Strategi Indonesia Menuju Net Zero Emission di Sektor Industri: Peran Hidrogen Hijau dan Infrastruktur

JATIMPEDIA, Jakarta – Di tengah meningkatnya tekanan akibat perubahan iklim, Indonesia terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah melalui dokumen Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC), yang menunjukkan peningkatan ambisi dalam menurunkan emisi. Komitmen ini didukung oleh Kementerian Perindustrian yang menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) di sektor industri pada tahun 2050, lebih cepat satu dekade dari target nasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Reni Yanita, menegaskan pentingnya energi rendah karbon dalam menghadapi krisis energi global serta komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi GRK. “Pengembangan hidrogen hijau adalah salah satu solusi utama untuk mencapai target NZE di sektor industri pada tahun 2050,” ujarnya pada Rapat Gabungan Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) di Jakarta, Selasa (10/9).

Baca Juga  PLN Gelar Akademi Yantek untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Pelayanan Teknik

Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke energi terbarukan, Reni optimistis bahwa transisi menuju hidrogen sebagai bahan bakar ramah lingkungan dapat mempercepat pencapaian target tersebut. Hidrogen, terutama hidrogen hijau yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan, memiliki potensi besar sebagai penyimpan energi yang ideal dan penghubung rantai energi yang bebas emisi.

Namun, tantangan infrastruktur seperti produksi, penyimpanan, dan transportasi hidrogen dalam skala besar masih harus dihadapi. Menurut Reni, pengembangan infrastruktur yang andal, aman, dan ekonomis sangat penting untuk mendukung pemanfaatan hidrogen di Indonesia. “Industri harus siap dengan teknologi dan standar keselamatan yang memadai untuk menciptakan ekosistem hidrogen yang aman dan berkelanjutan,” tambahnya.

Baca Juga  Indeks Pembangunan Gender Jatim 2023 capai 92,15 Persen

Reni juga memuji peran AGII sebagai penyedia gas industri yang telah berkontribusi besar sejak 1972, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan menyuplai oksigen ke rumah sakit. Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, Kemenperin berharap AGII dapat mendorong anggotanya melakukan ekspansi agar industri gas di Indonesia bisa mandiri dan berperan aktif dalam pengembangan energi terbarukan seperti hidrogen.

Ketua Umum AGII, Rachmat Harsono, menambahkan bahwa hidrogen telah muncul sebagai solusi energi bersih yang menarik di tengah meningkatnya permintaan global. Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki posisi strategis untuk memimpin transisi ini. Namun, tantangan besar berupa inovasi teknologi, investasi, dan kolaborasi lintas sektor perlu diatasi.

Baca Juga  Kepala BNN dan Bupati Ipuk Sepakati Kerjasama Pembentukan BNNK Banyuwangi

Rachmat juga menyoroti pentingnya pelatihan dan standar keselamatan kerja dalam industri gas, termasuk penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk peralatan penting. Hal ini tidak hanya memastikan keamanan, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri manufaktur lokal.

Selain aspek keselamatan, penyusunan roadmap hidrogen yang komprehensif juga menjadi prioritas. Roadmap ini diharapkan dapat memandu transisi energi nasional dan mendukung pertumbuhan industri gas yang lebih berkelanjutan, sambil memberikan dampak positif bagi ekonomi dan masyarakat Indonesia.(raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *