Port Stay di Terminal Pelabuhan Jamrud Surabaya Turun Pasca Transformasi
JATIMPEDIA, Surabaya – PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menyatakan bahwa transformasi yang dilakukan berdampak positif pada menurunnya waktu tinggal kapal atau “port stay” di Terminal Jamrud kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.
“PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, telah menunjukkan kemampuannya dalam mengurangi ‘port stay’ setelah transformasi yang signifikan,” kata Branch Manager Jamrud Nilam Mirah Muh Junaedhy dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Junaedhy menyampaikan bahwa dengan menerapkan berbagai inovasi dan peningkatan infrastruktur, Terminal Jamrud, Nilam dan Mirah di Surabaya berhasil memangkas waktu tinggal kapal menjadi lebih baik.
Transformasi yang dilakukan meliputi modernisasi fasilitas, peningkatan efisiensi operasional dan penerapan teknologi canggih, yang semuanya berkontribusi pada pengurangan “port stay”.
“Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pelabuhan tetapi juga memberikan manfaat besar bagi para pengguna jasa,” ujarnya.
Dia menuturkan, pengurangan port stay berarti kapal dapat segera melanjutkan perjalanan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kecepatan pengiriman barang. Angka waktu tunggu kapal di Terminal Jamrud saat ini dapat mencapai 53,74 jam, turun dari yang sebelumnya sekitar 63,10 jam.
Menurutnya, hal itu sejalan dengan komitmen SPMT dalam meningkatkan layanan kepada pengguna jasa pelabuhan serta memperkuat logistik operasional pelabuhan nonpetikemas di Indonesia, melalui implementasi sistem PTOS-M di Terminal Jamrud, Nilam dan Mirah di Surabaya sejak Mei 2023.
Lebih lanjut Junaedhy menyatakan bahwa transformasi tersebut juga berkontribusi pada efisiensi operasional dengan penurunan waktu sandar atau Berthing Time sebesar 14,8 persen dari 57,39 jam per kapal pada Triwulan I 2023 menjadi 48,88 jam per kapal pada Triwulan I 2024.
Selain itu, idle time (IT) atau waktu tidak efektif berkurang drastis sebesar 40 persen dari 6,4 jam per kapal pada Triwulan I 2023 menjadi 3,8 jam per kapal pada Triwulan I 2024.
Ia mengatakan transformasi dan standardisasi operasi di Terminal Jamrud Nilam Mirah juga berdampak pada peningkatan trafik sampai dengan Mei 2024.
Dia menyebutkan trafik bongkar muat general cargo di Terminal Jamrud Nilam Mirah sampai dengan Mei 2024 mencapai 1.987.180 Ton/M3, tumbuh 15,62 persen dari capaian trafik bongkar general cargo sampai dengan Mei 2023 yang sebanyak 1.718.694 Ton/M3.
Dijelaskan Junaedhy, SPMT terus melakukan proses transformasi dan standardisasi operasional serta komersial di seluruh pelabuhan berdasarkan enam pilar utama yaitu proses bisnis, SDM, teknologi, peralatan, infrastruktur dan HSSE.
“Selain mengurangi port stay dan cargo stay secara signifikan, salah satu penerapan nyata adalah melalui implementasi PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) di Terminal Jamrud. Sistem ini telah memperlihatkan peningkatan kinerja yang signifikan sepanjang tahun 2023,” jelasnya.
Menurutnya, implementasi PTOS-M terbukti meningkatkan produktivitas dengan mencatatkan kinerja Ton/Ship/Day (T/S/D) yang lebih tinggi.
Sampai dengan Mei 2024, lanjut Junaedhy, produktivitas kinerja general cargo meningkat sebesar 26,31 persen dari 1.494 T/S/D pada periode yang sama tahun 2023 menjadi 1.887 T/S/D secara year-on-year (yoy).
Kinerja curah kering juga naik 11 persen dari 3.303 T/S/D menjadi 3.665 T/S/D, sementara Curah Cair meningkat 29,49 persen dari 2.156 T/S/D menjadi 2.793 T/S/D pada periode yang sama.
Terminal Jamrud, bagian dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, adalah pusat kargo umum dan curah kering yang terdiri atas tiga dermaga yakni Jamrud Utara dan Barat untuk general cargo dan curah kering internasional, serta Jamrud Selatan untuk pelayanan general cargo domestik. Terminal ini menangani berbagai komoditas seperti beras, gula, jagung dan besi produksi.
SPMT Branch Jamrud Nilam Mirah juga berperan penting dalam menangani kargo komoditas beras impor dari Vietnam, Thailand dan negara lainnya untuk didistribusikan ke berbagai wilayah di Jawa Timur.
Sekretaris Perusahaan SPMT Fiona Sari Utami menambahkan keberhasilan Terminal Jamrud Nilam Mirah dalam mengurangi port stay ini menunjukkan komitmen kuat perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik bagi industri maritim.
Ke depan, SPMT terus berinovasi dan berupaya untuk mengadopsi teknologi terbaru demi meningkatkan layanan dan operasional pelabuhan.
Menurutnya, dengan komitmen yang kuat dan transformasi yang berkelanjutan, SPMT siap untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam industri logistik dan pelabuhan.
“Dengan demikian, SPMT tidak hanya berperan sebagai pelaku utama dalam industri pelabuhan non-petikemas di Indonesia, tetapi juga sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan kelancaran arus logistik nasional,” kata Fiona.(raf)