FKH Unair Lepas 193 Mahasiswa MBKM ke-13 Wilayah Jatim
JATIMPEDIA, Surabaya – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) melepas 193 mahasiswa untuk menjalani program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa peserta MBKM akan terjun langsung ke 13 wilayah di Jawa Timur mulai Selasa (3/9/2024) mendatang.
Ketua Program MBKM FKH Unair Prof Dr Widjiati drh MSi, menyampaikan bahwa kegiatan MBKM merupakan bagian dari pembelajaran wajib bagi mahasiswa FKH semester tujuh. Mahasiswa diberikan pembekalan sebagai persiapan untuk terjun langsung ke lapangan nantinya.
“Program MBKM ini wajib diikuti seluruh mahasiswa semester tujuh, diikuti oleh 193 Mahasiswa, dan akan diterjunkan ke 13 wilayah. Dalam proses program ini akan melibatkan 28 dosen pembimbing internal FKH dan dosen eksternal yang merupakan alumni,” terang Prof Widji, di Surabaya, Kamis(29/8/2024).
Kemudian, sebagai antisipasi dan persiapan mahasiswa untuk terjun ke daerah-daerah, turut diadakan sosialisasi mengenai gempa Megathrust oleh BMKG Jawa Timur. Menurut Dekan FKH Unair Prof Dr Mirni Lamid drh MP, sosialisasi tersebut dianggap penting sebagai sikap siaga terhadap bencana.“Kami undang perwakilan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Jawa Timur untuk memberikan sosialisasi mengenai gempa Megathrust yang akhir-akhir ini ramai,” tutur Prof Mirni.
“Sosialisasi ini penting, selain sebagai kesiapsiagaan mahasiswa, nantinya adik-adik mahasiswa juga mengerti dan dapat menjawab jika ada pertanyaan mengenai gempa oleh masyarakat daerah setempat,” lanjutnya.
Penerjunan mahasiswa ke 13 daerah kali ini meliputi wilayah-wilayah selatan Jawa Timur. Perwakilan BMKG Jawa Timur, Satrio Happrobo menyampaikan bahwa gempa yang diprediksi dengan magnitudo yang cukup tinggi itu disebabkan karena adanya pergerakan lempeng bumi. “Pergerakan lempeng itu memang akan terus bergerak. Ada tumbukan lempeng dan ada zona cincin api atau ring of fire yang masih aktif, beberapa diantaranya yakni seperti di gambar yang meliputi wilayah selatan pulau Sumatera dan Jawa,” tutur Satrio.
Megathrust sendiri merupakan sebutan bagi sumber terjadinya gempa di zona subduksi lempeng. Lanjur subduksi yang memiliki kedalaman dangkal kurang dari 50 kilometer, landai, dan menukik. “Seperti deskripsinya, megathrust ini lajur subduksinya landai tapi menukik, atau disebut juga sebagai zona benioff. Zona Subduksi ini dianalogikan sebagai patahan naik yang besar, hingga disebut sebagai zona megathrust,” jelas Satrio. (ind)