Gubernur Khofifah Minta ASN Tingkatkan Sensitifitas Terkait Geopolitik dan Geostrategis
Surabaya, JP – Gubernur Jawa Timur meminta ASN dapat meningkatkan sensitifitas atas isu-isu global. Utamanya terkait potensi dunia mengalami krisis pangan, krisis energi serta krisis keuangan yang bisa mengancam kestabilan dalam negeri. Karenanya, pemahaman terkait geopolotik dan geostrategis menjadi penting diluar kompetensi ASN yang dimiliki. Saat ini dinamika internasional sangat fluktuatif.
Hal ini, tegas , Gubernur Khofifah seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa tiga krisis tengah mengancam dunia internasional, termasuk Indonesia harus waspada. Yaitu, Krisis pangan, energi dan keuangan. Selain itu isu inflasi di berbagai negara juga patut menjadi perhatian bersama.
“Betapa sensitifitas kita semua menjadi penting untuk melihat betapa besarnya pengaruh inflasi bagi tatanan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu di luar kompetensi ASN yang diberikan, maka geopolitik dan geostrategis menjadi penting,” tutur Khofifah.
“Di sektor apapun, kepala dinas apapun, Sekda, Walikota, Gubernur, semuanya harus melakukan berbagai langkah mitigatif yang serius,” lanjutnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, ketiga krisis tersebut juga menjelma menjadi ancaman inflasi bagi perekonomian dunia. Maka dari itu, Awareness atau kesiapsiagaan dari seluruh kepala daerah dan tim nya perlu ditingkatkan.
“Jadi selain SDGs, skill yang paling dibutuhkan dan dimiliki oleh ASN kita adalah Complex problem solving dan Social skill,” tandasnya.
Melalui pematangan skill pada PKN Tk. II, Khofifah menyakini akan terbentuk karakter ASN yang bisa mendukung 5 Agenda Besar Indonesia Maju. Yaitu, Hilirisasi dan Industrialisasi SDA, Optimalisasi sumber energi bersih dan hijau, perlindungan hukum, sosial, politik dan ekonomi rakyat, UMKM Naik kelas dan pembanguna IKN.
Tujuannya tidak lain adalah demi mewujudkan Indonesia Pulih lebih cepat dan Bangkit lebih kuat. Sehingga, bukan hanya sebagai jargon, namun lebih kepada semangat dan doa atas kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
“Ini semua yang akan menjadi ruh pada pelaksanaan PKN Tk. II kali ini. Karena seluruh pengayaan di PKN ini diharapkan sudah bisa terlihat begitu kembali ke daerah maupun instansi asal masing-masing,” terangnya.
Sementara itu, mengacu data IMD World Talent Ranking 2019, pada Global Talent Ranking ASEAN, Indonesia berada pada peringkat 41. Sehingga, menurutnya dibutuhkan penguatan dan sinergitas dari seluruh kerja-kerja yang telah dilakukan birokrasi pemerintahan baik kerjasama horisontal maupun vertikal.
Selain itu, berdasarkan data yang dirilis oleh WEF terkait Global Competitiveness Index ASEAN pada tahun 2019, Indonesia berada pada ranking 50. Sedangka, dua negara tetangga terdekat yaitu Singapura dan Malaysia berada pada peringkat 1 dan 27 dunia.
Melihat hal tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan telah mengusulkan kepada LAN RI, agar pelaksanaan PKN Tk. II bisa melakukan studi banding ke negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.
“Dari PKN Tingkat II ini bisa melakukan kunjungan ke negara yang rangking global talentnya cukup tinggi. Tujuannya adalah membentuk kebersandingan serta fokus pada pembelajaran kemajuan yang dicapai oleh dua negara tersebut,” tuturnya.
Tidak hanya terkait _Global Competitivenes_ para peserta PKN Tk. II diharap bisa belajar banyak terkait _Global Innovation kedua negara yang jauh di atas Indonesia (30,1), dimana Singapura 58,7 dan Malaysia 42,7.
“Ini akan menjadi pertama kalinya, pelaksanaan Diklat PIM II melakukan studi banding ke luar negeri. Dimana, kita harus fokus, bagaimana Global Innovation Singapura dan Malaysia bisa begitu tinggi,” pesan Khofifah.
Melalui studi banding tersebut, Gubernur Khofifah berharap akan terlaksana efektivitas pelayanan pemerintahan yang lebih baik, serta Index Inovasi dan Index Competitiveness Indonesia masing-masing bisa meningkat secara signifikan.
“Ini akan menjadi pembeda antara Diklat PIM II Jawa Timur dengan wilayah lain di Indonesia. Kami berharap alumni PKN BPSDM Jawa Timur dapat memiliki skil yang lebih komprehensif,” ucapnya optimis.
Di akhir, Gubernur Khofifah mengingatkan kepada seluruh pemimpin perubahan yang menjadi peserta PKN Tingkat II Angkatan XXIV untuk bisa mengimplementasikan seluruh ilmu yang telah didapatkan selama program pelatihan.
“Selamat mengikuti pembelajaran di PKN II, semoga semua lancar dan sukses. Mari kita tingkatkan terus dedikasi, kerja keras dan loyalitas kepada masyarakat, bangsa dan negara,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN RI Dr. Basseng menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas upaya Gubernur Jatim dalam membangun sumber daya manusia sekaligus sinergitas di wilayah Jawa Timur. Menurutnya isu inflasi patut menjadi perhatian dalam pelatihan kali ini.
“Peserta PKN Tk. II ini disiapkan untuk segala bentuk perubahan. Sehingga kesiapan untuk menghadapi ancaman global seperti inflasi sangatlah dibutuhkan,” tuturnya.
“Kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Gubernur atas perhatiannya dalam membangun sumber daya manusia khususnya ASN yang lebih baik ke depannya,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, turut dilakukan Penandatanganan Prasasti sebagai tanda Peresmian UPT Sertifikasi Kompetensi di Gedung BPSDM Provinsi Jawa Timur.
Sebagai informasi, diklat PKN Tk 70 orang peserta dari dalam dan luar wilayah Jawa Timur. Jumlah tersebut terdiri atas tiga orang dari Kementerian Perhubungan, dua orang dari Provinsi Jawa Timur, satu orang dari Provinsi Kalimantan Barat dan tiga orang dari Provinsi Riau.
Sementara dari tingkat Kab/Kota, tercatat 29 orang berasal dari Kab/Kota di Jatim, dan 32 orang lainnya berasal dari luar Jawa Timur.
Selain PKN Tk. II, turut dibuka juga Diklat Dasar Fungsional Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan Tk. Ahli Th. 2022, dengan total 29 orang peserta. (raf)
*Kepala Biro Adm. Pimpinan*
Ttd
*Moh. Ali Kuncoro, S.STP*