Ini Strategi KAI Raih Pendapatan Non Tiket
JATIMPEDIA, Jakarta – LRT Jabodebek dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) memanfaatkan hak penamaan stasiun untuk meningkatkan pendapatan non-tiket. Terbaru, Stasiun LRT Dukuh Atas kini resmi menggunakan nama “Dukuh Atas BNI”.
Perubahan ini resmi diterapkan setelah PT Bank Negara Indonesia (BNI) menyetujui kontrak hak penamaan tersebut untuk tiga tahun. Hak penamaan ini melibatkan berbagai media promosi seperti papan nama, pengumuman di kereta, dan media sosial.
“Kami sedang menjajaki dengan berbagai instansi untuk hak penamaan (stasiun-red). Target utamanya adalah antara Dukuh Atas sampai Kuningan, karena (kawasan-red) itu memang seksi sekali ya,” kata Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono saat peresmian hak penamaan Stasiun LRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Menurutnya, saat ini, negosiasi hak penamaan sedang berjalan untuk dua stasiun potensial. Masing-masing yaitu Kuningan dan salah satu antara Setiabudi atau Rasuna Said.
Pendapatan dari hak penamaan kemudian digunakan untuk mengurangi beban subsidi pemerintah terhadap operasional LRT. Direktur Niaga PT KAI Hadis Surya Palapa juga menyampaikan strategi serupa diterapkan pada stasiun kereta jarak jauh.
“Kalau di (Stasiun-red) Semarang (Tawang Bank Jateng-red) itu sudah sold. Saya buka itu Rp10 miliar per tahun,” kata Hadis di tempat yang sama.
Hadis menegaskan nilai kontrak untuk setiap stasiun akan bervariasi tergantung lokasi dan jumlah penumpang. Hak penamaan diharapkan tidak hanya memberikan pemasukan tambahan tetapi juga mendukung perawatan fasilitas stasiun.
Selain itu, pemasukan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan bagi para pengguna. (raf)