Tag: #DJB

  • Tahun Ini Bea Cukai Jatim Ditarget Penerimaan CHT Rp 168 Triliun

    Tahun Ini Bea Cukai Jatim Ditarget Penerimaan CHT Rp 168 Triliun

    JATIMPEDIA, Surabaya  – Target penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun 2025 mencapai Rp 230,09 triliun dari total target penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 301,6 triliun.

    Kepala Kantor Bea dan Cukai Wilayah Jatim I, Untung Basuki menyebutkan, dari  jumlah target tersebut, Jatim ditargetkan menyumbang 60,18 persen atau sekitar Rp 138,46 triliun.

    Dikatakan industri hasil tembakau (IHT) di Jatim bukan hanya strategis dari sisi ekonomi, tetapi juga menjadi denyut nadi bagi penyerapan tenaga kerja dan stabilitas sosial masyarakat.

    “Industri hasil tembakau memiliki porsi yang sangat besar bagi Jawa Timur,” ujar Untung, Senin (12/5/2025).

    Menjadikannya sebagai wilayah dengan kontribusi terbesar secara nasional.

    Selain itu, Jatim juga memiliki 977 perusahaan tembakau yang tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota.

    Hal ini mencerminkan tingginya tingkat keterlibatan ekonomi daerah terhadap sektor pertembakauan nasional.

    Selain berdampak pada penerimaan negara, keberadaan IHT juga berkaitan erat dengan sektor tenaga kerja, terutama bagi para pelinting sigaret kretek tangan (SKT).

    Sektor ini merupakan sektor padat karya dan menjadi tumpuan hidup bagi ribuan pekerja perempuan di berbagai pabrik tembakau.

    “Kalau bapak-Ibu lihat itu di pabrik-pabrik yang SKT begitu keluar kalau sore, itu sebagian besar pekerjanya adalah ibu-ibu semua, jumlahnya tidak lagi ratusan, tapi sudah ribuan,” kata Untung. (raf)

  • Sri Mulyani Ajak Ribuan Pegawai Jadi Guru dalam Kemenkeu Mengajar Ke-9

    Sri Mulyani Ajak Ribuan Pegawai Jadi Guru dalam Kemenkeu Mengajar Ke-9

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar program Kemenkeu Mengajar ke-9 secara serentak di seluruh Indonesia dengan tujuan membangkitkan kesadaran masyarakat, terutama para siswa, terhadap peran penting Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri secara langsung penyelenggaraan Kemenkeu Mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tanjung Pandan, Belitung. Dalam kesempatan itu, ia memberikan edukasi, pemahaman, wawasan, serta membangun kolaborasi aktif generasi muda setempat.

    “Untuk bisa menjadi bangsa yang semakin maju dan besar, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama turut andil dalam memelihara dan menjaga Indonesia. Salah satunya dengan meningkatkan pemahaman tentang keuangan negara,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Bendahara Negara menganalogikan APBN atau keuangan negara sebagai aliran darah yang mengalir dalam tubuh manusia, di mana darah membawa oksigen makanan ke seluruh pelosok tubuh.

    “Ibaratnya darah yang mengalir di dalam tubuh, keuangan negara itu sama seperti aliran darah di dalam tubuh negara Indonesia. Dan keuangan negara ini adalah kita sebutnya #UangKita,” tambahnya.

    Tim Kemenkeu dari Ditjen Bea Cukai dan Ditjen Pajak saat mengajar di SMA di Tangerang

    Program Kemenkeu Mengajar telah berlangsung selama sembilan tahun sejak 2016. Dalam kegiatan ini, para relawan mengajar dan berbagi selama satu hari di sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA dan juga ada di beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN).

    Para siswa menerima beberapa materi terkait Peran Kementerian Keuangan dalam mengelola APBN, peran dan manfaat APBN dalam kehidupan sehari-hari seperti pembiayaan pembangunan fasilitas umum dan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), pengenalan profesi yang ada di Kementerian Keuangan, serta cerita inspirasi untuk menjaga semangat belajar para siswa.

    Melalui kegiatan Kemenkeu Mengajar ini, diharapkan anak-anak akan mengenal dan memahami Literasi Keuangan Negara, yang terdiri dari pengenalan APBN, pengenalan peran, profesi, dan nilai-nilai Kementerian Keuangan, serta manfaat dari Keuangan Negara sesuai dengan tema “Peran APBN dalam Mewujudkan Kecerdasan, Kesehatan, dan Kesejahteraan”.

    Kemenkeu Mengajar 9 diikuti oleh 8.333 relawan yang merupakan pegawai aktif Kemenkeu, SMV dan BLU di lingkungan Kemenkeu, serta mahasiswa aktif PKN STAN.

    Kegiatan dilakukan di berbagai level sekolah dengan total 327 sekolah yang terdiri dari 126 SD, 83 SMP, 100 SMA/SMK/MA, 13 SLB dan 5 SILN. (raf)

  • DJP dan DJBC Jatim 1 Sosialisasikan Ekspor Sarang Walet dan Produk Perikanan

    DJP dan DJBC Jatim 1 Sosialisasikan Ekspor Sarang Walet dan Produk Perikanan

    Surabaya,JP – Sebagai bentuk sinergi Kemenkeu Satu antara DJP dan DJBC menggelar sosialisasi ekspor sarang walet dan produk perikanan di Aula Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I, Senin (29/08).

    Kegiatan ini merupakan hasil inisiasi dari Tim Secondment DJP – DJBC Jawa Timur I. Kegiatan dihadiri oleh pejabat dan pegawai DJP dan DJBC di lingkup wilayah Jawa Timur. Tampil sebagai narasumber antara lain Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, drh. Cicik Sri Sukarsih, M.H., Sub Koordinator Kelompok Tata Pelayanan & Operasional BKIPM Surabaya II, Ricat Pahlefi Hidayat, Kepala Seksi Penyuluhan Layanan Informasi Bea Cukai Gresik, Eko Rudi Hartono, Pemeriksa Bea dan Cukai Pasuruan, Ligar Perkasa dan Pemeriksa Bea dan Cukai Gresik, Agus Prasetyo W.

    Kepala Kanwil DJP Jawa Timur I, Prof. Dr. P.M. John Liberty Hutagaol, MAc., Mec(Hons).,AK, CA

    Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I, John Hutagaol mengungkapkan, dari sektor usaha sarang burung walet dan produk perikanan banyak sekali potensi penerimaan negara yang dapat dimaksimalkan.

    “Potensi sarang burung walet dan produk perikanan di Jawa Timur sangat besar. Ini bisa memberikan penerimaan negara melalui pajak dan cukai ekspor ,” kata Jhon Hutagaol.

    Mentor Secondment DJP – DJBC Jawa Timur I, Hari Sugiharto menyampaikan paparan kinerja tim Secondman untuk tema ekspor sarang burung walet, ekspor perikanan dan isu ekspor Timor Leste.

    Mentor Secondment DJP – DJBC Jawa Timur I, Hari Sugiharto

    Hari menyampaikan gambaran secara umum kegiatan ekspor sarang burung walet dan produk perikanan, dan potensi penerimaan yang dapat digali.

    Selanjutnya dilakukan pemaparan dari para narasumber, pemaparan dari Bea Cukai Gresik dibuka oleh Eko Rudi Hartono. Eko menyampaikan latar belakang Klinik Ekspor Bea Cukai dibentuk.

    Kemudian pembicara lainnya Agus Prasetyo, Pemeriksa Bea dan Cukai Pasuruan, Ligar Perkasa dan Pemeriksa Bea dan Cukai Gresik. Dia menyampaikan teknis apa saja yang dilakukan klinik ekspor untuk pemberdayaan UMKM agar bisa ekspor.

    Agus menekankan bahwa Klinik Ekspor tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya kolaborasi dengan K/L terkait. Dengan adanya kolaborasi, pemberdayaan UMKM yang berani ekspor akan dapat terealisasikan.

    Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Cicik Sri Sukarsih, Cicik sebagai Kepala BBKP Surabaya tertarik dengan program Klinik Ekspor Bea Cukai.

    Cicik juga berharap agar kolaborasi antara Bea Cukai dengan Badan Karantina Pertanian dapat terjalin harmonis untuk pemberdayaan UMKM pada khususnya.

    “Harapannya dengan kegiatan ini, akan menambah wawasan tentang ekspor sarang burung walet dan produk perikanan kepada pegawai DJP dan DJBC di lingkup Jawa Timur I. Dengan bertambahnya wawasan, diharapkan juga akan muncul ide baru untuk memaksimalkan penerimaan negara dan mendorong perekonomian negara,” pungkas dia. (eka)

  • Tekad UMKM Sarang Burung Walet Lamongan Ekspor Mandiri Dengan Bantuan Tim Secondment Kementerian Keuangan

    Tekad UMKM Sarang Burung Walet Lamongan Ekspor Mandiri Dengan Bantuan Tim Secondment Kementerian Keuangan

    Lamongan, JP – Sudah sejak lama warga Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan berprofesi sebagai perajin dan penghasil sarang burung walet (SBW). Hanya saja karena kekurangtahuan tentang pasar dan ekspor, mereka menjual hasil produk SBW ke pengepul dan cukong untuk diekspor ke luar negeri.

    Ada keinginan sebagianbesar perajin di desa ini untuk bisa melakukan ekspor mandiri SBW ke luar negeri. Dan keinginan itu kini mulai sedikit terbuka setelah Kementerian Keuangan melalui Tim Secondment Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJB)  Jawa Timur I menemui mereka.

    Tim Secondment dari Kantor Pajak Pratama (KPP)  Lamongan dan Kantor Pelayanan Pengawasan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC-TMP) B Gresik melaksanakan edukasi klinik ekspor. Kegiatan ini dihadiri Asisten Deputi Fasilitas Perdagangan, Tatang Yuliono, Kepala Kantor Bea Cukai Gresik, Bier Kismulyanto, serta sejumlah pegawai Bea Cukai Gresik.

    Kegiatan sosialisasi dan edukasi digelar di Balai Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup pada Minggu (21/8).  Tim Secondment DJP DJB Jawa Timur I dipimpin Hari Sugiharto mendapat sambutan dari puluhan perajin SBW di desa tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi pajak dan Klinik Ekspor sejumlah pengusaha UMKM sarang burung walet menyampaikan uneg-unegnya yang belum menemukan solusinya.

    Menurut Anik, salahsatu pengusaha UMKM SBW, Desa Tunggunjagir selama ini dikenal sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Meski demikian, desa ini juga dikenal memiliki komunitas pengusaha SBW. Para pengusaha ini mengajak ibu rumah tangga di desa melakukan kegiatan pencucian sarang burung walet.

    Tidak hanya pencucian saja, sejumlah perempuan pengusaha ini juga menjadi pengepul SBW kemudian melakukan proses pembersihan SBW hingga akhirnya siap dijual dan dikonsumsi. Hanya saja para pengusaha UMKM ini tidak memiliki akses untuk memasarkan produknya ke luar negeri terutama China.

    “Akhirnya kami pasrah menjual produk SBW ke cukong dan eksportir dari Surabaya dengan harga yang berlaku di Lamongan atau harga pasaran lokal. Kami sebenarnya ingin mengekspor sendiri sarang burung walet ke luar negeri seperti para eksportir itu. Cuma kami kesulitan untuk mengakses pembeli luar negeri dan mengurus dokumen ekspornya. Maklum lah kami ini warga desa yang agak kurang paham dengan proses ekspor,”jelas Anik.

    Dikatakan, hampir semua warga Desa Tunggunjagir memiliki NPWP dan badan usaha untuk melaksanakan usaha penjualan SBW. Mereka juga rutin melaporkan kegiatan usahanya melalui SPT Pajak tahunan PPh WP OP.

    Menanggapi keinginan pebisnis UMKM sarang burung walet ini, Heri Sugiharto, ketua Tim Secondment DJP DJB Jatim I memberikan solusi tentang tata cara dan alur mengekspor produk ke luar negeri. Melalui Klinik Ekspor yang dikelola Kantor Bea Cukai Gresik, pengusaha SBW ini diberikan pemahaman tata cara ekspor. Mulai pengurusan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang,

    Hari Sugiharto menambahkan, Secondment, merupakan sebuah program penugasan pegawai di unit tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mengangkat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui ekspor. Untuk wilayah Jatim I salahsatunya membawahi Lamongan. Di Lamongan, tim Ssecondment dilakukan oleh KPP Pratama Lamongan dan Bea Cukai Gresik.

    “Kami apresiasi antusiasme para pengusaha UMKM dan perangkat desa Tunggunjagir yang punya tekad untuk melakukan ekspor mandiri. Dan kami akan membantu ekspor mandiri hingga tuntas,”ujar Hari Sugiharto.

    Di tempat yang sama, Kepala KPPBC Bea Cukai Gresik, Bier Budi Kismulujanto didampingi Kasie PLI Eko Rudi menjelaskan, produk sarang burung walet di Desa Tunggungjagir ini jika dikelola dengan baik mulai hulu sampai hilir protensi pendapatnya bisa mencapai miliaran. Salahsatu upaya menggenjot potensi itu adalah dengan melakukan ekspor mandiri.

    “Kami akan melakukan pendampingan dengan menghadirkan Klinik Ekspor Bea Cukai Gresik. Kami akan membantu pendampingan proses ekspor yang cukup dan tidak dipungut biaya. Kami juga  siap membantu para pengusaha UMKM yg kebelet ekspor mandiri bisa melalui Koperasi yang sedang disepakati,” jelas Bier Budi Kismuljanto. (eka)