Petrokimia Gresik Luncurkan Program Budidaya Lele Terpadu di 80 Desa

JATIMPEDIA, GresikPetrokimia Gresik memperkuat perannya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan meluncurkan program budidaya ikan lele berbasis kolaborasi lintas sektor.

Program ini dijalankan di 80 desa di Kabupaten Gresik, melibatkan sinergi antara Petrokimia Gresik, Pemerintah Kabupaten Gresik, Polres, dan Kodim 0817 Gresik.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan menciptakan ekosistem perikanan terpadu yang mendukung peningkatan kapasitas produksi dan keterampilan para pembudidaya lokal.

“Melalui program ini, kami membina para pembudidaya mulai dari aspek teknis pemeliharaan, pemberian pakan, hingga pemasaran hasil panen. Kami ingin memastikan bahwa seluruh proses berjalan efektif dan berkelanjutan,” jelas Daconi.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Petrokimia Gresik memberikan bantuan berupa 80 kolam bioflok berdiameter 2 meter, 80.000 benih lele unggulan, serta produk unggulan mereka, Petrofish. Selain itu, pelatihan teknis juga diberikan kepada perangkat desa, Babinsa, dan Babinkamtibmas di pusat diklat milik perusahaan.

Baca Juga  Gelar Pasar Ramadan, BRI BO Gresik Bagikan Beragam Hadiah Ke Pengunjung Pasar Kota

Daconi menjelaskan lebih lanjut bahwa Petrofish adalah produk probiotik yang dirancang untuk meningkatkan kualitas air dan kesehatan ikan. Produk ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada antibiotik dan pakan buatan, sekaligus meningkatkan efisiensi budidaya.

“Kehadiran Petrofish memperkuat komitmen kami dalam mendukung praktik akuakultur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan lingkungan budidaya yang lebih sehat, pembudidaya akan mendapatkan hasil yang optimal,” ujarnya.

Program ini juga diarahkan untuk mendukung program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), melalui penyediaan ikan lele konsumsi yang sehat dan terjangkau. Daconi berharap hasil dari program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga mendorong lahirnya pelaku usaha baru dalam bidang pengolahan produk lele, seperti nugget, filet, hingga abon.

Baca Juga  Pengiriman 36 Koli Rokok Ilegal Digagalkan Bea Cukai Malang

“Ini bukan sekadar budidaya, tetapi membangun kemandirian ekonomi di desa. Kami memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong, sekaligus memberi nilai tambah dari hulu hingga hilir,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani turut mengapresiasi inisiatif ini. Ia menyebut bahwa benih yang digunakan adalah jenis lele Sangkuriang yang dikenal dengan pertumbuhan cepat, yakni hanya 2,5 bulan.

“Kolaborasi ini menjadi solusi nyata dalam memperkuat ketahanan pangan di Gresik. Kami harap ini bisa bersinergi dengan program lain seperti MBG dan Sekolah Rakyat,” ujar Bupati.

Ia menambahkan, kehadiran program semacam ini diharapkan mampu menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang berkelanjutan, terutama dalam peningkatan gizi masyarakat dan pemberdayaan ekonomi desa. (eka)

Baca Juga  Wabup Alif Buka Pasar Takjil Gresik, Komitmen Dukung UMKM Naik Kelas