    Meski menggandeng badan usaha, bukan berarti Pemerintah melepaskan kewajibannya. Tidak ada pengalihan aset yang dilakukan kepada badan usaha. Hanya saja, pemerintah mengharapkan dengan adanya keterlibatan badan usaha, pelayanan yang diberikan ke masyarakat lebih efisien dan terjaga kualitasnya. (raf)

  • Ini Pemenang Promosi Jargas Bedah Dapur GasKita  PGN

    Ini Pemenang Promosi Jargas Bedah Dapur GasKita PGN

    Jakarta, JP – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, mengumumkan undian Program Bedah Dapur Gaskita Periode 2 dan 3 (Agustus dan September 2022) dengan hadiah paket renovasi dapur masing-masing senilai Rp 40 juta. Pada periode ke-2 dan 3 ini diikuti oleh 2.122 pendaftar yang dimenangkan oleh Ibnu Hani dengan nomor registrasi 22080030343 dan Pristi Ishmah Nuan dengan nomor registrasi 22090040310.

    Program Bedah Dapur GasKita merupakan program promosi untuk calon pelanggan yang berminat untuk dipasang jaringan gas bumi rumah tangga dan diikuti masyarakat yang berada di wilayah penetrasi pembangunan jargas PGN 400.000 sambungan rumah (SR).

    Pengundian pemenang Bedah Dapur Gaskita kali ini dilakukan secara daring dan juga dihadiri oleh perwakilan manajemen PGN, perwakilan Kementerian Sosial RI dan Notaris. Seperti pemenang pada periode pertama, pemenang akan mendapatkan paket renovasi dapur bergaya Japan yang natural, simple, fungsional, dan tetap estetik walau menggunakan instalasi pipa gas bumi.

    “PGN mengucapkan banyak terima kasih atas antusiasme masyarakat mendaftar untuk berlangganan gas maupun mengikuti undian Bedah Dapur GasKita. Meski program ini berakhir, PGN tetap semangat mengajak masyarakat untuk menggunakan GasKita dengan mendaftar berlangganan melalui website pgas.id,” ujar Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Aziz, (13/10).

    Secara bertahap PGN melanjutkan penambahan jaringan gas rumah tangga agar dapat membantu pemerintah mencapai target 4 juta SR pada tahun 2024. Tahun 2022, PGN akan melaksanakan pembangunan jargas sebanyak 400.000 SR dengan skema investasi internal PGN. Selain menggencarkan investasi mandiri, PGN juga menjajaki kerjasama dengan partner seperti BUMD dan pengembang.

    “Jargas dapat menjadi pilihan energi masyarakat yang praktis, ramah lingkungan, dan masyarakat dapat saving untuk pengeluaran biaya energi per bulan 20 sampai 30 persen,” ujar Faris.

    Faris melanjutkan bahwa jargas berasal dari gas alam di bumi Indonesia dan tidak bergantung pada impor energi, sehingga bisa mandiri dalam energi dan didapatkan kestabilan harga dalam jangka panjang. Tidak hanya jargas rumah tangga, nilai lebih gas bumi tersebut juga dapat dinikmati oleh pelanggan kecil/ UMKM dan komersial industri. Oleh karena itu, PGN berharap pemerintah dan seluruh stakeholder memberikan dukungan penuh dalam upaya memperluas utilitasi gas bumi di masyarakat.(eka)

  • PGN Gandeng BUMD Migas Utama Jabar Bangun Jargas

    PGN Gandeng BUMD Migas Utama Jabar Bangun Jargas

    Bandung, JP – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) bersama BUMD PT Migas Utama Jabar (MUJ) dan segera memantapkan rencana kerja sama pembangunan jaringan gas (jargas) di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi.

    Direktur Sales dan Operasi PGN Fariz Aziz mengatakan pihaknya sudah siap untuk bersinergi bersama MUJ menggarap jargas. Jargas merupakan program besar dari Pemerintah dari Nawacita presiden. Kami menggunakan dana APBN maupun investasi Badan Usaha (PSI) sebanyak membangun 114.943 SR (sambungan rumah tangga) dengan total penyaluran sebesar 1,81 BBTUD

    “Kami sangat gembira dan siap untuk sinergi dengan MUJ,” katanya.

    Menurutnya target 4 juta sambungan yang diamanatkan di RPJMN 2020-2024 menuntut pihaknya untuk bersinergi dengan BUMD. “Ini opportinity yang bisa dilakukan dengan MUJ. Kami harus sinergi dengan BUMD untuk mengembangkan energi di wilayah masing-masing,” paparnya.

    Dengan jargas, pihaknya menyakini masyarakat akan bisa mendapatkan akses energi lebih murah dan mudah. Pembangunan jargas juga diyakini bisa membentuk kemandirian energi dan mengurangi impor gas untuk LPG 12 kilogram.

    Dikatakan, PGN berkomitmen untuk terua mengembangkan Jargas Rumah Tangga di Jawa Barat hingga tahun 2024 mencapai 472.032 Sambungan Rumah Tangga di 11 kabupaten/kota. Antara lain Bekasi, Bogor, Depok, Bandung, Bandung Barat, Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Indramayu.

    Dalam kesempatan yang sama Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan kerja sama ini merupakan bentuk upaya pihaknya mencari solusi pemenuhan energi. Pihaknya berharap MUJ dan PGN lebih mengedepankan layanan publik dalam kerjasama ini. “Kita semua satu tim. Kita sedang mencari solusi terhadap negeri. Ini sama-sama badan usaha milik pemerintah. Ada public serving dan making profit. Kita atas nama pancasila diamanatkan inovasi untuk melayani publik,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (23/8).

    Ridwan Kamil berpesan agar MUJ dan PGN membentuk sinergi yang kuat dalam kerjasama tersebut. Pihaknya juga meminta rencana-rencana strategis disusun dan dipersiapkan dengan matang.

    “Ini dream team, mentalnya harus dipersiapkan. Bikin persiapan yang realistis. Saya restui pernikahan ini,” ujarnya.

    Direktur Utama PT MUJ Begin Troys mengatakan kerja sama kedua belah pihak sudah diikat MoU pada 2021 lalu. Pihaknya terus menindaklanjuti kerja sama usai mendapatkan dukungan penuh dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

    “Pak Gubernur sudah memberikan arahan dan dukungan langsung. Beliau menekankan kerja sama ini harus lebih mengedepankan public service sebagai bagian dari solusi pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat,” katanya.

    Menurutnya pembangunan jargas rencananya akan dimulai di area Bogor, Depok dan Bekasi lewat model baru kerjasama BUMN dan BUMD. Lewat kerjasama ini MUJ berpotensi menggarap peluang pembangunan jargas Jawa Barat yang lebih luas. Terlebih, APBN menargetkan PGN untuk membangun 1 juta sambungan gas.

    “Kerja sama ini akan mempercepat pembangunan jaringan gas ke rumah tangga,” katanya.

    Komunikasi intensif antara MUJ dengan PGN menurut Begin mendorong pihaknya mengambil 100 ribu jaringan gas se-Jawa Barat dari target total 1 juta sambungan yang dibebankan negara pada PGN.

    “Ini baru hitungan angka, kami belum bergerak ke aspek komersial, 100 ribu baru asumsi, tapi ini sesuai dengan harapan Pak Gubernur Ridwan Kamil untuk percepatan jaringan gas rumah tangga,” tutur Begin.  (raf)