Penanaman Padi di Area Sekitar Waduk Nipah Dimaksimalkan
JATIMPEDIA, Sampang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang menginstruksikan kepada para petani di wilayah itu agar mengoptimalkan penanaman padi dan jagung di sekitar Waduk Nipah guna meningkatkan produksi pangan pada musim tanam tahun ini.
“Langkah ini juga sebagai upaya Pemkab Sampang dalam mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang pangan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Sampang Suyono di Sampang, Jawa Timur, Sabtu.
Ia menjelaskan, Waduk Nipah merupakan salah satu waduk yang ada di Kabupaten Sampang yang sudah beroperasi sejak diresmikan Joko Widodo pada 19 Maret 2016. Waduk ini mampu mengaliri 1.150 hektare sawah teknis yang ada di sekitarnya.
Bahkan, sambung dia, Kabupaten Sampang telah dinyatakan siap menjadi salah satu daerah penopang stok pangan nasional di Provinsi Jawa Timur.
“Karena itu, kami mendorong para petani yang memiliki lahan di sekitar waduk tersebut untuk mengoptimalkan penanaman, baik padi maupun jagung,” katanya.
Waduk Nipah terletak di Desa Montor, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Proyek pembangunan waduk tersebut sejak Era Orde Baru dan sempat diwarnai aksi penolakan oleh sebagian warga, akan tetapi kini waduk tersebut sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Beroperasinya Waduk Nipah ini diharapkan memiliki dampak yang baik bagi masyarakat Madura. Dampak baik tersebut sifatnya jangka panjang.
Lahan produktif 1.150 hektare yang teraliri irigasi itu, sambung Suyono, kini telah ditingkatkan statusnya menjadi sawah teknis. Dengan rincian, 925 hektare merupakan sawah baru sebagai pengembangan sawah tadah hujan, sisanya merupakan daerah irigasi (DI).
Menurut data yang dirilis Pemkab Sampang, di Desa Montor luas lahan mencapai 225 hektare. Merupakan sawah eksisting yang akan mampu meningkatkan produksi padi hingga 7 ton per hektare.
Secara administrasi, jaringan irigasi Nipah berada di delapan desa, tujuh desa di Kecamatan Banyuates dan satu desa di Kecamatan Ketapang, meliputi jaringan Nipah kiri sebanyak empat desa yakni Desa Tebanah, Montor, Batioh, dan Masaran Kecamatan Banyuates.
Jaringan Nipah kanan sebanyak empat desa yakni Desa Tebanah, Glagah, dan Nepah Kecamatan Banyuates serta Desa Banyusokah Kecamatan Ketapang. Sementara untuk bangunan utama waduk berada di Desa Montor.
Waduk Nipah menggunakan sistem jaringan irigasi, yakni memanfaatkan aliran air dari bendungan Montor dan bendungan Tebanah yang bersumber dari Bendungan Nipah di Kali Nipah.
Jaringan ini membentuk saluran primer dan beberapa saluran sekunder yang mengairi petak tersier 1.150 hektar, yakni saluran sekunder Nipah kanan 412 hektar, saluran sekunder Nipah kiri 593 hektar, saluran Montor kanan 69 hektar serta saluran Montor kiri seluas 75 hektar.
Kini, waduk tersebut juga telah menjadi pusat konservasi sumber daya air serta sebagai daerah wisata dan perikanan ikan tebar.
Waduk ini, merupakan yang pertama dan terbesar di Pulau Madura dan pembangunannya dimulai tahun 1973 dengan meminta restu kepada sejumlah ulama dan tokoh masyarakat.(sat)