Sinergi Bea Cukai dan Pemkab Gresik Ciptakan UMKM Eksportir Mandiri

Surabaya,JP – Sinergitas yang dibangun Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) B Gresik dengan Pemerintah Kabupaten Gresik mampu mendorong bagi pertumbuhan pelaku UMKM go internasional. Sejak diinisiasi berdirinya Klinik Ekspor oleh Bea Cukai Gresik, hingga kini sudah ada 21 UMKM yang produknya menembus pasar dunia.

Keberhasilan itu dipaparkan Kepala KPPBC TMP B Gresik, Bier Budi Kismuljanto saat menjadi pemateri dalam seminar sehari  Kemenkeu Satu UMKM Jatim Bangkit Menuju Pasar Global yang digelar Kementerian Keuangan, Kamis (29/9). “Kini UMKM di Kabupaten Gresik punya keberanian untuk mengekspor produknya. Sebab dengan Klinik Ekspor kami membantu mereka sehingga ekspor kini jadi lebih mudah,” kata Bier Budi Kismuljanto.

Baca Juga  Dukung Arahan Wapres, Pemkab Gresik Dorong Pengusaha Sarang Burung Walet Jajaki Pasar Ekspor

Dijelaskan, selain Klinik Ekspor, di Gresik sudah terbentuk Desa Devisa. Pemahamannya, Klinik Ekspor berfungsi melakukan pemetaan, pendampingan, sosialisasi kepada calon UMKM Eksportir hingga mampu merealisasikan ekspor mandiri.

“Sementara desa devisa terdiri kegiatan pengembangan pemberdayaan masyarakat yang diasistensi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Bea Cukai kepada desa atau komunitas tertentu seperti Desa Wedani dengan komunitas sarung tenun khasnya. Nah desa ini punya potensi untuk mengambil bagian rantai ekspor hingga bisa mandiri,” terang Kepala Bea Cukai Gresik.

Ditambahkan, dalam sinergitas,Bda Cukai dan Pemkab Gresik berbagi tugas. Pemkab Gresik melakukan pemetaan wilayah dan UMKM yang berpotensi melakukan ekspor. Juga mengawal UMKM tersebut melalui asistensi.

Baca Juga  Okupansi Hotel Berbintang di Malang Naik 46,21 Persen

“Sementara kami di Bea Cukai membantu sosialisasi dan asistensi penerbitan dokumen ekspor seperti NIB ekspor, penggunaan modul ekspor dan praktek ekspor,”kata Bier Budi Kismuljanto.

Dari hasil sinergi yang dibangun punya peran dan tugas masing-masing itu tercipta UMKM tangguh. Selama periode 2021-2022, sudah ada 139 UMKM yang ikut asistensi, 22 UMKM di antaranya sudah memiliki NIB Ekspor skala mikro. Kemudian ada 3 NIB Ekspor koperasi produk UMKM Desa, dan ada 21 UMKM yang berhasil melakukan ekspor mandiri.

“UMKM tersebut di antaranya EL61 produknya sambal,UD Legen Internasional berupa minuman legen, CV Mentari Nature produsen bandeng tanpa duri, dan CV Feyza Mentari berupa minuman sarang burung walet,” imbuh dia.

Baca Juga  Tekad UMKM Sarang Burung Walet Lamongan Ekspor Mandiri Dengan Bantuan Tim Secondment Kementerian Keuangan

Harapannya, dengan semakin banyaknya UMKM lokal yang berani ekspor maka terbuka peluang peningkatan kesejahteraan, tumbuhnya UMKM mandiri yang memiliki daya saing. “Nantinya negara juga mendapat manfaat dari kegiatan ekspor melalui penerimaan negara dari pajak dan cukai,”pungkas Bier Budi Kismuljanto. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *