Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Yuana Rochma Astuti mengatakan, Indonesia akan mengenalkan program pemerintah yang bernama ‘Indonesia Spice Up the World’

“Kita akan mengenalkan program pemerintah bernama ‘Indonesia Spice Up the World’ dengan target hingga tahun 2024 hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan memperkenalkan kuliner Nusantara seperti rendang, nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado,” ujar dia di Jakarta, belum lama ini.

Ia menjelaskan,tahun ini terjadi perubahan paradigma dalam strategi pengembangan pariwisata yang diharapkan dapat menjadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan.

Untuk strategi pertama adalah “From City to Countryside” yaitu fokus pada destinasi yang mempromosikan aktivitas outdoor serta berkelanjutan (sustainable) yang dapat menyelesaikan isu over tourism capacity.

Baca Juga  Duet Farel Prayoga dan Vita Alvia Hibur Warga Jember

Lalu yang kedua, “Tweak Tourism Policies” dengan mengedepankan destinasi yang beragam untuk mengurangi kepadatan di suatu destinasi.Ketiga, “Switching to Digital Economy”, yaitu pelayanan pariwisata dengan beralih ke digital ekonomi.

Keempat, “Inclusive Growth” yang menargetkan investasi untuk mengatur pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkesinambungan.

Kemudian yang terakhir adalah, “Sustainable Tourism”, pengembangan pariwisata yang mengarah pada ecotourism dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas pariwisata seperti sampah, limbah, dan jejak karbon.

Yuana menyebutkan jika berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2019, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan sektor perekonomian yang memiliki nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Tidak hanya itu, 17 sub sektor yang dicakup oleh Efram seperti kuliner, kriya, dan fesyen yang menempati posisi paling atas.Di sisi lain potensi yang dioptimalkan adalah game, animasi, dan aplikasi.

Baca Juga  Citarasa Nusantara Hadir di Hotel Neo+ Waru

Ekspor Ekraf yang paling tinggi dari produk fesyen yang pada triwulan I 2022 menyumbang sebesar 56,53 persen dari total ekspor ekraf, diikuti produk kriya dan kuliner.

Adapun untuk negara tujuan ekspor ekraf terbesar Amerika Serikat dengan US$ 3,13 miliar dolar, Swiss dengan US$ 1,09 miliar dolar, dan Singapura dengan US$ 0,38 miliar dolar.

Pada komoditas unggulan rempah, Yuana mengatakan Indonesia memiliki lada, pala, Cengkeh, dan lainnya.

Paparan bertema “Komoditas Ekspor sebagai Daya Tarik Pariwisata Indonesia” tersebut disampaikan Yuana dalam konferensi akbar dari kalangan eksportir Indonesia bertajuk “The X Lite” yang dihelat Bisa Ekspor X Eksporasi Musik” di Palembang, Sumatera Selatan.

Konferensi tersebut turut menghadirkan pembicara lain yaitu Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan, dengan topik “Akselerasi Pengembangan Ekspor untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi 2023”.

Baca Juga  450 Bus Shalawat Mulai Beroperasi Layani Jamaah Haji Indonesia ke Masjidil Haram

Fahrid Amran,Direktur Sumber Daya Pertahanan dari Kementerian Pertahanan, dengan tema “Sumber Daya Alam dan Buatan sebagai Komponen Pendukung Pertahanan Negara” yang dipandu oleh Julio Ekspor, eksportir muda pendiri komunitas Bisa Ekspor.

“The X Lite” merupakan bagian dari The X Event yang diselenggarakan komunitas Bisa Ekspor. Kode huruf X dipilih karena menjadi dasar utama kata ‘export’, dan bisa jadi unsur kunci yang bisa memberi dampak langsung pada berbagai lini kehidupan.

“The X Lite” merupakan inisiasi baru dari Bisa Ekspor, sebuah jejaring antar-eksportir, yang bervisi meningkatkan ekspor Indonesia dan mencetak 1 juta eksportir. Julio Ekspor menutup konferensi akbar ini dengan pandangan optimistis.

“Tahun 2023 kita tak perlu takut, waspada boleh. Pada 2020 yang katanya resesi, nyatanya kita surplus, bahkan ekspor kita tertinggi dalam sejarah. Kita akan lakukan kembali di tahun 2023. Ekspor kita tertinggi lagi,” ungkapnya.  (raf)