Kabupaten Trenggalek Hasilkan 2.323 Ton Ikan Budidaya di Semester I

JATIMPEDIA, Trenggalek – Produksi perikanan budi daya di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, hingga semester satu atau Januari-Juni 2024 mencapai 2.323,98 ton atau 47 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 4.860,18 ton.

Jumlah itu disebut Kepala Dinas Perikanan Trenggalek, Cusi Kurniawati, di Trenggalek, Minggu, belum sesuai target namun masih lebih tinggi dibanding capaian produksi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Capaian semester satu sekitar 47 persen, hampir separo. Kurang (dari target minimal 50 persen dari target) tapi masih lebih baik dibanding tahun lalu,” katanya.

Komoditas perikanan budi daya air tawar yang diunggulkan selama ini adalah ikan lele, gurami dan patin.

Baca Juga  Ekspor Hasil Perikanan Semester I-2024 Capai 2,71 Miliar Dolar AS

Meskipun belum mencapai separuh target produksi perikanan budidaya dalam setahun, namun Cusi menyebut jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni 2.293,75 ton.

“Bisa dibilang ada peningkatan namun tidak signifikan,” katanya.

Dia menyebut fluktuasi bulanan di semester satu l 2024 ini mulai Januari sampai Juni menunjukkan peningkatan yang cukup stabil.

Dia optimistis target produksi perikanan budi daya sebesar 4.860,18 ton bisa tembus.

Meskipun hal itu dia akui tidaklah mudah, karena pada semester dua mengalami fenomena suhu dingin ekstrem (bahasa Jawa: bediding) yang berpengaruh pada produksi perikanan budi daya.

“Penyakit yang sering menyerang di musim kemarau adalah jamur dan bakteri aeromonas dengan gejala klinis yang lazim disebut cacar,” katanya.

Baca Juga  Sambut Libur lebaran, Pemkab Trenggalek Siagakan Penjaga Pantai

Untuk menggenjot produksi ikan budi daya itu, Cusi mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah di antaranya rutin melaksanakan kunjungan pelayanan ke pembudi daya ikan melalui sebuah inovasi berbasis web yang dinamakan MAS KOKI (Monitoring Kualitas Air Kolam, Obat Ikan Kimia dan Bahan Biologi dan Hama Penyakit Ikan).

Kemudian meningkatkan angka kelangsungan hidup ikan budidaya (survival rate) melalui peningkatan sumber daya manusia pembudi daya.

“Selain itu, setiap tahun pihaknya memberikan bantuan sarana dan prasarana budi daya ikan meliputi: terpal, benih ikan, pakan, sampai dengan peralatan penunjang dan obat-obatan. Semoga sampai dengan akhir Desember nanti target produksi budidaya bisa tercapai,” katanya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *