Jember Berhasil Panen Padi Organik 6 Ton Per hektar

JATIMPEDIA, Jember – Panen padi organik yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani Tirto Hadi dari hasil pupuk organik yang dibuat oleh Pos Pelayanan Agen Hayati (PPAH) Ollenah Terro di Desa Darsono, Kabupaten Jember, mencapai 6 ton per hektare.

Bupati Jember Hendy Siswanto bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Imam Sudarmaji ikut panen padi organik ubinan di Desa Darsono, Rabu.

“Saya mengapresiasi kelompok tani yang melakukan pertanian dengan pupuk organik dan dengan adanya kegiatan itu menjadi suatu percontohan untuk bisa menggunakan pupuk organik di desa-desa yang lain,” kata Hendy.

Kegiatan pertanian organik di Desa Darsono mendapat dukungan dari Pos Pelayanan Agen Hayati yang berkolaborasi dengan Gapoktan serta PPL, Dinas TPHP, dan para mahasiswa Universitas Jember, sehingga hasilnya sangat maksimal.

Baca Juga  Pemkab Lamongan Bersinergi Realisasikan Tujuh Program BPN

Panen padi ubinan dengan menggunakan pupuk organik di Desa Darsono tersebut sudah berlangsung selama tiga tahun dan hasilnya cukup bagus karena sebelumnya hasil produksi padi hanya berkisar 3,5 sampai 4 ton gabah dengan menggunakan pupuk kimia, kini sudah mencapai 6 ton gabah per hektare dengan pupuk organik.

“Demikian juga dengan kondisi kesehatan tanah. Sebelum menggunakan pupuk organik, kadar Ph tanah hanya 3 persen dan setelah 3 tahun kadarnya bisa mencapai 5 persen,” tuturnya.

Hendy mengajak para petani di Jember beralih menggunakan pupuk organik baik dengan pupuk organik buatan sendiri atau memakai pupuk organik produksi pabrik milik Pemkab Jember yakni pupuk organik “Si Jempol”.

“Memang butuh waktu untuk masa peralihan, dari pupuk kimia ke organik, namun dalam jangka panjang ada dampak positifnya yakni tanah semakin subur dan hasil pertanian makin melimpah,” katanya.

Baca Juga  Tim ITS Kembangkan Aplikasi MeccaBot Untuk Permudah Ibadah

Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Imam Sudarmaji mengatakan padi organik tersebut tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga menjadi salah satu keunggulan menggunakan pupuk organik.

“Saya berharap Desa Darsono menjadi pilot project petani menggunakan pupuk organik, namun juga butuh pendampingan dari PPL dan mahasiswa Unej,” ujarnya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *