Jamaah Bergerak ke Muzdalifah, PPIH Siapkan Skema Murur
JATIMPEDIA, Makkah – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberlakukan mabit di Muzdalifah dengan dua skema, yaitu murur dan normal. PPIH Arab Saudi akan memberangkatkan jamaah haji setelah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah malam untuk mabit di Muzdalifah, baik murur maupun normal.
Para jamaah haji menuju Muzdalifah sejak Sabtu (15/6/2024) malam waktu setempat untuk melaksanakan rangkaian ibadah lainnya yakni mabit. Pergerakan jemaah berlangsung sejak maghrib sekaligus menandai berakhirnya puncak haji yakni Wukuf di Arafah.
Lebih dari 1,8 juta jemaah dari dalam maupun luar negeri bergerak ke Muzdalifah dengan tertib dan tenang sembari melantunkan kalimat Talbiyah. Pergerakan jemaah haji diatur dan dikawal oleh petugas layanan terpadu pemerintah Arab Saudi sehingga berjalan dengan terkendali meskipun ada jutaan manusia di tempat yang sama.
Setibanya di Muzdalifah, jemaah melaksanakan salat Maghrib dan Isya yang dijamak qashar, yakni Maghrib 3 rakaat dan Isya 2 rakaat.
Setelah bermalam di Muzdalifah atau selepas Subuh Minggu (16/6/2024) waktu setempat bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah, jemaah bergerak menuju Mina untuk melempar jumrah di Jamarat Al Aqabah.
Seluruh jemaah haji wajib melaksanakan shalat Subuh di Muzdalifah kecuali para pria lanjut usia atau yang lemah serta perempuan diperbolehkan berangkat lebih dulu ke Mina begitu memasuki Minggu dini hari. Syarat bermalam di Muzdaifah sudah terpenuhi setelah pergantian hari.
Jamaah haji Indonesia sendiri menempati 1.169 tenda wukuf di Arafah yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz.
Mabit di Muzdalifah dengan skema murur adalah mabit dengan cara melintas di Muzdalifah setelah jamaah berwukuf di Arafah. Jamaah akan tetap berada di atas bus tanpa turun dari kendaraan saat melewati kawasan Muzdalifah. Mereka akan langsung bergerak menuju tenda di Mina.
PPIH Arab Saudi menyiapkan 4 bus kota per maktab untuk membawa sedikitnya 55 ribu jamaah untuk murur melalui Muzdalifah. PPIH Arab Saudi mengambil kebijakan murur untuk mengurangi kepadatan ekstrem jamaah haji di Muzdalifah.
“Skema murur di Muzdalifah hanya melintas. Mereka itu lansia, risti (risiko tinggi), dan pendamping di kloter yang umumnya dapat rukhsah dan uzur secara syar’i,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Subhan Cholid di Makkah, Ahad (9/6/2024).
Adapun skema normal adalah sistem taraddudi bus (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah. Untuk skema normal, petugas haji menyiapkan 10 bus per maktab dengan beberapa trip hingga semua jamaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah.
“Sebanyak 6 bus setiap maktab disiapkan awalnya, tapi kemudian ditambah menjadi 10 bus untuk membawa jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah secara taraddudi,” kata Subhan.
Menurut Subhan, setelah melakukan beberapa kali pertemuan dengan Masyariq dan Naqabah (institusi transportasi Saudi) yang juga dihadiri pihak Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, serta beberapa kali proses simulasi dan uji coba, disepakati bahwa pergerakan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah dilakukan dengan skema normal dan murur.
Petugas akan mengatur pergerakan jamaah menuju pintu pemberangkatan jamaah yang sudah ditentukan di setiap maktab.
“Setiap maktab memiliki dua halte keberangkatan. Satu pintu untuk pemberangkatan jamaah dari Arafah dalam skema normal, satu pintu lainnya untuk skema murur. Untuk memudahkan jamaah, dua pintu ini akan diberi tanda oleh Masyariq,” tegas Subhan. (cin)