Stockpile Penuh, Freeport Kurangi Produksi Konsentrat Jadi 60 Persen
JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno menyampaikan PT Freeport Indonesia (PTFI) mengurangi produksi tambang konsentrat tembaga menjadi 60 persen dari kapasitas produksinya.
“(Turun) jadi 60 persen,” ujar Tri Winarmo ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Pengurangan produksi tersebut dikarenakan tempat penyimpanan konsentrat tembaga atau stockpile sudah melebihi kapasitas yang tersedia.
“Kalau stockpile-nya sudah penuh kan otomatis produksinya akan turun,” ucap Tri.
Konsentrat yang melebihi kapasitas penyimpanan tersebut disebabkan oleh izin ekspor konsentrat tembaga yang tak kunjung diberikan oleh pemerintah.
Izin ekspor konsentrat tembaga telah berakhir sejak 31 Desember 2024. Di sisi lain, Freeport juga belum bisa melakukan produksi lantaran operasional milik Freeport di Gresik yang terhenti sementara waktu, imbas kebakaran yang terjadi di unit pengolahan asam sulfat.
Tri menyampaikan bahwa hingga saat ini, pemerintah belum memberi izin ekspor konsentrat pada Freeport karena baru merampungkan proses investigasi atas smelter yang terbakar.
Berdasarkan hasil investigasi tersebut, Tri menyampaikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan.
“Kalau ada kesengajaan, asuransi tidak cairkan ganti ruginya. Itu kan diasuransikan,” ucap dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi menyampaikan smelter PTFI sedang melaksanakan perbaikan pasca terjadi kebakaran yang menimpa pabrik asam sulfat pada Oktober 2024.
Baca juga: PTFI: Tidak ada pembahasan tailing untuk pabrik semen dan keramik
Ia menuturkan, smelter direncanakan mulai beroperasi kembali pada Juli dan akan secara bertahap hingga mencapai 100 persen pada Desember 2025.
“Diharapkan pada Juli bisa beroperasi sehingga kita bisa menyerap tenaga kerja dan produk kita bisa kita pasarkan baik untuk pasar domestik maupun internasional,” katanya.(raf)