Tag: #ArusPetiKemas

  • TTL Catat Kinerja Positif hingga April 2025, Arus Petikemas Naik 1,5%

    TTL Catat Kinerja Positif hingga April 2025, Arus Petikemas Naik 1,5%

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mencatatkan kinerja operasional positif hingga April 2025, dengan peningkatan arus petikemas sebesar 1,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total arus petikemas yang dilayani mencapai 277.168 TEUs, naik dari 273.002 TEUs pada 2024.

    Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan volume ekspor dan impor antara Indonesia dan Shanghai, Tiongkok. Tren tersebut mencerminkan penguatan kerja sama ekonomi di sektor nonmigas antara kedua wilayah.

    Sepanjang Januari hingga April 2025, volume ekspor petikemas dari TTL ke Shanghai tercatat sebesar 8.454 TEUs, naik 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7.968 TEUs. Sementara itu, impor dari Shanghai melonjak signifikan sebesar 25%, dari 5.841 TEUs pada 2024 menjadi 7.320 TEUs pada tahun ini.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur per Maret 2025 mendukung tren ini, menunjukkan bahwa ekspor nonmigas provinsi ke Tiongkok mencapai 14,39% dari total ekspor, sementara impor dari Tiongkok berkontribusi 31,90% dari total impor.

    Sebagai bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero), TTL terus memperkuat dukungannya terhadap pertumbuhan perdagangan internasional melalui peningkatan fasilitas dan layanan. Saat ini, TTL sedang mempersiapkan dua unit container scanner untuk mempercepat proses pemeriksaan Bea Cukai dan memperlancar layanan petikemas internasional.

    Untuk menjaga kepuasan pelanggan, TTL secara konsisten menerapkan sistem operasional berbasis planning and control guna memastikan efisiensi dan efektivitas. Sepanjang April 2025, performa bongkar muat petikemas menunjukkan capaian positif. Rata-rata Box Ship Hour (BSH) kapal petikemas internasional mencapai 47 box/jam, melampaui target 46 box/jam. Kapal domestik mencatat 25 box/jam dari target 23 box/jam. Kinerja ini berdampak langsung pada efisiensi layanan dan waktu sandar kapal.

    Sekretaris Perusahaan PT Terminal Teluk Lamong, Syaiful Anam, menegaskan komitmen TTL dalam memberikan layanan terminal petikemas berkelas dunia. “Sebagai salah satu pintu gerbang perdagangan internasional, Terminal Teluk Lamong akan terus mendukung berbagai program pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di Jawa Timur. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pengguna jasa,” tutupnya. (eka)

  • Triwulan I-2025 SPTP Catat Kenaikan Arus Kontainer 6,57 Persen

    Triwulan I-2025 SPTP Catat Kenaikan Arus Kontainer 6,57 Persen

    JATIMPEDIA, Surabaya  – PT Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pertumbuhan arus peti kemas sebesar 6,57 persen pada periode triwulan I tahun 2025.

    Perseroan mencatat arus peti kemas triwulan I tahun 2025 sebanyak 3,15 juta TEUs sementara arus peti kemas periode yang sama tahun 2024 sebanyak 2,96 juta TEUs.

    Corporate Secretary Pelindo Petikemas Widyaswendra mengatakan arus peti kemas tahun 2025 terdiri dari peti kemas internasional sebanyak 1,02 juta TEUs dan peti kemas domestik sebanyak 2,13 juta TEUs.

    “Dari jumlah tersebut, arus peti kemas internasional tumbuh sekitar 14,83 persen sementara peti kemas domestik tumbuh 3,02 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2024 lalu,” jelas Widyaswendra, Kamis (24/04).

    Pertumbuhan arus peti kemas internasional dipicu oleh sejumlah faktor, diantaranya peningkatan kunjungan kapal internasional pada TPS Surabaya yang semula direncanakan sebanyak 239 kunjungan terealisasi sebanyak 249 kunjungan kapal.

    Faktor lain adalah peningkatan arus peti kemas di TPK Semarang dimana terdapat tambahan 7 kunjungan kapal pada periode Januari hingga Maret 2025. TPK Semarang juga mencatat adanya peningkatan peti kemas tujuan ekspor diantaranya tujuan Amerika Serikat sebesar 28 persen, Korea sebesar 21 persen, dan Jepang sebesar 15 persen.

    “Kami mencatat secara keseluruhan peti kemas ekspor tumbuh 15,93 persen dan peti kemas impor juga tumbuh sebesar 12,3 persen,” lanjutnya.

    Sementara itu, peningkatan arus peti kemas domestik dipicu oleh permintaan barang kebutuhan pokok yang meningkat pada bulan puasa dan Idulfitri.

    *Sejalan dengan Pertumbuhan Industri dan Jasa Logistik*

    Pertumbuhan throughput di terminal pada triwulan tersebut sejalan dengan pertumbuhan industri dan jasa logistik di hulunya. Bisnis logistik dan forwarding di Jawa Tengah dan sekitarnya, misalnya, mengalami pertumbuhan signifikan, yakni sebesar 20 persen selama triwulan 1. Pertumbuhan ini dinilai sebagai dampak langsung dari peningkatan pesat sektor industri di wilayah tersebut.

    Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Teguh Arif Handoko, mengungkapkan bahwa lonjakan aktivitas industri menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini. “Ini karena pertumbuhan industri yang sedang bagus,” ujarnya.

    Tingginya aktivitas logistik bahkan memunculkan sejumlah tantangan baru di lapangan. Para pelaku usaha kerap menghadapi kesulitan dalam mendapatkan armada truk untuk pengangkutan barang. Selain itu, antrean panjang di depo kontainer juga menjadi pemandangan umum, terutama pada hari-hari sibuk.

    “Apalagi pada Jumat, Sabtu, dan Senin, antrean bisa sangat panjang,” kata Teguh. Ia pun berharap agar depo-depo logistik dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dengan beroperasi selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu (24/7).

    Hal senada diakui oleh salah satu perusahaan logistik terkemuka nasional. Gateway Container Line, perusahaan logistik yang fokus pada layanan konsolidasi kargo atau Less than Container Load (LCL) berhasil mencatatkan kinerja yang mengesankan di awal tahun 2025.

    “Kami mengalami pertumbuhan yang sangat baik pada kuartal pertama tahun ini, yang berdampak signifikan terhadap peningkatan revenue perusahaan,” ujar Arifin, Branch Manager Gateway Container Line untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Arifin mengungkapkan, volume ekspor kargo LCL mengalami lonjakan hingga 83%, sedangkan untuk impor tercatat kenaikan sebesar 42,15%. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan positif sektor industri di wilayah Jawa Tengah.

    “Industri di Jawa Tengah memang sedang berkembang pesat, dan ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan jasa logistik, khususnya untuk pengiriman kargo dalam skala kecil hingga menengah,” jelasnya.

    Kinerja positif ini juga berdampak langsung pada kondisi finansial perusahaan. Gateway Container Line mencatatkan pertumbuhan revenue sebesar 31% secara tahunan (year-on-year). Arifin menambahkan bahwa pertumbuhan throughput di pelabuhan sangat sejalan dengan peningkatan aktivitas logistik di hulu.

    “Jika throughput pelabuhan meningkat, itu menjadi indikator bahwa arus barang di hulu juga sedang tumbuh, dan ini kami rasakan langsung dalam operasional kami sehari-hari,” kata Arifin.

    Hal serupa terjadi di Jawa Timur. Industri logistik provinsi tersebut menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan pada kuartal pertama tahun ini. Menurut Ketua ALFI Jawa Timur, Sebastian Wibisono, aktivitas di sejumlah terminal peti kemas, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak, meningkat signifikan seiring dengan pertumbuhan sektor logistik dan forwarding di wilayah tersebut.

    “Pertumbuhan ini terjadi baik di segmen logistik ekspor-impor maupun domestik. Kami melihat lonjakan yang cukup merata,” ungkap Wibisono, yang akrab disapa Wibi. Meski belum ada angka resmi yang dirilis, Wibi memperkirakan pertumbuhan industri logistik di Jawa Timur mencapai dua digit. “Antara 15 hingga 20 persen,” ujarnya.

    Wibi mengakui Pelabuhan Tanjung Perak sebagai hub utama pengiriman barang dari dan ke kawasan timur Indonesia, mencatat peningkatan arus peti kemas yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan aktivitas ekspor-impor yang membaik, tetapi juga pertumbuhan logistik domestik antar-pulau yang semakin efisien,” kata Wibi. (eka)

  • Arus Peti Kemas TPS  Maret 2025 Tumbuh 6,9 Persen

    Arus Peti Kemas TPS Maret 2025 Tumbuh 6,9 Persen

    JATIMPEDIA, SurabayaPT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mencatatkan peningkatan arus peti kemas pada bulan Maret 2025, dengan kenaikan sebesar 6,92% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month).

    Pada Februari 2025, jumlah arus petikemas tercatat 125.474 TEUs, sementara pada bulan Maret angka tersebut meningkat menjadi 134.159 TEUs.

    Peningkatan ini terutama didorong oleh kontribusi dari arus peti kemas internasional yang tercatat pada 128.373 TEUs di bulan Maret, naik 9,01% dibandingkan 117.761 TEUs pada Februari.

    Namun, meski arus peti kemas internasional mengalami lonjakan, arus peti kemas domestik justru mengalami koreksi sebesar 24,98%. Dari 7.713 TEUs pada Februari, angka tersebut terkoreksi menjadi 5.786 TEUs pada bulan Maret, yang sebagian besar disebabkan oleh menurunnya produksi barang di pabrik sebagai upaya penyesuaian terhadap jadwal libur panjang lebaran dan cuti bersama. 

    Dari arus peti kemas internasional, untuk arus peti kemas ekspor naik sebesar 2,64% dari 60.206 TEUs di bulan Februari, meningkat menjadi 61.798 TEUs pada bulan Maret. Sementara untuk arus peti kemas impor mencatatkan peningkatan sebesar 15,67% dari 57.555 TEUs pada bulan Februari menjadi 66.575 TEUs pada bulan Maret. Perbandingan arus peti kemas antara ekspor dengan impor pada bulan Maret adalah 48% (61.798 TEUs) untuk peti kemas ekspor dan 52% (66.575 TEUs) untuk peti kemas impor. Dibandingkan dengan Februari 2025, prosentase perbandingan arus peti kemas ekspor menyumbang 51% dengan arus peti kemas sebanyak 60.206 TEUs, sementara impor tercatat sebanyak 57.555 TEUs atau 49% dari total arus peti kemas.

    TPS juga mencatatkan peningkatan jumlah kunjungan kapal sebesar 0,97%, dari 103 kunjungan kapal pada Februari menjadi 104 kunjungan kapal pada bulan Maret.

    “Peningkatan yang tercatat pada bulan Maret menjadi indikasi positif bagi industri logistik, yang terus berkembang. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak dan keberhasilan ini tidak lepas dari upaya kolaboratif seluruh pihak di TPS untuk terus memberikan layanan yang lebih cepat, efisien dan handal di tengah tantangan pasar yang dinamis”, ungkap Wahyu Widodo

    Dari sisi kinerja bongkar muat, TPS juga mencatat peningkatan pada bulan Maret, dengan capaian 52,14 box/ship/hour naik sebesar 1,98% dibandingkan bulan Februari (51,13 box/ship/hour). Capaian tersebut melampaui kinerja bongkar muat yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak di Surabaya (48 box/ship/hour). TPS tetap masih memimpin perolehan market share dengan prosentase 83 % di Pelabuhan Tanjung Perak. (eka)

  • Arus Petikemas di TPS Selama Februari Naik 3,82 Persen

    Arus Petikemas di TPS Selama Februari Naik 3,82 Persen

    JATIMPEDIA, Surabaya  – Arus peti kemas di PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) pada bulan Februari 2025 naik 3,82% dibandingkan dengan bulan Januari 2025 (perbandingan month on month).

    Pada bulan pertama tahun 2025, jumlah arus peti kemas tercatat sebesar 120.857 TEUs, sedangkan pada bulan kedua tahun 2025 jumlahnya meningkat menjadi 125.474 TEUs.

    Peningkatan ini didorong oleh kontribusi dari arus peti kemas internasional, yang pada bulan Januari 2025 tercatat sebanyak 114.919 TEUs dan meningkat menjadi 117.761 TEUs pada bulan Februari 2025, naik sebesar 2,47%.

    Sementara itu, arus peti kemas domestik naik 29,89%, dari 5.938 TEUs di bulan Januari menjadi 7.713 TEUs pada bulan Februari.

    Dari arus peti kemas internasional, untuk arus peti kemas ekspor naik sebesar 8,43% dari 55.527 TEUs di bulan Januari, meningkat menjadi 60.206 TEUs pada bulan Februari. Sedangkan untuk arus peti kemas impor terkoreksi sebesar 3,09% dari 59.392 TEUs pada bulan Januari menjadi 57.555 TEUs pada bulan Februari. Perbandingan arus peti kemas ekspor dan impor pada bulan Februari tahun 2025 mengalami ciri perdagangan surplus dimana arus peti kemas ekspor lebih besar daripada impor, yaitu 51% (60.206 TEUs) untuk peti kemas ekspor dan 49% (57.555 TEUs) untuk peti kemas impor. Dibandingkan dengan Februari 2025, prosentase perbandingan arus peti kemas ekspor dan impor di bulan Januari 2025 mengalami situasi sebaliknya dimana impor lebih besar daripada ekspor. Pada bulan Januari, ekspor menyumbang 48% dengan arus peti kemas sebanyak 55.527 TEUs, sementara impor tercatat sebanyak 59.392 TEUs atau 52% dari total arus peti kemas.

    Selain itu, jumlah kunjungan pada bulan Februari 2025 juga meningkat 4,04%, dengan total 103 kunjungan kapal dibandingkan Januari 2025 yang tercatat sebanyak 99 kunjungan kapal.

    Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan semua pihak, terutama Pelanggan, kepada TPS. “Capaian positif ini merupakan hasil dari konsistensi TPS dalam meningkatkan kualitas layanan dan beradaptasi dengan kebutuhan industri logistik yang dinamis”, ungkapnya.

    Dari sisi kinerja bongkar muat, TPS juga mencatat peningkatan yang signifikan, dengan capaian 51 box/ship/hour, melampaui kinerja bongkar muat yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak di Surabaya (48 box/ship/hour). TPS tetap masih memimpin perolehan market share dengan prosentase 83 % di Pelabuhan Tanjung Perak. (eka)