Jelang Imlek, Pengusaha Kue Keranjang asal Malang Ini Kebanjiran Order

JATIMPEDIA, Malang – Menyambut perayaan Imlek 2025, Sonia Winoto (28), pemilik usaha kue keranjang di Kota Malang, mencatat lonjakan pesanan hingga hampir 300 box. Dibuat secara made by order, kue keranjang kreasinya memiliki bentuk unik dan varian rasa inovatif yang menarik perhatian konsumen.

“Tahun ini banyak banget pesanan, sudah hampir 300 box. Pesanan mulai awal Januari sampai Imlek akhir Januari ini. Dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 200 box, sekarang naik 40–50 persen,” ujar Sonia, Jumat (24/1/2025).

Salah satu varian yang paling diminati adalah “session blue,” kue berbahan bunga telang yang terinspirasi dari motif porselen biru putih khas Tiongkok. Varian ini bersaing dengan varian mix yang juga populer. Harga satu box dibanderol Rp 48 ribu hingga Rp 55 ribu.

Baca Juga  KLH Bersama UB Maksimalkan Rehabilitasi Mangrove Laut

Selain dari Malang, konsumen kue keranjang Sonia banyak berasal dari Jakarta.

“Kue ini tahan 4 hari di suhu ruang, atau 7 hari di lemari pendingin. Tapi karena dibuat sesuai pesanan, biasanya langsung habis setelah diterima,” tambahnya.

Sonia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan baku seperti tepung ketan, gula, dan kemasan turut memengaruhi harga jual. Dalam sehari, ia mampu memproduksi hingga 70 box, terutama menjelang puncak perayaan Imlek.

Kue keranjang mini dengan konsep one-bite-size ini lahir dari inovasi untuk memudahkan konsumen menikmati kue tanpa perlu memotong.

“Dulu kue keranjang kan besar, harus dipotong dulu. Sekarang saya buat kecil-kecil, lucu, dan langsung bisa dimakan,” tutup Sonia.

Baca Juga  Kopitiam Ah Pek Gressmall, Ngopinya Anak Muda Hingga Bapack-Bapack

Varian kue Sonia meliputi rasa original gula merah, taro, matcha, red velvet, hingga session blue. Produksinya terbatas pada momen Imlek, sedangkan di luar musim tersebut, ia mengembangkan jenis kue lain.

Meski belum ekspor resmi, produk kue keranjang ini pernah dibawa ke Jepang sebagai oleh-oleh. Kreasi Sonia membuktikan bahwa sentuhan inovasi mampu mengangkat tradisi lokal ke level yang lebih modern. (cin)