Jelang Musim Haji, BSI Siapkan Sistem IT dan Transaksi Non-tunai

JATIMPEDIA, Jakarta  – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus meningkatkan layanan haji dan transaksi dengan melakukan evaluasi berkelanjutan, terutama dalam pengembangan sistem IT.

Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna mengungkapkan, perbaikan terus dilakukan setelah kejadian terkait sistem BSI yang down pada 2023. Dia diharapkan pelayanan musim haji 2025 lebih stabil, ditambah dengan fitur-fitur baru yang dapat menunjang kebutuhan nasabah.

“Pelayanan kami di 2025 diharapkan stabil dan terus bertambah fitur-fiturnya, baik dari sisi infrastruktur maupun aplikasi,” terang Anton, beberapa waktu lalu.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan transaksi, BSI juga memfokuskan diri pada pengembangan sistem pembayaran cashless untuk transaksi haji. Menyediakan fasilitas pembayaran dengan menggunakan kartu debit Visa untuk memudahkan jemaah Haji bertransaksi di Arab Saudi, meskipun masih menyediakan uang tunai dalam bentuk riyal Arab Saudi (SAR).

Baca Juga  Hingga Februari, Bisnis Emas Tumbuh 27,2 Persen

“Harapannya, literasi penggunaan kartu dan pembayaran elektronik semakin meningkat untuk mengurangi risiko pencurian uang tunai,” imbuhnya.

BSI juga akan lebih fokus memasuki bisnis transaksi ritel. Sebagai langkah konkret, menambah sekitar 15 ribu unit mesin electronic data capture (EDC) dan lebih dari 400 ribu merchant yang menggunakan QRIS.

Selain itu, juga meluncurkan super apps Byond dan sedang mempersiapkan card management system untuk kartu debit dan kartu pembiayaan. “Ini adalah cara kami membangun kolam baru. Sebelumnya, kami fokus pada kolam consumer, sekarang kami ingin membangun kolam transaksional,” jelasnya.

Sasaran utama dari bisnis transaksi ritel BSI adalah nasabah mikro dan sektor usaha kecil menengah, terutama yang bergerak di industri halal seperti makanan dan minuman, klinik, serta rumah sakit. BSI berupaya untuk memasukkan sektor-sektor ini ke dalam ekosistem transaksi bank syariah.

Baca Juga  Naik Taksi di Madinah Makkah, Pilih Resmi, Gelap atau Online ?

Engine pertumbuhannya adalah bukan hanya sekadar tabungan Haji, umroh, atau payroll, tapi juga berfokus pada transaksi yang lebih luas di sektor ritel,” tandas Anton.

Analis pasar modal dan keuangan syariah Asep Muhammad Saepul Islam menilai, ekosistem transaksi perbankan syariah menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sistem down yang terjadi pada 2023 menjadi pembelajaran penting bagi BSI, terutama dalam meningkatkan infrastruktur dan kesiapan teknologinya.

Haji merupakan salah satu kegiatan keagamaan dengan dampak ekonomi yang luar biasa. Data Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menunjukkan, aktivitas haji dan umrah menciptakan perputaran uang mencapai kisaran Rp 60-70 triliun setiap tahunnya.

Selain itu, proyeksi jangka panjang pemerintah menyebutkan bahwa potensi ekonomi haji dapat meningkat hingga Rp 194 triliun pada 2030. “Potensi ini mencakup berbagai sektor, seperti penerbangan, perhotelan, transportasi, katering, dan kebutuhan pendukung lainnya,” ungkap pria yang akrab disapa Amsi itu. (cin)

Baca Juga  Jamaah Haji Sampang Terserang Bapilu