Kabar Migas

Indef : Kuartal I-2025 Hilirisasi dan Lifting Gas Tumbuh Positif

JATIMPEDIA, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dalam laporan Monitoring Issue of Food, Energy and Suistainable Development mengungkapkan bahwa sektor hilirisasi dan lifting gas mengalami lonjakan dan tumbuh positif pada kuartal I 2025.

Menurut paparan Kepala Pusat Pangan, Energi dan Pembangunan Berkelanjutan Indef, Abra Talattov dalam laporan yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, menyatakan capaian lifting gas kuartal I 2025 tercatat sebesar 1.206 barrel oil per day (BOEPD) atau sekitar 120 persen dari target APBN.

“Kinerja positif pada sisi gas memberikan ruang fiskal yang lebih baik melalui PNBP,” tulis dia dalam laporannya.

Namun capaian ini perlu dijaga keberlanjutannya, termasuk dengan dukungan fiskal dan percepatan proyek strategis di sektor migas.

Baca Juga  SKK Migas : Pakai 40 Rig 616 Sumur Pengembangan Sudah Dibor

Sementara di sektor mineral dan batu bara (minerba), hilirisasi juga mengalami percepatan.

Produksi bijih nikel oleh ANTAM melonjak 221 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2025.

Kenaikan ini ditopang oleh optimalisasi kebutuhan bahan baku untuk smelter dalam negeri, sehingga menandakan bahwa proyek hilirisasi mulai menciptakan efek berganda ke sektor hulu.

Sementara itu, AMMAN dan Freeport Indonesia mulai memasuki fase operasional smelter tembaga.

Meski masih dalam masa transisi, proyek-proyek ini menandai langkah penting dalam mewujudkan kemandirian industri logam dasar nasional, yang sebelumnya sangat bergantung pada ekspor mentah.

Kebijakan hilirisasi yang diadopsi pemerintah dalam beberapa tahun terakhir kini mulai menunjukkan arah yang lebih sistematis dan berdampak langsung.

Baca Juga  Pertamina Perkuat Komitmen Transisi Energi dengan Pengembangan Biofuel dan Kredit Karbon

Laporan Indef menyoroti bahwa pemerintah menjajaki sumber nikel alternatif dari luar negeri, seperti Solomon dan New Caledonia untuk memastikan pasokan bijih ke smelter tetap aman pasca pelarangan ekspor oleh Filipina.

Perusahaan seperti INCO juga mengambil langkah strategis dengan mempercepat pemeliharaan fasilitas untuk menjaga kesinambungan operasional.(raf)