Edukasi

Pemkab Pamekasan dan UTM Kembangkan Biogas dari Limbah Sapi

JATIMPEDIA, Pamekasan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur mengembangkan energi biogas dari limbah kotoran sapi sebagai bentuk pendidikan tentang pentingnya mengelola sistem pertanian terpadu guna menambah manfaat secara ekonomi kepada masyarakat.

“Pengembangan biogas ini terlaksana berkat kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan perusahaan PT Biru Karbon Nusantara (BKN),” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan Indah Kurnia Suslistiorini di Pamekasan, Minggu.

Sebagai percontohan, katanya, saat ini telah terpasang 10 perangkat sistem biogas di Pamekasan, masing-masing di Desa Tampojung Guwa, Pangereman, Tampojung Pregi, Rek Kerrek, Seddur, Kadura Barat, Klompang Barat, Klompang Timur, Potoan Laok, dan Klampar.

Baca Juga  Pemkab Pamekasan Serahkan Bantuan ke Koperasi Usaha Mikro

“Perangkat sistem yang terpasang ini tidak sama, yakni antara sistem biogas sistem 6, 12, 16, 20, 30, dan 40, karena mempertimbangkan jumlah sapi yang ada di wilayah tersebut,” katanya.

Ia menjelaskan biogas dari limbah kotoran sapi tersebut saat ini sudah dimanfaatkan masyarakat.

Dia mengharapkan pada masa mendatang pemanfaatan bisa menyebar ke semua peternak sapi di Pamekasan.

Melalui program ini, dia mengharapkan, peternak tidak hanya beternak untuk mendapat keuntungan ekonomi dari usaha itu, akan tetapi mengelola segala hal yang berkaitan dengan ternak, seperti mengubah limbah kotoran sapi menjadi biogas tersebut.

Pada kesempatan terpisah, Rektor UTM Bangkalan Safi’ mengatakan instalasi biogas ini bagian dari proyek riset strategis UTM yang fokus pada pemanfaatan limbah ternak.

Baca Juga  BI Jatim Gelar "Madura Digicreative Fest 2024"

Selain itu, selaras dengan program prioritas pemerintah terkait dengan ketahanan pangan dan energi.

”Kalau masyarakat bisa mengelola limbah ternak dengan baik dan menjadikannya energi, maka kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan kemandirian energi dan kesejahteraan peternak,” katanya.

Dia mengharapkan pada masa mendatang setiap desa memiliki satu instalasi biogas untuk mengolah limbah kotoran ternak sapi menjadi energi terbarukan, berupa gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga dan usaha mikro.

Wakil Bupati Pamekasan Sukriyanto mengatakan selain memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas, di Pamekasan juga telah dikembangkan pemanfaatan limbah pabrik tahu menjadi biogas.

“Kalau yang biogas dari limbah pabrik tahu ini, sementara masih di satu desa, yakni Desa Bicorong, Kecamatan Pakong,” katanya.(sat)

Baca Juga  Peringati Hari K3 Sedunia, DK3P Jatim Ajak Masyarakat Perkuat Budaya K3