Muhammadiyah Pindahkan Dana Rp 13 Triliun dari BSI, Ini Jawaban Manajemen

JATIMPEDIA, Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berencana memindahkan dana simpanan dan pembiayaan di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI ke sejumlah bank syariah lain. Nilai dana dikabarkan mencapai Rp 13 triliun.

Kabar ini lekas direspons pihak BSI melalui keterangan resminya pada Rabu (5/6/2024). Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan, BSI sejatinya terus berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat melalui upaya kolaborasi dengan mitra strategis dan seluruh stakeholders.

Dia mengatakan, komitmen BSI terutama dalam upaya mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Lebih dari itu, BSI juga turut menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, baik instansi maupun perorangan.

Baca Juga  Suparma Targetkan Penjualan Tahun Ini Tumbuh 17 Persen

“Kami berupaya menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah,” ujar Wisnu.

Pernyataan resmi BSI ini sejalan dugaan Muhammadiyah yang memilih menarik dananya karena alasan ideologis, khususnya kecenderungan penggunaan dana oleh BSI yang mengalirkan pembiayaan bukan ke UMKM, melainkan ke korporasi.

Lebih lanjut, Wisnu menyebut bahwa emiten bersandi BRIS ini senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat sesuai syariat Islam. Dalam hal ini, BSI akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabahnya.

“BSI akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” pungkas Wisnu.

Baca Juga  Bank Jatim Syariah Presentasikan Produk Perbankan ke PD Muhammadiyah Gresik Gantikan BSI

Adapun berdasarkan catatan BSI, segmen UMKM merupakan salah satu fokus utama dalam mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat. Per Maret 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 59,2 triliun dimana pembiayaan ini didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp 46,6 triliun.

Namun dibandingkan dengan keseluruhan pembiayaan BSI yang mencapai Rp 247 triliun, maka porsi penyaluran ke UMKM baru sekitar 18,8%. Tertinggal dari porsi ke segmen consumer yang sebesar 54,62%. Begitu juga ke segmen wholesale sebesar 27,81% dan 17,56% untuk segmen ritel. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *