Serba Serbi

Ruwatan Murwakala Di Khayangan Api Bojonegoro Menuju UNESCO Global Geopark 20259

JATIMPEDIA,  Bojonegoro  – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar prosesi Ruwatan Murwakala di kawasan wisata Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian utama dalam Festival Geopark Bojonegoro 2025, yang bertujuan untuk memadukan pelestarian budaya lokal dengan penguatan potensi geowisata Bojonegoro menuju pengakuan UNESCO Global Geopark.

 

Prosesi ruwatan ini digelar secara sakral dan meriah dengan diiringi pagelaran wayang kulit oleh dalang ternama Kyai Ngaesan Hadi Purwocarito, dan diikuti oleh 100 orang sukerta (peserta ruwatan), dengan total peserta sebanyak 170 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Bojonegoro. Seluruh rangkaian ruwatan diselenggarakan secara gratis  dan terbuka untuk umum sebagai bentuk pelayanan sosial dan budaya kepada masyarakat.

Baca Juga  Kelompok Tani Organik Desa Sambiroto, Kec. Kapas Binaan Pertamina EP Sukowati Field Gelar Panen Padi Organik Bersama Bupati Bojonegoro

 

Acara turut dihadiri oleh Bupati Bojonegoro berserta istri, Cantika Wahono, dan Wakil Bupati Bojonegoro beserta suami, Budi Jatmiko. Hadir pula sejumlah pejabat daerah diantaranya Staf Ahli Bupati, para Kepala OPD, unsur Forkopimcam Kecamatan Ngasem, serta Kepala Desa Sendangharjo.

 

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono menyampaikan bahwa, kegiatan Ruwatan Murwakala mengandung nilai spiritual dan kearifan lokal yang patut dilestarikan. “Melalui kegiatan ini, kita menunjukkan penghormatan terhadap alam dan Sang Pencipta, sekaligus membentuk jati diri masyarakat untuk hidup rukun dan bergotong royong. Ini adalah bagian dari memperkuat identitas sosial masyarakat Jawa, khususnya di Bojonegoro,” tutur Bupati Jum’at (27/6/2025).

 

Menurutnya, Festival Geopark 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat promosi wisata, pelestarian budaya, dan pembentukan karakter masyarakat. “Semoga dengan kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang tak hanya memperkaya khazanah budaya lokal, tetapi juga mendorong pengakuan Bojonegoro sebagai bagian dari jaringan geopark dunia,” harapnya.

Baca Juga  Ditinggal Rombongan, Nenek Asal Tuban Non Visa Haji Terlantar di Nabawi

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitram memaparkan, Kegiatan ruwatan ini merupakan rangkaian prosesi budaya Festival Geopark. Pada hari sebelumnya, Kamis (26/6/2025) telah dilakukan prosesi pengambilan minyak bumi tradisional dari kawasan sumur tua Wonocolo yang dikenal sebagai salah satu titik penting geologi di Bojonegoro. Minyak tersebut kemudian disemayamkan di Pendopo Kayangan Api, sebagai simbol kesakralan dan hubungan antara kekayaan alam dengan spiritualitas masyarakat.

 

Pada malam harinya prosesi tersebut dilanjutkan dengan doa bersama dan pembacaan sholawat, sebagai bentuk integrasi antara budaya lokal dan nilai-nilai keislaman yang hidup dalam masyarakat Bojonegoro.

 

Ia juga mengatakan, ruwatan ini tidak hanya sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat, tetapi juga sebagai upaya konkret pelestarian budaya Jawa sekaligus mendukung promosi geopark.

Baca Juga  Hadiri Sertijab Bupati - Wakil Bupati Bojonegoro, Gubernur Khofifah Pesan Maksimal 6 Bulan RPJMD Selesai

“Bojonegoro telah memperoleh Letter of Intent dari Gubernur Jawa Timur untuk mengikuti proses penilaian UNESCO Global Geopark. Harapannya, Kayangan Api dapat menjadi geosite yang diakui secara global. Peran aktif warga Sendangharjo dalam menjaga dan membumikan situs Kayangan Api sangat penting dalam proses ini,” pungkasnya. (sat)