Kinerja Membaik, Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan
Jakarta, JP – Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan. Setelah berada di 3,5% sejak Februari 2021, akhirnya BI 7 Day Reverse Repo Rate naik juga.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,5%,” ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (23/8).
Dijelaskan, Bank Indonesia (BI) menyampaikan kondisi terkini sektor perbankan di Indonesia. Dari sisi intermediasi, kredit perbankan menurut BI terus membaik dan mendukung pemulihan ekonomi.
Perry Warjiyo mengatakan suku bunga bank dalam tren menurun, namun penurunannya makin terbatas.
“Suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 54 bps sejak Juli 2021 menjadi 2,89 % pada Juli 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%,” ujar Gubernur BI.
Dijelaskan, pertumbuhan kredit perbankan di Juli 2022 tercatat 10,71%. Sementara untuk pembiayaan bank syariah tercatat tumbuh 15,2% pada periode yang sama.
“Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung oleh standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor Industri, Pertanian dan Perdagangan seiring membaiknya appetite penyaluran kredit,” jelasnya.
Sementara sari sisi permintaan, Bank Indonesia menilai peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut, tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan.
“Konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan optimisme konsumen juga mendukung peningkatan permintaan kredit perbankan. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 18,08% (yoy) pada Juli 2022, terutama didukung oleh segmen mikro dan kecil,” kata Gubernur Bank Indonesia.
Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Juni 2022 tetap tinggi 24,66%. Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) pada Juni 2022 yang tercatat 2,86% (bruto) dan 0,80% (neto).
BI melaporkan, likuiditas perbankan pada Juli 2022 tetap terjaga didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,59% (yoy).
Hasil simulasi BI menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun, sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makro domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya pada laju pemulihan intermediasi ke depan. (raf/cnbc)