SKK Migas dan KKKS Komitmen Kembangkan Potensi Migas di Kaltim

JATIMPEDIA, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) berkomitmen untuk mengembangkan potensi sumber daya gas bumi di Kalimantan Timur (Kaltim).

“SKK Migas berharap para KKKS di Kalimantan Timur terus melakukan berbagai upaya terobosan agar kontribusi dari hulu migas tetap memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” kata Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti dalam keterangannya di Jakarta.

SKK Migas, kata dia, juga terus mendorong peningkatan produksi di Kaltim serta kontribusi yang lebih signifikan melalui optimasi produksi dan peningkatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru.

Diketahui, SKK Migas bersama KKKS yang tergabung dalam East Kalimantan System menyelenggarakan rapat pleno ke-15 East Kalimantan Gas Management Committee (EKGMC) di Jakarta, Kamis (27/6).

Baca Juga  DJP : Penerimaan PNBP Pengelolaan Hulu Migas Tembus Rp 174,8 Triliun Hingga Kuartal III-2022

Pertemuan itu menekankan pentingnya kerja sama dalam mengelola pasokan gas bumi di Kaltim serta memastikan operasional yang optimal di fasilitas produksi East Kalimantan System, khususnya kilang LNG Bontang.

Shinta yang sekaligus Ketua EKGMC itu menyatakan pertemuan EKGMC kali ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam pengembangan potensi sumber daya gas bumi di Kaltim untuk pemenuhan energi nasional.

Salah satu target utama adalah mendukung capaian produksi gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030, dengan rencana masuknya gas bumi dari lapangan-lapangan baru di Kalimantan Timur seperti Geng North, Gehem, Gendalo, Gandang, Maha, dan SIS-A.

“Kami berharap agar seluruh pihak dalam EKGMC dapat berkomitmen menyelesaikan masalah-masalah terkait manajemen pasokan gas bumi, baik dari segi cadangan dan deliverability, manajemen pemipaan gas, pengaturan alokasi pasokan gas, manajemen penjualan dan pengapalan LNG dan LPG serta optimalisasi pemrosesan gas di kilang LNG Bontang,” ujar Shinta.

Baca Juga  PGN Suplai Gas ke Fajar Paper 17.5 BBTUD

Kaltim telah menjadi tulang punggung produksi gas bumi nasional selama lebih dari satu dekade, dengan kontribusi sekitar 20 persen dari total produksi gas bumi Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Produksi gas bumi dari wilayah itu juga mendukung berbagai kebutuhan energi nasional, termasuk industri pupuk, pengolahan minyak, pembangkit listrik, dan industri kimia.

Adapun, rapat pleno EKGMC ke-15 tersebut berfokus pada beberapa isu strategis utama, di antaranya reaktivasi dan optimalisasi pengoperasian fasilitas produksi kilang LNG Bontang, isu aset kilang LNG Bontang dan pemipaan East Kalimantan System serta penyusunan pedoman pelaksana Bontang Processing Agreement (BPA).

Dalam kegiatan itu, juga dilakukan penandatanganan key terms dari A/R Eastkal Principle Reform dan amandemen kedua dari perjanjian A/R Eastkal Principle Reform yang diharapkan selesai pada September 2024.

Baca Juga  Pertamina Hulu Energi Lakukan Strategi Dekarbonisasi Berkelanjutan

“Saya berharap pemaparan dan diskusi di tingkat sub-komite dapat dilaksanakan dengan efektif, mengingat diskusi teknis telah dilakukan sebelumnya dan telah ada kesepakatan yang dicapai. Di tengah berbagai persoalan, keberadaan EKGMC diuji untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana. Kami berharap rapat pleno ini menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat,” ucap Shinta.(raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *