SPTP : Makassar New Port Bakal Pangkas Jalur Logistik Internasional

JATIMPEDIA, Surabaya – Keberadaan Pelabuhan Makassar New Port diharapkan bisa memangkas jalur logistik internasional dari Indonesia. Untuk itu Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) terus mengkoordinasikan dengan semua pemangku kepentingan untuk bisa meningkatkan kinerja ekspor di Tanah Air.

“Selama ini jalur logistik luar negeri kita selalu melalui Singapura. Jadi semua barang kita diangkut melalui kapal-kapal dalam negeri lalu dikumpulkan di Singapura, lalu setelah terkumpul ribuan petikemas baru diberangkatkan ke negara tujuan di Eropa, Timur Tengah maupun AS,” jelas Muhammad Adji, Direktur Utama PT Subholding Pelindo Terminal Petikemas,  Rabu (27/3).

Dengan kehadiran Makassar New Port, nantinya petikemas tidak perlu dikumpulkan di Singapura, namun cukup di Makassar. Lalu barang teesebut bisa dikirim langsung ke luar negeri tanpa melalui Singapura.

“Hanya saja hingga saat ini, kapasitas pengiriman barang dari dalam negeri belum cukup untuk dikirim langsung dari Makassar. Namun kami optimis hal itu bisa dilakukan dengan mengajak pemangku kepentingan untuk meningkatkan kinerja ekspor,” ujar Dirut SPTP.

Dikatakan, Makassar New Port merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priok dengan kedalaman 16 Meter dan termasuk Pelabuhan terdalam yang sangat baik untuk bersandarnya kapal-kapal besar yang mengangkut kontainer.

Baca Juga  XL Center Online Kini Permudah Layanan eSIM hingga Aktifkan Kartu Hangus

Kehadiran pelabuhan baru di Makassar akan mampu menampung sebanyak total 2,5 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit) peti kemas untuk di dermaga tahap 1A, B, dan C ini juga menjadi angin segar bagi para shipping lines atau perusahaan pelayaran.

Karena dengan kedalaman yang dimiliki yakni -16 meter LWS (Low Water Springs), dermaga MNP sudah bisa disandari kapal dengan bobot besar atau post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri.

Dijelaskan, MNP dilengkapi  dengan Integrated Planning dan Control Room, sebuah langkah inovatif untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti kemas, dan logistik secara terpusat.

Transformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi layanan dan mendukung daya saing logistik nasional. Di mana Integrated Planning and Control Room menjadi evolusi dari Planning and Control Room (PnC) sebelumnya yang telah berhasil diterapkan di Semarang. Perbedaan tersebut terletak pada cakupan pengawasannya yang tidak hanya terbatas di Makassar, namun juga mencakup wilayah lain seperti Kendari, Balikpapan, hingga Maluku dan Papua.

Baca Juga  Pelindo Dukung Perguruan Tinggi Wujudkan Sistem Pengukuran SMK3 Berbasis Teknologi Informasi

Adapun fasilitas yang ada di mega proyek MNP saat ini yaitu 6 unit Container Crane (CC), 16 unit Rubber Tyred Gantry (RTG), 2 unit Reach Stacker (RS), 15 unit Terminal Tractor, 1 unit Forklift 2 ton dan 392 unit Reefer Plug. Keseluruhan alat telah mendukung program green port atau terelektrifikasi telah menggunakan listrik.

“MNP juga telah dilengkapi dengan Integrated Planning dan Control Room (PnC), sebuah langkah inovatif untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti kemas, dan logistik secara terpusat. Transformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi layanan dan mendukung daya saing logistik nasional dengan cakupan pengawasannya yang tidak hanya terbatas di Makassar, namun juga mencakup wilayah lain seperti Kendari, Balikpapan, hingga Maluku dan Papua.” jelas Dirut SPTP.

Menteri BUMN Erick Thohir belum lama ini menegaskan, sesuai arahan Presiden RI,  kekuatan pelabuhan BUMN harus disatukan untuk menjadi pemain global, meningkatkan efisiensi, dan mendorong penurunan biaya logistik nasional. Karena itu, dengan di awali pengkonsolidasian Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu pelabuhan terbaik dengan urutan 20 besar dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.

Baca Juga  XL Axiata dan Huawei Kolaborasi Terapkan Teknologi Baru

“Kita sudah menekan hari ini misalnya bongkar muat yang tadinya 34 box sudah menjadi 20 box, yang tadi di sampaikan perlu berhari hari dengan rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam artinya ini percepatan yang luar biasa. kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring system pelabuhan di Indonesia Timur yang terintegrasi dengan Jakarta,” timpal Erick.

Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR menghadirkan 3 pelabuhan internasional dengan mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya dan mengintegrasikan beberapa kawasan industri untuk menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan. Oleh karena itu, hadirnya Makassar New Port menjadi sangat penting dimana sebagai gerbang dunia untuk Kawasan Indonesia Timur.

“Kita terus konsolidasikan dari segi keuangan Alhamdulillah profit Rp3.9 triliun dan investasi Proyek Strategis Nasional ini mandiri dari Pelindo sendiri senilai Rp5,4 triliun dan terus bertahap sampai Rp10 triliun,” imbuhnya. (ris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *