Kilang Pertamina Internasional Luncurkan Proyek Green Refinery Cilacap, Fokus pada Bahan Bakar Ramah Lingkungan
JATIMPEDIA, Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pasokan feedstock Proyek Green Refinery di Kilang Cilacap. Penandatanganan MoU antara Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman dan Direktur Utama PT Gapura Mas Lestari (GML) Heru Fidiyanto pada awal Desember 2024 menjadi langkah strategis dalam pengembangan bahan bakar hijau di Indonesia.
Proyek ini bertujuan untuk mengolah feedstock minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) dengan kapasitas 6.000 barrel per hari, menghasilkan HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel), dengan total produksi sekitar 300 ribu kiloliter per tahun. Kilang Cilacap sudah mampu menghasilkan HVO dan SAF, dengan HVO diolah dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan diberi nama Pertamina Renewable Diesel (RD), yang 100% berasal dari minyak nabati. Sementara SAF diproduksi dari Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau inti sawit.
HVO yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi komponen blending dalam diesel dengan kualitas yang lebih baik dibanding biodiesel FAME, serta memenuhi standar tinggi untuk pasar Eropa dan Amerika. Produk SAF juga diharapkan dapat mendukung implementasi penggunaan SAF dalam industri aviasi, sejalan dengan rencana nasional pengembangan industri SAF.
Taufik Aditiyawarman menegaskan bahwa Proyek Green Refinery ini bukan hanya bertujuan menyediakan energi alternatif, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat, mendukung pertumbuhan lokal, dan mengurangi dampak lingkungan. Ia optimistis proyek ini akan mengatasi berbagai hambatan dan menjadi contoh sukses dalam pengembangan energi berkelanjutan.
Proyek ini juga berkontribusi pada pencapaian tujuan keberlanjutan, khususnya dalam menangani perubahan iklim (SDG 7 dan SDG 13), dengan mengolah UCO menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara. Inisiatif ini mencerminkan komitmen Indonesia terhadap transisi energi yang lebih bersih dan keberlanjutan ekosistem.
Kolaborasi antara KPI dan PT GML yang berpengalaman dalam rantai pasok UCO diharapkan dapat menjamin kelancaran pasokan feedstock untuk proyek Green Refinery Cilacap. Selain itu, Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, menambahkan bahwa Pertamina terus mengembangkan energi terbarukan dengan memanfaatkan sumber daya domestik, salah satunya melalui pengolahan minyak jelantah di kilang Pertamina.
KPI, sebagai anak perusahaan Pertamina, berfokus pada pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance) dan berkomitmen untuk mencapai visi menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia berkelas dunia yang bertanggung jawab sosial dan berwawasan lingkungan.(raf)